Bagaimana Seorang Kristen Seharusnya Memandang Nazar?

Bagaimana Seorang Kristen Seharusnya Memandang Nazar?

Pendahuluan:

Bernazar adalah tindakan mengucapkan janji khusus kepada Tuhan, sering kali dalam bentuk pengabdian atau pengorbanan tertentu, sebagai respons atas berkat atau permohonan kepada-Nya. Dalam Alkitab, banyak contoh nazar, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Namun, bagaimana pandangan teologi Reformed mengenai praktik bernazar? Apakah nazar masih relevan bagi orang Kristen saat ini?

Teologi Reformed menekankan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah semata (sola gratia) dan bukan hasil dari janji atau perbuatan manusia. Nazar bukanlah alat tawar-menawar dengan Tuhan, tetapi harus dipahami dalam terang kedaulatan dan anugerah-Nya.

Para teolog Reformed seperti John Calvin, Jonathan Edwards, R.C. Sproul, John Piper, dan Wayne Grudem telah membahas bagaimana nazar dipandang dalam kekristenan yang berpusat pada anugerah.

Dalam artikel ini, kita akan membahas:

  1. Definisi dan Makna Nazar dalam Alkitab
  2. Contoh Nazar dalam Alkitab
  3. Pandangan Teologi Reformed tentang Nazar
  4. Apakah Nazar Masih Berlaku bagi Orang Kristen?
  5. Bagaimana Sikap yang Benar dalam Membuat Nazar?

1. Definisi dan Makna Nazar dalam Alkitab

Kata "nazar" dalam bahasa Ibrani berasal dari kata neder (נֶדֶר), yang berarti janji atau sumpah kepada Tuhan. Dalam bahasa Yunani, kata yang berkaitan dengan nazar adalah euchē (εὐχή), yang juga berarti janji atau doa yang serius.

Dalam konteks Alkitab, nazar adalah janji khusus yang dibuat oleh seseorang kepada Tuhan, sering kali sebagai bentuk ibadah, pengabdian, atau rasa syukur.

Namun, Alkitab juga mengingatkan bahwa nazar harus dibuat dengan hati-hati:

“Apabila engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Allah tidak berkenan kepada orang-orang bodoh. Karena itu, tepati nazarmu.” (Pengkhotbah 5:4, AYT)

Wayne Grudem dalam Systematic Theology menekankan bahwa nazar bukanlah cara untuk mendapatkan kasih karunia Allah, tetapi ekspresi pengabdian seseorang kepada-Nya.

2. Contoh Nazar dalam Alkitab

a. Nazar dalam Perjanjian Lama

  1. Nazar Yakub

    “Jika Allah menyertai aku, melindungi aku dalam perjalanan ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, dan aku kembali dengan selamat ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku.” (Kejadian 28:20-21, AYT)

    Yakub bernazar sebagai respons atas pengalaman rohaninya dengan Allah di Betel.

  2. Nazar Hana

    “TUHAN semesta alam, jika Engkau berkenan melihat kesengsaraan hamba-Mu ini dan mengingat aku, dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepadaku seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN seumur hidupnya.” (1 Samuel 1:11, AYT)

    Hana bernazar untuk menyerahkan anaknya kepada Tuhan jika doanya dikabulkan, yang kemudian digenapi dalam kelahiran Samuel.

  3. Nazar Sumpah Nazir
    Dalam Bilangan 6, ada hukum khusus mengenai nazar orang nazir, yang melibatkan larangan minum anggur, tidak memotong rambut, dan menjauhi kenajisan. Simson adalah salah satu contoh orang yang hidup sebagai nazir sejak lahir (Hakim-Hakim 13:5).

John Calvin dalam Commentary on the Psalms menegaskan bahwa nazar dalam Perjanjian Lama sering kali bersifat simbolis, menunjukkan ketaatan dan kesetiaan kepada Allah.

b. Nazar dalam Perjanjian Baru

Dalam Perjanjian Baru, nazar tidak terlalu ditekankan seperti dalam Perjanjian Lama. Namun, ada beberapa contoh:

  1. Paulus dan Nazar

    “Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Setelah itu, dia berangkat dengan kapal menuju Siria, bersama dengan Priskila dan Akwila. Sebelum berangkat, Paulus mencukur rambutnya di Kengkrea karena dia telah bernazar.” (Kisah Para Rasul 18:18, AYT)

    Paulus mungkin telah bernazar sebagai tanda pengabdian kepada Tuhan, kemungkinan besar berkaitan dengan tradisi nazir dalam Perjanjian Lama.

