Pujilah Tuhan atas Anugerah-Nya: Mazmur 103:2-3
Pendahuluan:
Mazmur 103 adalah salah satu mazmur yang penuh dengan pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan atas kasih karunia-Nya. Dalam ayat 2-3, pemazmur menekankan bahwa kita harus selalu mengingat kebaikan Tuhan, terutama dalam pengampunan dosa dan penyembuhan penyakit.
"Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan jangan melupakan semua kebaikan-Nya;" (Mazmur 103:2, AYT)
"Yang mengampuni semua kesalahanmu, yang menyembuhkan semua penyakitmu," (Mazmur 103:3, AYT)
Dalam perspektif teologi Reformed, ayat ini menegaskan anugerah Tuhan yang melimpah dalam pengampunan dosa dan pemulihan umat-Nya. Artikel ini akan membahas makna mendalam dari Mazmur 103:2-3, bagaimana ayat ini mengajarkan tentang kasih karunia Allah, serta bagaimana para teolog Reformed menjelaskan makna teologis dari ayat ini.
Eksposisi Mazmur 103:2-3
1. "Pujilah TUHAN, Hai Jiwaku" (Mazmur 103:2a)
Pemazmur memulai dengan perintah kepada jiwanya sendiri untuk memuji Tuhan.
Mengapa Pemazmur Berbicara kepada Jiwanya Sendiri?
- Ini menunjukkan kesadaran bahwa manusia sering lupa akan kebaikan Tuhan.
- Memuji Tuhan bukan sekadar respons emosional, tetapi keputusan sadar untuk mengingat kasih karunia-Nya.
- Hati manusia cenderung melupakan Tuhan, sehingga kita perlu mengingatkan diri kita sendiri untuk tetap bersyukur.
John Calvin dalam Commentary on Psalms menulis:"Kita sering kali begitu sibuk dengan urusan duniawi sehingga kita lupa untuk bersyukur kepada Tuhan. Oleh karena itu, kita harus mengarahkan jiwa kita untuk selalu mengingat kasih setia-Nya."
Sebagai orang percaya, memuji Tuhan harus menjadi gaya hidup kita, bukan hanya saat kita merasa diberkati.
2. "Jangan Melupakan Semua Kebaikan-Nya" (Mazmur 103:2b)
Pemazmur menegaskan bahwa kita tidak boleh melupakan kebaikan Tuhan.
Mengapa Kita Cenderung Melupakan Kebaikan Tuhan?
- Kesibukan hidup sering membuat kita lupa akan anugerah Tuhan.
- Ketika menghadapi masalah, kita lebih fokus pada kesulitan daripada janji Tuhan.
- Kita sering menganggap berkat Tuhan sebagai sesuatu yang biasa, bukan anugerah yang luar biasa.
Jonathan Edwards dalam Religious Affections menulis:"Hati yang telah diperbarui oleh Roh Kudus tidak akan pernah melupakan kasih karunia Tuhan, karena ia menyadari betapa besarnya anugerah yang telah diberikan kepadanya."
Sebagai orang percaya, kita harus melatih hati kita untuk selalu mengingat kasih setia Tuhan.
3. "Yang Mengampuni Semua Kesalahanmu" (Mazmur 103:3a)
Pemazmur kemudian menyatakan bahwa Tuhan adalah Allah yang mengampuni dosa-dosa kita.
Apa Arti Pengampunan dalam Teologi Reformed?
- Pengampunan bukan berdasarkan usaha manusia, tetapi berdasarkan anugerah Allah.
- Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan bagi pengampunan dosa (Efesus 1:7).
- Tanpa pengampunan Tuhan, manusia akan tetap berada dalam kutukan dosa.
John MacArthur dalam The Gospel According to Jesus menegaskan:"Pengampunan sejati hanya ditemukan dalam Kristus, karena hanya melalui kematian dan kebangkitan-Nya dosa dapat benar-benar dihapuskan."
Sebagai orang percaya, kita harus hidup dalam kesadaran bahwa kita telah diampuni dan tidak lagi diperhamba oleh dosa.
