Matius 6:14-15; Pengampunan sebagai Syarat Pengampunan Ilahi
Pendahuluan:
Matius 6:14-15 adalah bagian dari pengajaran Yesus dalam Khotbah di Bukit, yang menekankan bahwa pengampunan dari Allah berhubungan erat dengan kesediaan kita untuk mengampuni sesama.
"Karena jika kamu mengampuni kesalahan-kesalahan orang lain, Bapa surgawimu juga akan mengampunimu." (Matius 6:14, AYT)
"Akan tetapi, jika kamu tidak mengampuni kesalahan-kesalahan orang lain, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” (Matius 6:15, AYT)
Dalam teologi Reformed, ayat ini menegaskan keselamatan oleh anugerah, tetapi juga menunjukkan bahwa hidup dalam anugerah menghasilkan buah berupa hati yang siap mengampuni. Artikel ini akan membahas makna mendalam dari Matius 6:14-15, bagaimana ayat ini berbicara tentang hubungan antara pengampunan Allah dan pengampunan manusia, serta bagaimana para teolog Reformed menjelaskan makna teologisnya.
Eksposisi Matius 6:14-15
1. "Jika Kamu Mengampuni Kesalahan-Kesalahan Orang Lain" (Matius 6:14a)
Bagian ini menegaskan bahwa pengampunan kepada orang lain adalah bagian integral dari kehidupan Kristen.
Apa Arti "Mengampuni Kesalahan Orang Lain"?
- Dalam bahasa Yunani, kata "mengampuni" (ἀφίημι, aphēmi) berarti "melepaskan" atau "membiarkan pergi", menunjukkan tindakan aktif untuk tidak menyimpan dendam.
- Pengampunan tidak berarti mengabaikan dosa, tetapi memilih untuk tidak menuntut balas dan mempercayakan keadilan kepada Tuhan.
- Mengampuni bukan hanya sikap emosional, tetapi tindakan kehendak yang didasarkan pada kasih dan ketaatan kepada Allah.
John Calvin dalam Commentary on Matthew menulis:"Tidak ada yang lebih bertentangan dengan kasih karunia Tuhan selain hati yang tidak mau mengampuni, karena mereka yang telah menerima anugerah seharusnya menjadi alat untuk meneruskannya."
Sebagai orang percaya, kita harus melihat pengampunan bukan sebagai beban, tetapi sebagai wujud nyata dari kasih karunia yang telah kita terima dari Tuhan.
2. "Bapa Surgawimu Juga Akan Mengampunimu" (Matius 6:14b)
Bagian ini menunjukkan bahwa pengampunan dari Allah terhadap kita memiliki hubungan dengan bagaimana kita mengampuni orang lain.
Apakah Ini Berarti Keselamatan Bergantung pada Perbuatan Kita?
- Dalam teologi Reformed, keselamatan tidak diperoleh melalui perbuatan baik, tetapi oleh anugerah Allah melalui iman kepada Kristus (Efesus 2:8-9).
- Namun, pengampunan dari Allah tidak diberikan kepada hati yang menolak untuk mengampuni, karena itu menandakan bahwa orang tersebut belum benar-benar mengalami anugerah Tuhan.
- Pengampunan Allah bukanlah sesuatu yang bisa "diperoleh" melalui usaha manusia, tetapi orang yang benar-benar menerima pengampunan Tuhan akan menunjukkan bukti pertobatan dalam kehidupannya.
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menegaskan:"Jika seseorang mengaku telah menerima kasih karunia Tuhan tetapi menolak untuk mengampuni orang lain, maka ia belum memahami anugerah itu dengan benar."
Sebagai orang percaya, kita harus sadar bahwa pengampunan bukan hanya sesuatu yang kita terima dari Tuhan, tetapi juga sesuatu yang harus kita bagikan kepada orang lain.
3. "Jika Kamu Tidak Mengampuni Kesalahan-Kesalahan Orang Lain" (Matius 6:15a)
Yesus kemudian memberikan peringatan yang serius bahwa menolak mengampuni orang lain akan berakibat serius bagi hubungan kita dengan Tuhan.
Mengapa Menolak Mengampuni Sangat Berbahaya?
- Ketika seseorang menolak mengampuni, itu menunjukkan bahwa hatinya masih dikuasai oleh kebencian dan kesombongan.
