Mazmur 121:1-2 – Sumber Pertolongan Sejati dalam Kedaulatan Allah
Pendahuluan:
Mazmur 121 adalah salah satu nyanyian ziarah (Shir HaMa'alot), yang dinyanyikan oleh umat Israel ketika mereka melakukan perjalanan ke Yerusalem untuk beribadah di Bait Allah. Dua ayat pertama mazmur ini berbunyi:"Nyanyian Ziarah. Aku mengangkat mataku ke bukit-bukit, dari mana pertolonganku datang?" (Mazmur 121:1, AYT)"Pertolonganku datang dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi." (Mazmur 121:2, AYT)
Ayat Mazmur 121:1-2 ini menggambarkan ketergantungan total kepada Allah sebagai sumber pertolongan sejati. Pemazmur menyatakan bahwa di tengah perjalanan yang sulit dan penuh bahaya, pertolongannya tidak berasal dari manusia atau kekuatan duniawi, tetapi dari Tuhan, Sang Pencipta langit dan bumi.
Dalam teologi Reformed, ayat ini meneguhkan kedaulatan Allah, providensi-Nya, dan pemeliharaan-Nya atas umat pilihan-Nya. Artikel ini akan menguraikan makna mendalam dari Mazmur 121:1-2, meninjau konteksnya, serta mengeksplorasi pandangan para pakar teologi Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, dan Charles Spurgeon mengenai perlindungan Allah yang tidak berkesudahan.
1. Konteks Mazmur 121:1-2
a. Latar Belakang Kitab Mazmur
Kitab Mazmur adalah kumpulan nyanyian dan doa yang ditulis oleh berbagai penulis, termasuk Raja Daud. Mazmur 121 termasuk dalam kelompok Nyanyian Ziarah (Mazmur 120-134), yang digunakan oleh umat Israel dalam perjalanan mereka ke Yerusalem.
Para peziarah sering menghadapi medan yang sulit, ancaman dari perampok, serta bahaya cuaca ekstrem. Dalam konteks ini, mereka menyanyikan Mazmur 121 sebagai doa dan deklarasi iman bahwa Allah akan melindungi mereka.
b. Struktur Mazmur 121
Mazmur ini memiliki struktur yang jelas:
- Mazmur 121:1-2: Sumber pertolongan yang sejati
- Mazmur 121: 3-4: Tuhan sebagai penjaga yang tidak pernah terlelap
- Mazmur 121:5-6: Tuhan sebagai pelindung yang menaungi umat-Nya
- Mazmur 121:7-8: Jaminan perlindungan Allah yang kekal
John MacArthur dalam The MacArthur Study Bible menyatakan bahwa Mazmur 121 adalah pernyataan iman kepada Allah yang berdaulat atas seluruh kehidupan manusia, dari awal hingga akhir.
2. Tafsiran Teologis Mazmur 121:1-2
a. Mengangkat Mata ke Bukit-bukit (Mazmur 121:1)
"Aku mengangkat mataku ke bukit-bukit, dari mana pertolonganku datang?"
Frasa "mengangkat mata ke bukit-bukit" memiliki beberapa kemungkinan makna:
- Mengacu pada Yerusalem – Yerusalem terletak di atas bukit, dan Bait Allah dianggap sebagai tempat kehadiran Tuhan. Peziarah mengarahkan pandangan mereka ke bukit sebagai simbol harapan akan pertolongan Tuhan.
- Mengacu pada bahaya perjalanan – Perjalanan melalui daerah berbukit berisiko tinggi karena adanya perampok dan binatang buas. Pemazmur bertanya: "Dari mana pertolonganku datang?" sebagai refleksi atas kebutuhannya akan perlindungan.
- Menolak kepercayaan pada tempat-tempat tinggi – Di zaman itu, bukit sering dikaitkan dengan penyembahan berhala (Yeremia 3:23). Pemazmur mungkin sedang menyatakan bahwa pertolongannya tidak berasal dari kekuatan duniawi atau dewa-dewa asing, tetapi hanya dari Tuhan.
John Calvin dalam komentarnya tentang Mazmur 121 menulis:"Pemazmur menunjukkan bahwa hanya dengan mengalihkan pandangan dari dunia dan mengarahkannya kepada Allah, kita dapat menemukan pertolongan sejati."
