1 Yohanes 4:17: Kasih yang Sempurna dan Keyakinan dalam Penghakiman

1 Yohanes 4:17: Kasih yang Sempurna dan Keyakinan dalam Penghakiman

Pendahuluan

Salah satu pertanyaan yang sering muncul dalam kehidupan Kristen adalah bagaimana kita bisa yakin akan keselamatan kita di hadapan Allah? Dalam 1 Yohanes 4:17, Rasul Yohanes menjelaskan bahwa kasih yang sempurna memberikan keyakinan pada Hari Penghakiman:

“Dengan ini, kasih disempurnakan dengan kita supaya kita dapat memiliki keyakinan diri pada Hari Penghakiman karena sama seperti Dia, begitu juga kita di dunia ini.” (1 Yohanes 4:17, AYT)

Ayat ini berbicara tentang kesempurnaan kasih Allah dalam diri orang percaya, yang menghasilkan keyakinan dalam menghadapi penghakiman Allah. Dalam teologi Reformed, ayat ini memiliki makna mendalam yang berkaitan dengan doktrin keselamatan, pengudusan (sanctification), dan keyakinan dalam Kristus.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi eksposisi 1 Yohanes 4:17 berdasarkan pemahaman beberapa teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Charles Hodge, dan R.C. Sproul. Kita juga akan melihat bagaimana ayat ini mengajarkan kepastian keselamatan dan bagaimana kasih Allah bekerja dalam kehidupan orang percaya.

I. Konteks 1 Yohanes 4:17

1. Konteks Historis dan Sasaran Surat

Surat 1 Yohanes ditulis untuk memberikan kepastian kepada orang percaya bahwa mereka memiliki kehidupan kekal di dalam Kristus (1 Yohanes 5:13). Rasul Yohanes menekankan bahwa kasih dan iman sejati adalah bukti dari hubungan yang nyata dengan Allah.

Dalam pasal 4, Yohanes membahas tentang sifat kasih Allah, yang dinyatakan dalam pengorbanan Kristus (1 Yohanes 4:9-10) dan diwujudkan dalam hidup orang percaya (1 Yohanes 4:11-12). Ayat 17 adalah klimaks dari pembahasan ini, di mana kasih yang sempurna menghasilkan keyakinan dalam penghakiman.

2. Konteks Teologis

Dalam teologi Reformed, keselamatan mencakup tiga aspek utama:

  1. Pembenaran (Justification) – Dibenarkan di hadapan Allah melalui iman kepada Kristus.

  2. Pengudusan (Sanctification) – Proses pertumbuhan dalam kekudusan.

  3. Pemuliaan (Glorification) – Kesempurnaan akhir dalam kekekalan.

1 Yohanes 4:17 menunjukkan bahwa orang percaya yang hidup dalam kasih Allah memiliki keyakinan dalam menghadapi Hari Penghakiman, karena kasih yang sempurna telah bekerja dalam hidup mereka.

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa keyakinan dalam keselamatan bukan berasal dari usaha manusia, tetapi dari karya kasih Allah dalam Kristus.

II. Eksposisi 1 Yohanes 4:17 dalam Teologi Reformed

1. “Dengan ini, kasih disempurnakan dengan kita”

a. Kasih yang Sempurna Bukan dari Manusia, tetapi dari Allah

Frasa “kasih disempurnakan” menunjukkan bahwa kasih Allah bukan hanya sesuatu yang pasif, tetapi sesuatu yang berkembang dan bekerja dalam kehidupan orang percaya.

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa kasih Allah mencapai kesempurnaannya ketika umat-Nya hidup dalam iman dan ketaatan kepada-Nya. Ini berarti:

  • Kasih bukan hanya perasaan, tetapi tindakan nyata dalam kehidupan Kristen.

  • Kasih yang sejati berasal dari Allah dan diwujudkan dalam hubungan dengan sesama.

Kasih yang sempurna tidak berarti bahwa orang percaya mencapai kesempurnaan moral di dunia ini, tetapi bahwa kasih Allah bekerja dalam mereka dengan semakin sempurna.

b. Kasih yang Menumbuhkan Keberanian

John Calvin menekankan bahwa kesempurnaan kasih ditunjukkan dalam keberanian dan keyakinan menghadapi Allah. Kasih yang sejati menghilangkan ketakutan akan hukuman, karena orang percaya tahu bahwa mereka telah ditebus oleh Kristus.

Dalam Roma 8:1, Paulus berkata:

“Jadi sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.”

Artinya, orang yang benar-benar berada dalam kasih Allah tidak perlu takut akan penghakiman, karena mereka sudah diselamatkan oleh anugerah-Nya.

