Allah Dimuliakan dalam Salib Kristus
Pendahuluan
Salib Kristus adalah pusat dari iman Kristen. Dalam peristiwa penyaliban, Allah tidak hanya menyatakan kasih-Nya kepada dunia, tetapi juga keadilan, kemurahan, dan kemuliaan-Nya yang tak terselami. Bagi banyak teolog Reformed, salib bukan hanya alat penebusan, tetapi juga wahyu tertinggi dari kemuliaan Allah. Dalam artikel ini, kita akan menggali bagaimana Allah dimuliakan dalam salib Kristus berdasarkan pemikiran beberapa tokoh teologi Reformed seperti John Calvin, Jonathan Edwards, John Owen, R.C. Sproul, dan John Piper.
1. Kemuliaan Allah dalam Keadilan-Nya
John Calvin: Salib sebagai Manifestasi Keadilan dan Kasih Allah
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa salib adalah tempat di mana kasih dan keadilan Allah bertemu. Allah yang kudus tidak bisa mengabaikan dosa, tetapi dalam kasih-Nya, Dia menyediakan jalan keselamatan melalui pengorbanan Kristus.
Menurut Calvin, manusia berada di bawah murka Allah karena dosa. Namun, melalui salib Kristus, Allah menunjukkan keadilan-Nya dengan menghukum dosa sekaligus menunjukkan kasih-Nya dengan memberikan keselamatan kepada umat pilihan. Dalam konsep ini, salib bukan sekadar alat penebusan, tetapi juga wahyu dari keadilan ilahi yang sempurna.
Calvin menulis:
"Kita tidak bisa memahami betapa besar kasih Allah sampai kita menyadari betapa seriusnya dosa kita dan betapa adilnya Allah dalam menuntut hukuman bagi dosa itu."
Salib memuliakan Allah karena di dalamnya, keadilan Allah tidak dikompromikan, tetapi ditegakkan dengan sempurna. Ini adalah salah satu alasan mengapa teologi Reformed begitu menekankan substitusi penal—doktrin bahwa Kristus menanggung hukuman kita agar kita dibenarkan di hadapan Allah.
2. Kemuliaan Allah dalam Kebijaksanaan dan Rencana Penebusan-Nya
Jonathan Edwards: Salib sebagai Ekspresi Kebijaksanaan Ilahi
Jonathan Edwards melihat salib sebagai puncak dari kebijaksanaan Allah yang tak terselami. Dalam khotbahnya God Glorified in Man’s Dependence, ia menjelaskan bahwa dalam salib, Allah menunjukkan hikmat-Nya yang sempurna.
Allah tidak hanya menyatakan keadilan dan kasih-Nya, tetapi juga menyusun rencana yang melampaui kebijaksanaan manusia. Edwards menekankan bahwa melalui salib, Allah mengalahkan dosa dan Iblis dengan cara yang sama sekali tidak terduga—bukan dengan kuasa militer atau kekuatan duniawi, tetapi dengan penderitaan dan kematian.
Edwards menulis:
"Allah dalam hikmat-Nya yang tak terbatas telah menetapkan cara di mana kemuliaan-Nya akan dinyatakan melalui penebusan manusia, yaitu dengan memberikan Anak-Nya yang tunggal sebagai pengganti orang berdosa."
Melalui salib, Allah memuliakan diri-Nya dengan menunjukkan bahwa kebijaksanaan-Nya jauh melampaui pemikiran manusia. Ini adalah paradoks ilahi—kematian yang tampak seperti kekalahan justru adalah kemenangan terbesar.
3. Kemuliaan Allah dalam Pengudusan dan Pemulihan Umat-Nya
John Owen: Salib sebagai Sarana Pembebasan dari Kuasa Dosa
John Owen, dalam bukunya The Death of Death in the Death of Christ, menegaskan bahwa salib Kristus bukan hanya tentang pengampunan dosa, tetapi juga tentang kemenangan atas kuasa dosa. Owen percaya bahwa kemuliaan Allah dinyatakan dalam fakta bahwa melalui kematian Kristus, orang percaya tidak hanya dibenarkan tetapi juga dikuduskan dan dipulihkan dalam gambar Allah.