Teologi Reformed menekankan bahwa pertolongan sejati tidak datang dari manusia, kekuatan dunia, atau bahkan diri sendiri, tetapi hanya dari Allah yang berdaulat.
b. Pertolongan Datang dari Tuhan (Mazmur 121:2)"Pertolonganku datang dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi."
Jawaban atas pertanyaan di Mazmur 121:1 adalah deklarasi iman bahwa Tuhan adalah satu-satunya sumber pertolongan yang sejati.
1. Tuhan sebagai Pencipta dan Pemelihara
Pemazmur menyebut Tuhan sebagai Pencipta langit dan bumi, menegaskan bahwa Dia tidak hanya menciptakan dunia, tetapi juga terus menopang dan memeliharanya.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menulis bahwa:"Allah tidak hanya menciptakan alam semesta, tetapi juga terus memeliharanya dengan providensi-Nya. Oleh karena itu, Dia adalah satu-satunya sumber pertolongan sejati."
Pemahaman ini sejalan dengan doktrin providensi Allah, yang menyatakan bahwa Allah tidak hanya mengetahui masa depan, tetapi juga mengaturnya sesuai dengan kehendak-Nya (Efesus 1:11).
2. Ketergantungan Total kepada Allah
Mazmur 121:2 mengajarkan bahwa manusia harus sepenuhnya bergantung pada Allah.
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menulis:"Ketika kita berpaling kepada Tuhan untuk pertolongan, kita mengakui bahwa kita tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri. Ini adalah inti dari iman Kristen."
Mazmur ini mengajarkan bahwa pertolongan sejati bukan berasal dari kekuatan manusia, tetapi dari Tuhan yang berdaulat atas segala sesuatu.
3. Implikasi Teologis bagi Orang Percaya
Mazmur 121:1-2 bukan hanya sekadar doa bagi peziarah Israel, tetapi juga memiliki aplikasi yang kuat bagi kita saat ini.
a. Percaya pada Kedaulatan Allah dalam Setiap Keadaan
Dalam kehidupan, kita sering menghadapi tantangan dan ketidakpastian. Ayat ini mengingatkan kita untuk mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan, bukan kepada kekuatan dunia.
Amsal 3:5-6 berkata:"Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri."
Sebagai orang percaya, kita harus yakin bahwa Allah tetap berdaulat atas setiap aspek kehidupan kita.
b. Mengandalkan Tuhan dalam Doa
Mazmur 121 mengajarkan bahwa Allah adalah satu-satunya sumber pertolongan sejati. Oleh karena itu, kita harus datang kepada-Nya dalam doa dengan penuh kepercayaan.
Filipi 4:6 berkata:"Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur."
Charles Spurgeon dalam Morning and Evening menulis bahwa:"Doa bukan hanya sekadar meminta pertolongan, tetapi juga pengakuan bahwa kita tidak dapat berjalan sendiri tanpa Tuhan."
Mazmur ini mengingatkan kita untuk selalu berseru kepada Tuhan dalam segala keadaan.
c. Keyakinan akan Pemeliharaan Allah
Jika Tuhan adalah Pencipta dan Pemelihara, maka kita dapat yakin bahwa Dia akan menjaga kita dalam setiap aspek kehidupan.
Roma 8:28 berkata:"Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia."
John Piper dalam Future Grace menulis:"Karena Allah yang menjaga kita adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, maka tidak ada satu pun hal yang berada di luar kendali-Nya."
Keyakinan ini memberi kita kedamaian di tengah kesulitan dan keberanian dalam menghadapi tantangan hidup.
Kesimpulan
Mazmur 121:1-2 mengajarkan bahwa pertolongan sejati hanya berasal dari Tuhan, Sang Pencipta dan Pemelihara.
Dari perspektif teologi Reformed, ayat ini meneguhkan:
- Kedaulatan Allah atas segala sesuatu
- Providensi dan pemeliharaan-Nya atas umat-Nya
- Ketergantungan total orang percaya kepada Tuhan
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan, mengandalkan-Nya dalam doa, dan hidup dengan keyakinan akan pemeliharaan-Nya.