4. "Yang Menyembuhkan Semua Penyakitmu" (Mazmur 103:3b)
Tuhan juga disebut sebagai penyembuh segala penyakit.
Apakah Ini Berarti Semua Penyakit Akan Sembuh?
- Dalam konteks Perjanjian Lama, penyembuhan sering kali terkait dengan pemulihan rohani dan fisik.
- Penyembuhan sejati adalah pemulihan dari akibat dosa, yang berpuncak pada keselamatan dalam Kristus.
- Di dunia ini, Tuhan memang dapat menyembuhkan penyakit secara fisik, tetapi penyembuhan terbesar adalah kebangkitan dan kehidupan kekal dalam Kristus.
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menulis:"Penyembuhan yang terbesar bukanlah kebebasan dari penyakit fisik, tetapi pembebasan dari dosa yang membawa maut."
Sebagai orang percaya, kita harus lebih fokus pada pemulihan rohani daripada sekadar kesembuhan fisik.
Makna Teologis dalam Teologi Reformed
1. Keselamatan adalah Anugerah, Bukan Hasil Usaha Manusia
- Pengampunan dosa hanya terjadi karena kasih karunia Allah, bukan karena usaha manusia (Efesus 2:8-9).
- Kita tidak bisa memperoleh pengampunan dengan usaha kita sendiri, tetapi hanya melalui Kristus.
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menulis:"Keselamatan adalah karya Allah dari awal hingga akhir. Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk memperolehnya, karena itu adalah anugerah yang diberikan oleh kasih-Nya."
2. Tuhan Adalah Sumber Penyembuhan yang Sejati
- Penyembuhan sejati bukan hanya tentang kesembuhan fisik, tetapi juga pemulihan hubungan kita dengan Tuhan.
- Dosa adalah penyakit yang paling berbahaya, dan hanya Kristus yang dapat menyembuhkannya.
John Piper dalam Desiring God menulis:"Tuhan mungkin tidak selalu menyembuhkan penyakit fisik kita, tetapi Dia telah memberikan penyembuhan terbesar, yaitu kehidupan kekal bersama-Nya."
3. Orang Percaya Harus Hidup dalam Pujian dan Syukur
- Kita harus terus mengingat kebaikan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita.
- Ketika kita mengingat kasih setia Tuhan, iman kita akan semakin dikuatkan.
Jonathan Edwards dalam Charity and Its Fruits menulis:"Pujian kepada Tuhan adalah bukti dari hati yang benar-benar diperbarui oleh kasih karunia-Nya."
Aplikasi dalam Kehidupan Kristen
Bagaimana kita bisa menerapkan kebenaran ini dalam kehidupan sehari-hari?
1. Hidup dengan Kesadaran akan Anugerah Tuhan
- Jangan pernah melupakan kebaikan Tuhan dalam hidup kita.
- Selalu bersyukur atas setiap hal, baik besar maupun kecil.
2. Mengandalkan Tuhan dalam Setiap Pergumulan
- Ketika kita berdosa, segera datang kepada Tuhan untuk menerima pengampunan-Nya.
- Jangan mencari penyembuhan di tempat lain selain kepada Tuhan.
3. Menjalani Hidup yang Penuh dengan Pujian
- Pujilah Tuhan setiap hari, bukan hanya saat kita merasa diberkati.
- Jadikan hidup kita sebagai kesaksian tentang kasih dan kesetiaan Tuhan.
Kesimpulan
Mazmur 103:2-3 adalah pengingat bagi kita untuk selalu memuji Tuhan dan tidak melupakan kasih karunia-Nya.
Dari perspektif teologi Reformed, kita belajar bahwa:
- Pengampunan dosa adalah anugerah Tuhan, bukan hasil usaha manusia.
- Penyembuhan sejati bukan hanya bersifat fisik, tetapi juga rohani.
- Orang percaya harus selalu hidup dalam pujian dan syukur kepada Tuhan.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kesadaran akan kasih karunia Tuhan, selalu mengingat kebaikan-Nya, dan memuji Dia dalam segala keadaan.