Yohanes 11:49-52: Nubuat Kayafas tentang Kematian Yesus
Pendahuluan:
Yohanes 11:49-52 adalah bagian yang sangat penting dalam Injil Yohanes, di mana Kayafas, imam besar pada tahun itu, secara tidak sadar menubuatkan kematian Yesus sebagai pengorbanan bagi umat manusia.
"Akan tetapi, seorang dari mereka yang bernama Kayafas, yang menjadi imam besar pada tahun itu, berkata kepada mereka, 'Kalian tidak tahu apa-apa, ataupun mempertimbangkan bahwa lebih baik satu orang mati untuk seluruh bangsa daripada seluruh bangsa binasa.' Dia tidak mengatakannya dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar tahun itu, dia bernubuat bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu. Dan, bukan untuk bangsa Yahudi saja, melainkan juga untuk mengumpulkan menjadi satu anak-anak Allah yang tersebar." (Yohanes 11:49-52, AYT)
Dalam teologi Reformed, ayat ini menegaskan kematian Yesus sebagai penggenapan rencana keselamatan Allah, yang tidak hanya untuk bangsa Yahudi, tetapi juga bagi orang percaya di seluruh dunia. Artikel ini akan membahas makna Yohanes 11:49-52, bagaimana peristiwa ini menggenapi rencana Allah, serta bagaimana para teolog Reformed menjelaskan makna teologisnya.
Eksposisi Yohanes 11:49-52
1. "Kayafas, yang Menjadi Imam Besar pada Tahun Itu" (Yohanes 11:49)
Bagian ini menunjukkan bahwa Kayafas memiliki otoritas religius tertinggi dalam sistem keimaman Yahudi.
Siapa Kayafas?
- Kayafas adalah Imam Besar yang menjabat dari tahun 18-36 M.
- Sebagai Imam Besar, ia bertanggung jawab atas kehidupan keagamaan bangsa Yahudi dan urusan Bait Allah.
- Ia juga memiliki pengaruh politik yang besar karena bekerja sama dengan pemerintah Romawi.
John Calvin dalam Commentary on John menulis:"Meskipun Kayafas tidak memahami maksud sejati dari perkataannya, Tuhan menggunakannya sebagai alat untuk menubuatkan karya keselamatan Kristus."
Dalam teologi Reformed, Allah sering kali menggunakan orang yang tidak percaya untuk menggenapi rencana-Nya, sebagaimana Dia menggerakkan raja-raja dan pemimpin bangsa dalam Perjanjian Lama.
2. "Lebih Baik Satu Orang Mati untuk Seluruh Bangsa" (Yohanes 11:50)
Kayafas menyarankan bahwa lebih baik Yesus mati daripada seluruh bangsa Yahudi menghadapi hukuman dari Roma.
Apa yang Dimaksud oleh Kayafas?
- Dari perspektif manusiawi, Kayafas ingin menyelamatkan bangsa Yahudi dari hukuman Romawi.
- Namun, tanpa disadarinya, ia menubuatkan kebenaran teologis bahwa Yesus memang harus mati untuk menyelamatkan banyak orang.
- Ini adalah bentuk ironi ilahi—seorang musuh Yesus justru mengucapkan kebenaran Injil tanpa ia sadari.
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menegaskan:"Tuhan dapat menggunakan bahkan mereka yang menentang-Nya untuk menggenapi rencana kekal-Nya. Ini adalah bukti dari kedaulatan-Nya atas sejarah."
Sebagai orang percaya, kita harus menyadari bahwa Allah bekerja di balik layar, bahkan melalui orang-orang yang tidak mengenal Dia.
3. "Dia Tidak Mengatakannya dari Dirinya Sendiri" (Yohanes 11:51)
Yohanes menjelaskan bahwa perkataan Kayafas bukan sekadar pemikiran manusiawi, tetapi merupakan nubuat dari Allah.
Bagaimana Kayafas Bisa Bernubuat?
- Sebagai Imam Besar, ia adalah perantara antara Allah dan umat-Nya, meskipun ia sendiri tidak benar-benar memahami kebenaran yang ia ucapkan.
- Allah sering menggunakan para pemimpin yang jahat untuk menyatakan kebenaran-Nya (misalnya, Firaun dalam Keluaran).
- Ini menunjukkan bahwa rencana keselamatan Allah tidak bisa digagalkan oleh niat jahat manusia.
