Bagaimana Orang Percaya Harus Menanggapi Dosa?
Pendahuluan:
Dosa adalah realitas yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan manusia. Sejak kejatuhan Adam dan Hawa, dosa telah menjadi bagian dari keberadaan manusia dan membawa dampak besar bagi hubungan manusia dengan Allah. Pertanyaan yang sering muncul adalah: Apakah dosa dapat menghilangkan kebaikan dan anugerah Allah?
Dalam teologi Reformed, pertanyaan ini dijawab dengan mempertimbangkan sifat Allah, natur dosa, dan bagaimana Allah bekerja dalam keselamatan dan pemeliharaan umat-Nya. Para teolog seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul telah banyak membahas topik ini, menegaskan bahwa meskipun dosa memiliki konsekuensi serius, kebaikan dan anugerah Allah tetap ada dan tidak dapat dihapuskan oleh dosa manusia.
Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana dosa mempengaruhi manusia, bagaimana anugerah Allah tetap bekerja di tengah dosa, serta bagaimana pemahaman ini dapat mempengaruhi hidup kita sebagai orang percaya.
1. Memahami Dosa dalam Teologi Reformed
a. Natur Dosa: Pemberontakan terhadap Allah
Dosa bukan hanya sekadar perbuatan buruk, tetapi lebih dalam lagi, dosa adalah pemberontakan terhadap Allah. 1 Yohanes 3:4 menyatakan, “Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.”
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa dosa adalah pelanggaran terhadap kedaulatan dan kekudusan Allah. Dosa bukan hanya sesuatu yang kita lakukan, tetapi sesuatu yang telah merusak seluruh natur manusia (Total Depravity).
b. Konsekuensi Dosa bagi Manusia
Roma 6:23 menyatakan, “Sebab upah dosa ialah maut.” Ini berarti bahwa dosa membawa akibat serius:
- Kematian Rohani – Hubungan manusia dengan Allah terputus.
- Kehancuran Moral – Dosa merusak karakter dan keinginan manusia.
- Kerusakan Dunia – Alam semesta juga terkena dampak dosa (Roma 8:20-22).
Herman Bavinck menjelaskan bahwa akibat dosa, manusia tidak dapat mencari Allah dengan kekuatan sendiri. Kejatuhan dalam dosa bukan hanya membuat manusia rusak, tetapi juga membuat mereka tidak mampu mendekati Allah tanpa anugerah-Nya.
2. Apakah Dosa Menghilangkan Kebaikan Allah?
a. Kebaikan Allah Bersifat Kekal
Mazmur 100:5 berkata, “Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.” Ini menunjukkan bahwa kebaikan Allah tidak tergantung pada manusia, tetapi merupakan bagian dari sifat-Nya yang kekal.
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menegaskan bahwa kebaikan Allah adalah atribut-Nya yang tidak berubah. Dosa manusia tidak bisa menghapus atau mengurangi kebaikan Allah, karena Allah tetap baik terlepas dari keadaan dunia.
b. Kebaikan Umum Allah dalam Dunia yang Berdosa
Meskipun dunia telah jatuh dalam dosa, Allah tetap menunjukkan kebaikan-Nya kepada semua manusia melalui apa yang disebut sebagai anugerah umum (common grace). Matius 5:45 berkata, “Karena Ia menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.”
R.C. Sproul menjelaskan bahwa anugerah umum Allah memungkinkan manusia untuk tetap menikmati berkat seperti kehidupan, kecerdasan, dan keindahan alam, meskipun mereka hidup dalam dosa. Ini menunjukkan bahwa dosa tidak dapat sepenuhnya menghapus kebaikan Allah dari dunia.
3. Apakah Dosa Menghilangkan Anugerah Allah?
a. Anugerah Umum vs. Anugerah Khusus
Teologi Reformed membedakan antara anugerah umum dan anugerah khusus (special grace).