Owen menulis:
"Kristus tidak hanya mati untuk membebaskan kita dari hukuman dosa, tetapi juga untuk menghancurkan kuasa dosa dalam hidup kita sehingga kita dapat hidup bagi kemuliaan Allah."
Di dalam salib, Allah dimuliakan karena Dia tidak hanya menyelamatkan umat-Nya dari hukuman kekal, tetapi juga mengubah mereka menjadi serupa dengan Kristus. Pengudusan ini adalah bagian dari kemuliaan Allah yang dinyatakan dalam karya penebusan.
4. Kemuliaan Allah dalam Kedaulatan-Nya atas Keselamatan
R.C. Sproul: Salib dan Doktrin Anugerah yang Berdaulat
R.C. Sproul sangat menekankan bahwa Allah dimuliakan dalam salib karena di dalamnya kedaulatan-Nya atas keselamatan manusia dinyatakan dengan jelas. Dalam teologi Reformed, keselamatan bukanlah hasil dari usaha manusia, tetapi sepenuhnya berdasarkan anugerah Allah.
Sproul menulis dalam Chosen by God:
"Jika keselamatan adalah karya manusia, maka manusia akan mendapat kemuliaan. Tetapi karena keselamatan adalah sepenuhnya anugerah Allah, hanya Dialah yang dimuliakan."
Salib Kristus menunjukkan bahwa manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Ini adalah bukti bahwa Allah yang berinisiatif, memilih, dan menyelamatkan umat-Nya sesuai dengan kehendak-Nya yang berdaulat. Dalam pandangan ini, salib bukan sekadar tindakan kasih, tetapi juga deklarasi otoritas mutlak Allah atas ciptaan-Nya.
5. Kemuliaan Allah dalam Sukacita dan Penyembahan Orang Percaya
John Piper: Salib sebagai Sumber Sukacita yang Paling Besar
John Piper dalam God is the Gospel menekankan bahwa kemuliaan Allah dalam salib dinyatakan melalui sukacita dan penyembahan umat-Nya. Menurut Piper, tujuan utama Injil bukan hanya menyelamatkan manusia dari neraka, tetapi membawa manusia kepada sukacita tertinggi di dalam Allah.
Piper menulis:
"Jika kita menginginkan keselamatan hanya karena kita ingin menghindari neraka, kita belum memahami Injil sepenuhnya. Injil adalah tentang mendapatkan Allah, menikmati Dia, dan menemukan kepuasan penuh di dalam-Nya."
Salib bukan hanya tentang keselamatan dari dosa, tetapi juga tentang membawa manusia kembali kepada tujuan utama mereka: memuliakan dan menikmati Allah selamanya. Kristus mati bukan hanya untuk menyelamatkan kita, tetapi untuk membawa kita kepada sukacita tertinggi dalam hadirat Allah.
Kesimpulan: Salib sebagai Puncak Kemuliaan Allah
Dari berbagai perspektif para teolog Reformed ini, kita dapat melihat bahwa salib Kristus adalah puncak dari penyataan kemuliaan Allah dalam berbagai aspek:
- Keadilan Allah (Calvin) – Salib menegakkan keadilan Allah tanpa mengorbankan kasih-Nya.
- Kebijaksanaan Allah (Edwards) – Salib adalah rancangan ilahi yang melampaui pemikiran manusia.
- Pengudusan Umat-Nya (Owen) – Salib bukan hanya membebaskan dari hukuman dosa tetapi juga menguduskan.
- Kedaulatan Allah (Sproul) – Salib menunjukkan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah semata.
- Sukacita Orang Percaya (Piper) – Salib membawa manusia kembali kepada tujuan utama mereka: menikmati Allah selamanya.
Salib bukan hanya tempat di mana dosa dihapuskan, tetapi juga tempat di mana kemuliaan Allah dinyatakan dengan paling jelas. Di dalam salib, kita melihat kasih, keadilan, kebijaksanaan, kedaulatan, dan anugerah Allah secara sempurna. Oleh karena itu, tidak ada tempat lain di mana Allah lebih dimuliakan selain di dalam kematian dan kebangkitan Kristus.
Seperti yang dikatakan Rasul Paulus dalam Galatia 6:14:
"Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, yang olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia."
Salib adalah kemuliaan terbesar Allah—di dalamnya, kita melihat keindahan dan keagungan-Nya yang tak terselami. Soli Deo Gloria!