- Dendam dan kebencian adalah dosa yang dapat mengeraskan hati seseorang terhadap kasih karunia Tuhan.
- Jika kita menyadari betapa besar kesalahan kita yang telah diampuni oleh Tuhan, kita seharusnya lebih mudah mengampuni orang lain.
John MacArthur dalam The Gospel According to Jesus menegaskan:"Seseorang yang menolak mengampuni menunjukkan bahwa ia belum benar-benar mengalami pengampunan Tuhan dan masih hidup dalam natur lama yang berdosa."
Sebagai orang percaya, kita harus berhati-hati agar tidak membiarkan hati kita mengeras oleh kepahitan, karena itu bisa menghambat persekutuan kita dengan Tuhan.
4. "Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu" (Matius 6:15b)
Bagian terakhir dari ayat ini adalah peringatan serius bahwa menolak mengampuni berakibat pada kehilangan pengampunan dari Tuhan.
Apakah Ini Berarti Tuhan Bisa Mencabut Keselamatan Kita?
- Teologi Reformed mengajarkan bahwa keselamatan adalah anugerah kekal yang tidak dapat dicabut (Yohanes 10:28-29).
- Namun, seseorang yang terus-menerus menolak mengampuni mungkin menunjukkan bahwa ia belum benar-benar lahir baru.
- Keselamatan sejati akan menghasilkan perubahan hati, termasuk dalam kemampuan untuk mengampuni sesama.
Jonathan Edwards dalam Religious Affections menulis:"Kasih karunia yang sejati tidak bisa hanya diterima, tetapi harus mengubah hati seseorang, menghasilkan buah yang nyata seperti pengampunan."
Sebagai orang percaya, kita harus memastikan bahwa hidup kita mencerminkan anugerah Tuhan yang telah kita terima, termasuk dalam hal mengampuni sesama.
Makna Teologis dalam Teologi Reformed
1. Pengampunan Adalah Bukti Pertobatan Sejati
- Orang yang benar-benar diselamatkan oleh anugerah Tuhan akan memiliki hati yang siap mengampuni.
- Pengampunan adalah salah satu bukti buah Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya (Galatia 5:22-23).
John Piper dalam Desiring God menulis:"Orang yang memahami kedalaman kasih Tuhan tidak akan bisa hidup tanpa mengampuni, karena anugerah yang mereka terima terlalu besar untuk disimpan sendiri."
2. Pengampunan Menggambarkan Injil
- Ketika kita mengampuni, kita mencerminkan kasih Allah yang telah mengampuni kita dalam Kristus.
- Mengampuni bukan berarti membenarkan kesalahan orang lain, tetapi memilih untuk tidak membiarkan dosa mereka mengendalikan hati kita.
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menulis:"Anugerah Allah tidak hanya membersihkan kita dari dosa, tetapi juga mengubah kita menjadi alat kasih karunia bagi orang lain."
Sebagai orang percaya, kita harus hidup dengan sikap pengampunan yang mencerminkan kasih Kristus kepada dunia.
Aplikasi dalam Kehidupan Kristen
Bagaimana kita bisa menerapkan kebenaran ini dalam kehidupan sehari-hari?
1. Mengampuni dengan Ketulusan
- Jangan hanya mengampuni dengan kata-kata, tetapi benar-benar lepaskan kepahitan dalam hati.
- Doakan orang yang menyakiti kita dan mintalah Tuhan untuk memberikan hati yang mengampuni.
2. Jangan Biarkan Kepahitan Mengendalikan Hidup Kita
- Jangan simpan dendam, karena itu hanya akan merusak hubungan kita dengan Tuhan dan sesama.
- Serahkan semua rasa sakit kepada Tuhan dan percaya bahwa Dia yang akan membalas dengan adil (Roma 12:19).
3. Ingatlah Betapa Besar Pengampunan Tuhan kepada Kita
- Setiap kali sulit mengampuni, ingatlah bahwa kita telah diampuni oleh Tuhan dari dosa yang jauh lebih besar.
- Hidup dalam kasih karunia Tuhan berarti hidup dalam sikap yang selalu siap mengampuni.
Kesimpulan
Matius 6:14-15 menegaskan bahwa pengampunan adalah bagian esensial dari kehidupan Kristen.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam pengampunan, mencerminkan kasih karunia Tuhan, dan memastikan bahwa hati kita tetap lembut terhadap sesama.