  2. Yesus Melarang Nazar yang Tidak Tulus
    Yesus mengajarkan agar orang tidak sembarangan bernazar:

    “Janganlah kamu bersumpah sama sekali, baik demi langit, karena itu adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena itu adalah tumpuan kaki-Nya.” (Matius 5:34-35, AYT)

    Ini menegaskan bahwa nazar bukanlah sesuatu yang harus dibuat dengan sembarangan atau untuk menunjukkan kesalehan palsu.

Jonathan Edwards menekankan bahwa orang Kristen harus berhati-hati dalam bernazar agar tidak jatuh ke dalam sikap legalistik atau pemikiran transaksional dalam hubungan dengan Allah.

3. Pandangan Teologi Reformed tentang Nazar

a. Nazar Tidak Bisa Digunakan untuk Memanipulasi Allah

Teologi Reformed menolak gagasan bahwa nazar adalah cara untuk "memaksa" Allah agar memberikan sesuatu.

John Piper dalam Desiring God menegaskan bahwa Allah tidak terikat oleh janji manusia, tetapi bertindak berdasarkan kehendak-Nya yang berdaulat.

“Janganlah kamu bernazar dengan sembarangan, sebab kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok.” (Yakobus 4:13-15, AYT)

b. Nazar Harus Dibuat dengan Penuh Pertimbangan

John Calvin menegaskan bahwa jika seseorang ingin bernazar, ia harus melakukannya dengan pertimbangan matang, tidak gegabah, dan hanya jika itu sesuai dengan kehendak Allah.

“Janganlah kamu mengucapkan sumpah, baik demi langit maupun demi bumi.” (Yakobus 5:12, AYT)

4. Apakah Nazar Masih Berlaku bagi Orang Kristen?

a. Nazar Tidak Diperlukan untuk Keselamatan

Teologi Reformed menegaskan bahwa keselamatan adalah anugerah semata, bukan hasil dari nazar atau usaha manusia (Efesus 2:8-9).

R.C. Sproul dalam The Holiness of God menegaskan bahwa Kristus telah menggenapi semua tuntutan hukum, sehingga kita tidak perlu lagi bernazar untuk mendapatkan kebaikan Allah.

b. Nazar Bisa Menjadi Bentuk Pengabdian yang Sah

Meskipun tidak wajib, nazar bisa menjadi cara yang sah untuk menunjukkan kesetiaan dan pengabdian kepada Tuhan, asalkan dilakukan dengan hati yang benar dan sesuai dengan firman Tuhan.

Wayne Grudem menegaskan bahwa nazar yang benar adalah janji yang dibuat dalam kasih dan komitmen kepada Allah, bukan sebagai alat tawar-menawar dengan-Nya.

5. Bagaimana Sikap yang Benar dalam Membuat Nazar?

  1. Pastikan Nazar Sesuai dengan Firman Tuhan

    • Jangan bernazar untuk sesuatu yang bertentangan dengan Alkitab.
    • Misalnya: Nazar untuk memberikan hidup sepenuhnya bagi pelayanan Tuhan adalah sah, tetapi nazar untuk mendapatkan kekayaan dengan cara yang tidak etis adalah keliru.
  2. Buat Nazar dengan Hati yang Benar

    • Jangan bernazar hanya karena emosi sesaat atau tekanan eksternal.
  3. Tepati Nazar yang Telah Dibuat

    • “Lebih baik tidak bernazar daripada bernazar tetapi tidak menepatinya.” (Pengkhotbah 5:5, AYT)
  4. Serahkan Segalanya kepada Kedaulatan Allah

    • Jangan berpikir bahwa nazar bisa mengubah rencana Allah, tetapi tetaplah berserah kepada kehendak-Nya.

Kesimpulan: Bagaimana Seorang Kristen Seharusnya Memandang Nazar?

  1. Nazar dalam Alkitab adalah janji kepada Tuhan yang harus ditepati.
  2. Teologi Reformed menekankan bahwa nazar tidak bisa digunakan untuk memanipulasi Allah.
  3. Nazar tidak diperlukan untuk keselamatan, tetapi bisa menjadi bentuk pengabdian yang sah.
  4. Orang Kristen harus berhati-hati dan penuh pertimbangan sebelum membuat nazar.

Sebagaimana John Calvin berkata:

“Nazar yang sejati adalah janji yang dibuat dengan rendah hati dan dalam ketundukan kepada kehendak Allah.”

Semoga kita semakin bijaksana dalam memahami dan menerapkan ajaran tentang nazar dalam kehidupan Kristen kita!

Next Post Previous Post