Serigala Bukan Satu-Satunya Alternatif bagi Domba

Serigala Bukan Satu-Satunya Alternatif bagi Domba

Pendahuluan:

Dalam Alkitab, gambaran domba dan serigala sering digunakan untuk mengilustrasikan hubungan antara umat Allah dan musuh-musuh iman. Yesus sendiri memperingatkan dalam Matius 7:15:"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas." (AYT)

Di dunia ini, ada kecenderungan untuk melihat segala sesuatu dalam dua kategori ekstrem: domba yang lembut atau serigala yang buas. Namun, apakah itu satu-satunya pilihan yang ada bagi orang Kristen? Haruskah kita memilih antara menjadi domba yang rentan atau serigala yang kejam?

Dalam perspektif teologi Reformed, kehidupan Kristen tidak selalu terjebak dalam dikotomi ini. Ada banyak cara untuk hidup dengan kesetiaan kepada Tuhan tanpa harus menjadi mangsa atau pemangsa. Artikel ini akan membahas konsep ini berdasarkan pemikiran para teolog Reformed seperti John Calvin, Jonathan Edwards, Charles Spurgeon, R.C. Sproul, dan John Piper, serta bagaimana kita bisa menavigasi dunia ini dengan hikmat, keberanian, dan kasih yang berakar dalam Injil.

1. Gambaran Domba dalam Alkitab: Simbol Kelemahan atau Ketergantungan?

A. Domba dalam Narasi Alkitab

Domba sering disebut dalam Alkitab sebagai simbol kelembutan, kepolosan, dan ketergantungan pada gembala. Mazmur 23:1 berkata:"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku."

Domba bukan sekadar makhluk yang lemah, tetapi juga gambaran umat Allah yang bergantung sepenuhnya kepada Gembala Agung, Yesus Kristus.

John Calvin menulis dalam Institutes of the Christian Religion:"Ketika kita disebut sebagai domba, itu bukan untuk menunjukkan kelemahan kita semata, tetapi untuk mengingatkan bahwa tanpa Allah, kita tidak dapat bertahan."

B. Yesus sebagai Domba Allah

Yesus sendiri disebut sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia (Yohanes 1:29). Ini menunjukkan bahwa menjadi domba bukanlah kelemahan, tetapi sebuah panggilan untuk hidup dalam ketergantungan pada Allah.

Charles Spurgeon menekankan bahwa:"Domba bukanlah simbol kelemahan mutlak, tetapi simbol dari iman yang bergantung penuh kepada Sang Gembala."

Jika Yesus sendiri memilih menjadi "Anak Domba Allah", maka jelas bahwa konsep "domba" bukan sekadar tentang kelemahan, tetapi tentang kehidupan yang penuh dengan ketergantungan kepada Tuhan.

2. Serigala dalam Alkitab: Simbol Kejahatan dan Penyesatan

A. Serigala sebagai Gambaran Penyesat

Alkitab menggambarkan serigala sebagai makhluk yang menipu dan memangsa domba. Yesus memperingatkan dalam Matius 10:16:"Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala. Sebab itu, hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati."

Di sini, Yesus tidak menyuruh kita menjadi serigala agar bisa bertahan, tetapi mengajarkan hikmat dan ketulusan sebagai strategi untuk menghadapi kejahatan dunia ini.

R.C. Sproul menekankan bahwa:"Orang Kristen tidak dipanggil untuk menjadi serigala, tetapi untuk memiliki hikmat dan keberanian dalam menghadapi mereka."

B. Dunia yang Mengagungkan Serigala

Di dunia sekuler, kekuatan, ambisi, dan dominasi sering dipuja sebagai nilai utama. Banyak orang merasa bahwa untuk bertahan dalam dunia ini, mereka harus menjadi "serigala"—tanpa belas kasihan, hanya peduli pada kepentingan diri sendiri.

Jonathan Edwards mengingatkan bahwa:"Dunia ini akan selalu berusaha mendorong kita untuk menjadi seperti serigala, tetapi Tuhan memanggil kita untuk hidup dalam kasih dan kebenaran."