2. “Supaya kita dapat memiliki keyakinan diri pada Hari Penghakiman”

a. Hari Penghakiman dalam Perspektif Kristen

Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa akan ada Hari Penghakiman, di mana setiap manusia harus memberi pertanggungjawaban atas hidupnya.

Dalam Wahyu 20:11-15, kita membaca bahwa orang yang namanya tidak tertulis dalam Kitab Kehidupan akan mengalami penghakiman kekal. Namun, bagi orang percaya, Hari Penghakiman bukanlah hari ketakutan, melainkan hari kemenangan.

Charles Hodge dalam Systematic Theology menegaskan bahwa orang percaya dapat memiliki keyakinan dalam penghakiman karena mereka telah dibenarkan dalam Kristus.

b. Keyakinan dalam Kristus, Bukan dalam Diri Sendiri

R.C. Sproul dalam Saved by Grace menekankan bahwa keyakinan dalam penghakiman bukan berdasarkan perbuatan baik kita, tetapi karena kita telah diliputi oleh kasih dan kebenaran Kristus.

Dalam 2 Korintus 5:21, Paulus berkata:

“Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita menjadi kebenaran Allah.”

Ini berarti bahwa kita bisa yakin pada Hari Penghakiman karena kita telah mengenakan kebenaran Kristus, bukan karena kebaikan kita sendiri.

3. “Karena sama seperti Dia, begitu juga kita di dunia ini”

a. Orang Percaya Dipanggil untuk Menjadi Seperti Kristus

Frasa “sama seperti Dia” menunjukkan bahwa orang percaya dipanggil untuk hidup seperti Kristus di dunia ini. Ini berkaitan dengan doktrin pengudusan (sanctification), di mana orang percaya semakin menyerupai Kristus dalam hidup mereka.

Dalam Roma 8:29, Paulus berkata:

“Sebab mereka yang telah dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya.”

Herman Bavinck menekankan bahwa keserupaan dengan Kristus adalah tanda dari orang yang benar-benar hidup dalam kasih Allah.

b. Kasih yang Menghasilkan Kehidupan yang Benar

John Calvin menekankan bahwa keserupaan dengan Kristus bukan hanya soal moralitas, tetapi juga soal keyakinan dalam Allah. Jika kita benar-benar hidup dalam kasih Allah, kita akan memiliki:

  • Kehidupan yang mencerminkan kasih dan kebenaran.

  • Keberanian menghadapi dunia, karena kita hidup dalam kebenaran Injil.

Dengan demikian, orang percaya dapat hidup dengan penuh keyakinan, bukan karena diri mereka sendiri, tetapi karena kasih Allah yang bekerja dalam mereka.

III. Aplikasi Teologis dalam Kehidupan Kristen

1. Hidup dalam Keyakinan dan Bukan Ketakutan

1 Yohanes 4:17 mengajarkan bahwa orang percaya tidak perlu takut akan Hari Penghakiman. Jika kita berada dalam Kristus, kita bisa memiliki kepastian keselamatan.

Dalam Filipi 1:6, Paulus berkata:

“Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, bahwa Ia yang telah memulai pekerjaan baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.”

Artinya, keselamatan kita dijaga oleh Allah sendiri, bukan oleh usaha kita.

2. Mengasihi Seperti Kristus

Karena kita telah menerima kasih yang sempurna dari Allah, kita juga dipanggil untuk mengasihi orang lain dengan kasih yang sama.

Yesus berkata dalam Yohanes 13:34:

“Aku memberikan perintah baru kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi.”

Kasih sejati adalah bukti bahwa kita benar-benar telah hidup dalam Kristus.

3. Berani Bersaksi tentang Injil

Karena kita memiliki keyakinan dalam kasih Allah, kita juga harus berani bersaksi tentang Injil kepada dunia. Kita tidak boleh malu atau takut, tetapi harus hidup sebagai terang bagi dunia.

Kesimpulan

1 Yohanes 4:17 mengajarkan bahwa kasih Allah yang sempurna memberikan keyakinan kepada orang percaya dalam menghadapi Hari Penghakiman. Dari perspektif teologi Reformed, kita dapat menarik beberapa pelajaran penting:

  1. Keselamatan dan keyakinan kita berasal dari kasih Allah, bukan usaha kita sendiri.

  2. Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam kasih dan menyerupai Kristus.

  3. Hari Penghakiman bukanlah hari ketakutan bagi orang percaya, tetapi hari kemenangan dalam Kristus.

Kiranya kita semakin hidup dalam kasih Allah dan yakin akan keselamatan kita dalam Kristus.

Next Post Previous Post