Jonathan Edwards dalam The History of Redemption menulis:"Bahkan ketika para musuh Kristus merencanakan kejahatan, Tuhan menggunakannya untuk melaksanakan maksud-Nya yang penuh kasih."
Sebagai orang percaya, kita harus yakin bahwa Allah tetap berdaulat bahkan dalam situasi yang tampaknya dikuasai oleh orang-orang jahat.
4. "Yesus Akan Mati untuk Bangsa Itu" (Yohanes 11:51b-52)
Yohanes menjelaskan bahwa kematian Yesus bukan hanya untuk bangsa Yahudi, tetapi juga untuk semua orang percaya di seluruh dunia.
Apa Makna Teologis dari Pernyataan Ini?
- Yesus adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia (Yohanes 1:29).
- Pengorbanan-Nya bersifat substitusi—Dia mati menggantikan kita (Yesaya 53:5).
- Kematian Yesus bukan hanya untuk orang Yahudi, tetapi juga untuk mengumpulkan umat pilihan dari segala bangsa.
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menulis:"Kematian Kristus adalah penggenapan dari rencana keselamatan Allah, bukan hanya bagi Israel, tetapi bagi umat pilihan di seluruh dunia."
Sebagai orang percaya, kita harus bersyukur karena kita termasuk dalam umat yang ditebus oleh pengorbanan Kristus.
Makna Teologis dalam Teologi Reformed
1. Kedaulatan Allah dalam Rencana Keselamatan
- Allah menggunakan Kayafas untuk menyatakan kebenaran meskipun ia sendiri tidak menyadarinya.
- Ini membuktikan bahwa rencana keselamatan Allah tidak bisa digagalkan oleh manusia.
John MacArthur dalam Biblical Doctrine menegaskan:"Kematian Kristus bukanlah kebetulan atau kegagalan, tetapi bagian dari rencana ilahi yang telah ditetapkan sejak kekekalan."
2. Doktrin Penebusan Substitusi
- Yesus mati menggantikan orang berdosa, seperti yang ditegaskan dalam 2 Korintus 5:21.
- Kematian-Nya membawa pendamaian bagi semua yang percaya kepada-Nya.
Jonathan Edwards dalam Religious Affections menulis:"Tanpa pengorbanan Kristus, tidak ada jalan keselamatan bagi manusia. Dia adalah satu-satunya jalan bagi umat pilihan untuk kembali kepada Allah."
Sebagai orang percaya, kita harus memahami bahwa keselamatan kita sepenuhnya adalah anugerah dari Allah melalui kematian Kristus.
3. Keselamatan bagi Bangsa-Bangsa
- Nubuat ini menegaskan bahwa keselamatan bukan hanya bagi orang Yahudi, tetapi bagi semua bangsa.
- Kristus datang untuk mengumpulkan umat pilihan dari seluruh dunia.
John Piper dalam Let the Nations Be Glad! menulis:"Yesus tidak mati hanya untuk satu bangsa, tetapi untuk menebus orang-orang dari segala suku, bahasa, dan bangsa."
Sebagai orang percaya, kita harus memiliki hati yang terbuka untuk Injil diberitakan kepada segala bangsa.
Aplikasi dalam Kehidupan Kristen
Bagaimana kita bisa menerapkan kebenaran ini dalam kehidupan sehari-hari?
1. Percaya pada Kedaulatan Tuhan dalam Segala Hal
- Jangan takut ketika melihat kejahatan di dunia, karena Tuhan tetap memegang kendali.
- Percayalah bahwa Allah bekerja bahkan melalui situasi yang tampak buruk.
2. Hidup dalam Syukur atas Pengorbanan Kristus
- Sadari bahwa keselamatan adalah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada kita.
- Hidup dalam ketaatan sebagai bentuk respons atas kasih-Nya.
3. Menyebarkan Injil kepada Semua Bangsa
- Kristus mati bagi umat dari setiap suku dan bangsa, maka kita harus memberitakan Injil ke seluruh dunia.
- Dukung misi penginjilan agar semakin banyak orang mengenal kasih Kristus.
Kesimpulan
Yohanes 11:49-52 menegaskan bahwa kematian Yesus adalah penggenapan rencana keselamatan Allah, bukan hanya bagi orang Yahudi, tetapi bagi seluruh umat pilihan-Nya.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam iman kepada Kristus, bersyukur atas keselamatan yang telah diberikan, dan memberitakan Injil kepada semua bangsa.