Ini berarti bahwa jalan Kristen bukanlah tentang memilih antara menjadi domba yang lemah atau serigala yang ganas, tetapi tentang menemukan identitas kita dalam Kristus.

3. Alternatif Lain: Hidup sebagai Singa, Ular, dan Merpati dalam Kristus

Jika menjadi domba bukan berarti lemah, dan menjadi serigala bukan pilihan yang benar, lalu apa alternatifnya?

A. Menjadi Singa dalam Keberanian

Alkitab juga menggambarkan Yesus sebagai Singa dari Suku Yehuda (Wahyu 5:5).

Charles Spurgeon berkata:"Yesus adalah Domba yang lembut, tetapi juga Singa yang berani. Kita dipanggil untuk meneladani keduanya."

Orang Kristen tidak dipanggil untuk menjadi lemah, tetapi untuk memiliki keberanian yang berasal dari iman yang teguh kepada Allah. Keberanian bukan berarti kekejaman, tetapi keyakinan untuk berdiri dalam kebenaran.

B. Cerdik seperti Ular, tetapi Tulus seperti Merpati

Yesus dalam Matius 10:16 memberi alternatif lain selain domba dan serigala: ular dan merpati.

  • Ular melambangkan hikmat dan kecerdikan, yaitu kemampuan untuk bertindak dengan bijak di tengah dunia yang jahat.
  • Merpati melambangkan ketulusan dan kemurnian hati, yaitu tetap berpegang pada kebenaran meskipun di tengah tekanan dunia.

John Piper berkata:"Kita tidak dipanggil untuk menjadi domba yang naif atau serigala yang kejam, tetapi untuk hidup dalam kombinasi hikmat dan kasih." 

Ini berarti bahwa kita harus tahu kapan harus berbicara, kapan harus diam, kapan harus bertindak dengan cerdik, dan kapan harus menunjukkan belas kasihan.

4. Membangun Karakter Kristen yang Seimbang

Jika kita ingin hidup sebagai orang Kristen yang setia di dunia ini, kita harus mengembangkan keseimbangan antara kelembutan domba, keberanian singa, kecerdikan ular, dan ketulusan merpati.

A. Menjadi Rendah Hati seperti Domba

  • Tetap bergantung pada Tuhan dalam segala hal.
  • Hidup dalam ketergantungan kepada kasih karunia-Nya.

B. Menjadi Berani seperti Singa

  • Tidak takut untuk berdiri dalam kebenaran meskipun dunia menolak.
  • Berani membela iman dan Injil dalam segala situasi.

C. Menjadi Cerdik seperti Ular

  • Memahami bagaimana cara menghadapi dunia yang penuh tipu daya.
  • Bertindak dengan hikmat dalam setiap keputusan.

D. Menjadi Tulus seperti Merpati

  • Menjalani hidup dengan hati yang murni dan tidak berniat jahat.
  • Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi dengan kasih.

Kesimpulan: Hidup sebagai Domba, tetapi dengan Karakter yang Penuh Hikmat

Dunia ingin memaksa kita untuk memilih antara dua ekstrem: menjadi domba yang lemah atau serigala yang kejam. Namun, Alkitab memberikan alternatif yang lebih baik: menjadi domba yang bergantung pada Gembala, tetapi juga berani seperti singa, cerdik seperti ular, dan tulus seperti merpati.

Jadi, bagaimana kita akan hidup?

  • Apakah kita akan membiarkan dunia membentuk kita menjadi serigala yang tanpa belas kasihan?
  • Ataukah kita akan hidup sebagai domba yang tunduk kepada Kristus tetapi tetap memiliki keberanian dan hikmat dalam menghadapi dunia?

Pilihan ada di tangan kita, tetapi satu hal pasti: serigala bukan satu-satunya alternatif bagi domba. Kita dipanggil untuk hidup dalam keseimbangan antara iman, kasih, hikmat, dan keberanian, semuanya dalam kepemimpinan Yesus Kristus, Gembala Agung kita.

“Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala. Sebab itu, hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.” (Matius 10:16)

Next Post Previous Post