Matius 16:16-17: Pengakuan Iman Petrus dan Pewahyuan dari Allah

Matius 16:16-17: Pengakuan Iman Petrus dan Pewahyuan dari Allah

Pendahuluan:

Matius 16:16-17 adalah bagian penting dalam Injil Matius yang menunjukkan pengakuan iman Petrus bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.

Matius 16:16-17 (AYT):16 Simon Petrus menjawab, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”
17 Yesus berkata kepadanya, “Diberkatilah kamu, Simon anak Yunus, sebab bukan daging dan darah yang menyatakan ini kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga.”

Ayat ini menegaskan bahwa pengakuan Yesus sebagai Mesias bukan berasal dari hikmat manusia, tetapi dari pewahyuan ilahi.

Dalam artikel ini, kita akan membahas konteks Matius 16:16-17, eksposisi berdasarkan teologi Reformed, makna teologisnya, serta aplikasinya dalam kehidupan Kristen.

Konteks Matius 16:16-17

1. Pertanyaan Yesus kepada Murid-Murid-Nya

Sebelum Petrus membuat pengakuan ini, Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya:

Matius 16:13“Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?”

Jawaban murid-murid menunjukkan bahwa banyak orang menganggap Yesus sebagai:

  • Yohanes Pembaptis yang bangkit
  • Elia atau nabi lainnya

Namun, Yesus kemudian bertanya secara langsung:

Matius 16:15“Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini?”

John Calvin dalam Commentary on Matthew menjelaskan bahwa Yesus ingin menguji iman murid-murid-Nya dan menunjukkan bahwa pengenalan sejati akan Dia datang dari Allah sendiri.

2. Latar Belakang Kota Kaisarea Filipi

Yesus dan murid-murid-Nya berada di Kaisarea Filipi, sebuah kota yang dikenal sebagai pusat penyembahan berhala dan kekaisaran Romawi.

R.C. Sproul dalam The Holiness of God menekankan bahwa pengakuan Petrus terjadi di tengah dunia yang penuh dengan penyembahan dewa-dewa palsu, menunjukkan bahwa Yesus adalah satu-satunya Allah yang benar.

Eksposisi Matius 16:16-17

1. “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Matius 16:16)

Petrus mengakui Yesus sebagai Mesias (Kristus) dan Anak Allah yang hidup.

  • “Mesias” berarti Yang Diurapi, yang mengacu pada Raja yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama.
  • “Anak Allah yang hidup” menegaskan bahwa Yesus bukan hanya manusia biasa, tetapi benar-benar berasal dari Allah.

John MacArthur dalam The MacArthur Bible Commentary menjelaskan bahwa pengakuan ini menunjukkan bahwa Petrus mengerti bahwa Yesus bukan sekadar seorang nabi, tetapi Juruselamat dunia.

Mazmur 2:7 berkata:“Anak-Ku Engkau! Pada hari ini Aku telah memperanakkan Engkau.”

2. “Diberkatilah kamu, Simon anak Yunus” (Matius 16:17a)

Yesus memberkati Petrus karena pengakuan imannya yang benar.

  • “Simon anak Yunus” menegaskan bahwa Petrus hanyalah manusia biasa yang dipilih Allah untuk menerima wahyu ini.
  • Berkat yang diberikan kepada Petrus adalah karena anugerah Allah, bukan karena usahanya sendiri.

Jonathan Edwards dalam Religious Affections menjelaskan bahwa iman sejati adalah hasil dari pekerjaan Roh Kudus, bukan dari kebijaksanaan manusia.

Efesus 2:8 berkata:“Sebab oleh kasih karunia kamu diselamatkan melalui iman, dan itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.”

3. “Sebab bukan daging dan darah yang menyatakan ini kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga.” (Matius 16:17b)

Yesus menegaskan bahwa iman sejati berasal dari pewahyuan Allah, bukan dari hikmat manusia.

  • “Bukan daging dan darah” berarti bahwa iman kepada Yesus bukan hasil pemikiran logis manusia, tetapi diberikan oleh Allah.
  • “Bapa-Ku yang di surga” menunjukkan bahwa keselamatan adalah inisiatif Allah, bukan usaha manusia.

B.B. Warfield dalam The Plan of Salvation menjelaskan bahwa keselamatan dan pengenalan akan Kristus adalah hasil dari pekerjaan supranatural Allah dalam hati manusia.

Yohanes 6:44 berkata:“Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, kecuali Bapa yang mengutus Aku menarik dia.”

Makna Teologis Matius 16:16-17

1. Pengakuan Yesus sebagai Mesias adalah Dasar Iman Kristen

Pernyataan Petrus menjadi pengakuan iman yang mendasar bagi gereja Kristen.

John Piper dalam Desiring God menegaskan bahwa iman sejati hanya ada ketika seseorang mengakui Yesus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat.

Roma 10:9 berkata:“Jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, kamu akan diselamatkan.”

2. Keselamatan Adalah Pekerjaan Allah, Bukan Usaha Manusia

Yesus menegaskan bahwa pengakuan iman sejati datang dari pewahyuan Allah, bukan dari usaha intelektual manusia.

Martin Lloyd-Jones dalam Spiritual Depression menjelaskan bahwa iman sejati bukanlah hasil dari pendidikan atau pengalaman, tetapi dari karya Roh Kudus dalam hati manusia.

2 Korintus 4:6 berkata:“Sebab Allah yang telah berfirman, ‘Dari dalam gelap akan terbit terang!’ telah membuat terang-Nya bercahaya dalam hati kita.”

Kesimpulan

Matius 16:16-17 mengajarkan bahwa pengakuan Yesus sebagai Mesias adalah dasar iman Kristen, keselamatan adalah anugerah Allah, dan pengenalan akan Kristus adalah hasil dari pewahyuan-Nya.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk:

  1. Mengakui Yesus sebagai Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Bersandar pada pewahyuan Tuhan, bukan hikmat manusia.
  3. Memberitakan Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat dunia.

Mari kita hidup dalam iman yang teguh, menyaksikan Injil, dan tetap bersandar pada anugerah Tuhan dalam segala hal!

Next Post Previous Post