- Anugerah umum adalah berkat yang diberikan kepada semua manusia, baik orang percaya maupun tidak percaya.
- Anugerah khusus adalah kasih karunia yang membawa keselamatan dan diberikan kepada umat pilihan Allah.
Efesus 2:8-9 berkata, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.”
Herman Bavinck menekankan bahwa anugerah khusus Allah tidak dapat dihilangkan oleh dosa, karena keselamatan adalah karya Allah sepenuhnya dan tidak tergantung pada usaha manusia.
b. Dosa Tidak Bisa Menghapus Keselamatan Umat Pilihan
Dalam doktrin Perseverance of the Saints (Ketekunan Orang Kudus), teologi Reformed mengajarkan bahwa mereka yang telah diselamatkan oleh anugerah Allah tidak akan terhilang. Yohanes 10:28 berkata, “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.”
John Calvin menegaskan bahwa anugerah Allah dalam keselamatan tidak bisa dibatalkan oleh dosa. Jika seseorang benar-benar telah diselamatkan, Allah akan memastikan mereka tetap dalam iman sampai akhir.
c. Disiplin Ilahi sebagai Bukti Anugerah yang Tetap Ada
Ketika orang percaya jatuh dalam dosa, mereka mungkin mengalami disiplin dari Allah, tetapi ini bukan berarti mereka kehilangan anugerah-Nya. Ibrani 12:6 berkata, “Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.”
R.C. Sproul menegaskan bahwa disiplin ilahi adalah tanda kasih Allah. Jika seseorang benar-benar milik Kristus, Allah akan bekerja untuk membawa mereka kembali ke jalan yang benar melalui disiplin-Nya, bukan membiarkan mereka terhilang.
4. Bagaimana Orang Percaya Harus Menanggapi Dosa?
a. Bertobat dan Mengandalkan Anugerah Allah
1 Yohanes 1:9 berkata, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”
Pengampunan selalu tersedia bagi mereka yang bertobat dengan tulus. Dalam teologi Reformed, pertobatan tidak hanya tentang menyesali dosa, tetapi juga tentang berpaling kepada Allah dan mengandalkan anugerah-Nya untuk hidup dalam ketaatan.
b. Berjuang Melawan Dosa dengan Kuasa Roh Kudus
Roma 8:13 berkata, “Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.”
Louis Berkhof menekankan bahwa pengudusan adalah proses seumur hidup yang membutuhkan ketergantungan kepada Roh Kudus. Orang percaya harus terus berjuang melawan dosa, bukan dalam kekuatan sendiri, tetapi dengan kuasa Allah.
c. Menghidupi Identitas sebagai Anak-Anak Allah
Galatia 2:20 berkata, “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”
Baca Juga: Dapatkah Manusia Beriman Tanpa Anugerah Allah?
Orang percaya harus hidup dengan kesadaran bahwa mereka adalah anak-anak Allah yang telah ditebus, dan hidup mereka harus mencerminkan anugerah yang telah mereka terima.
Kesimpulan
Dosa adalah realitas yang serius, tetapi tidak bisa menghilangkan kebaikan dan anugerah Allah. Kebaikan Allah tetap ada karena itu adalah sifat-Nya yang kekal, dan anugerah-Nya tetap bekerja dalam dunia, baik dalam bentuk anugerah umum maupun anugerah khusus.
Bagi mereka yang telah diselamatkan, dosa tidak akan membatalkan keselamatan mereka, tetapi dapat membawa disiplin dari Allah untuk membawa mereka kembali kepada-Nya. Oleh karena itu, orang percaya harus terus bertobat, hidup dalam kebenaran, dan mengandalkan Roh Kudus dalam perjuangan melawan dosa.
Pemahaman ini memberikan penghiburan dan dorongan bagi setiap orang Kristen bahwa meskipun mereka jatuh dalam dosa, kasih dan anugerah Allah tetap tersedia bagi mereka. Soli Deo Gloria!