Filipi 2:21: Mementingkan Kristus di Atas Segala Hal

Filipi 2:21: Mementingkan Kristus di Atas Segala Hal

Pendahuluan

Filipi 2:21 adalah ayat yang menyoroti konflik antara kepentingan diri sendiri dan kepentingan Kristus. Dalam suratnya kepada jemaat Filipi, Rasul Paulus menyampaikan bahwa banyak orang lebih memikirkan urusan mereka sendiri daripada memperjuangkan perkara Kristus.

Ayat ini berbunyi:

"Sebab, yang lain hanya sibuk memedulikan kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus." (Filipi 2:21, AYT)

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna mendalam Filipi 2:21 dalam perspektif teologi Reformed, dengan mengacu pada pemikiran para pakar seperti John Calvin, John Owen, R.C. Sproul, dan Martyn Lloyd-Jones. Kita akan melihat bagaimana manusia secara alami cenderung egois, bagaimana panggilan Kristen adalah untuk menempatkan Kristus di atas segala hal, dan bagaimana kita dapat mengaplikasikan prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari.

1. Konteks Filipi 2:21 dalam Surat Filipi

Filipi 2:21 merupakan bagian dari nasihat Paulus kepada jemaat Filipi tentang hidup dalam kerendahan hati dan pelayanan kepada Tuhan.

Beberapa poin penting dalam konteks Filipi 2:21:

  1. Paulus menekankan pentingnya memiliki pikiran seperti Kristus, yang merendahkan diri dan taat sampai mati (Filipi 2:5-8).
  2. Ia menasihati jemaat untuk mengerjakan keselamatan mereka dengan takut dan gentar (Filipi 2:12-13).
  3. Paulus menyoroti perbedaan antara orang yang benar-benar mengutamakan Kristus dan mereka yang hanya mementingkan diri sendiri (Filipi 2:19-22).
  4. Filipi 2:21 menegaskan bahwa banyak orang lebih memikirkan kepentingan duniawi mereka dibandingkan dengan perkara Kristus.

Filipi 2:21 menunjukkan konflik yang terus berlangsung dalam hati manusia antara egoisme dan panggilan untuk hidup bagi Kristus.

2. Eksposisi Filipi 2:21

a) "Sebab, yang lain hanya sibuk memedulikan kepentingannya sendiri..."

Paulus mengkritik orang-orang yang lebih fokus pada keuntungan pribadi daripada memperjuangkan Injil.

Menurut John Calvin, bagian ini menunjukkan kecenderungan alami manusia yang telah jatuh dalam dosa, yaitu hidup untuk diri sendiri daripada untuk Tuhan. Calvin menulis:

"Dosa membuat manusia mencintai dirinya sendiri lebih daripada Allah, sehingga mereka lebih peduli dengan keuntungan pribadi daripada dengan kemuliaan Tuhan."

John Owen menekankan bahwa egoisme adalah salah satu tanda dari iman yang lemah. Jika seseorang hanya peduli pada dirinya sendiri, itu menunjukkan bahwa ia belum memahami sepenuhnya panggilan Injil.

Menurut R.C. Sproul, bagian ini mengingatkan bahwa bahaya utama bagi gereja bukan hanya penganiayaan dari luar, tetapi juga egoisme dan kepentingan pribadi yang merusak dari dalam.

b) "...bukan kepentingan Kristus Yesus."

Bagian ini menyoroti kontras antara kepentingan diri sendiri dan kepentingan Kristus.

Menurut John Calvin, kepentingan Kristus berarti melakukan kehendak-Nya, mengutamakan Injil, dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya.

Martyn Lloyd-Jones menegaskan bahwa kepentingan Kristus harus menjadi pusat dari seluruh kehidupan orang percaya, bukan sekadar bagian kecil dari hidup mereka.

Menurut John Owen, seseorang yang benar-benar mengenal Kristus akan mengutamakan Kerajaan Allah di atas segala sesuatu, bahkan di atas keinginan dan ambisi pribadinya.

3. Teologi Reformed tentang Egoisme dan Panggilan untuk Mengutamakan Kristus

a) Natur Dosa: Manusia Cenderung Hidup untuk Diri Sendiri

Dalam teologi Reformed, kita percaya bahwa natur manusia yang telah jatuh dalam dosa cenderung mencari kepentingan diri sendiri (Roma 3:10-12).

Menurut John Calvin, dosa mengakibatkan manusia lebih tertarik pada hal-hal duniawi daripada pada kebenaran Allah.

John Owen menekankan bahwa orang yang belum diperbarui oleh Roh Kudus akan selalu mencari kehendaknya sendiri daripada kehendak Allah.

b) Panggilan Injil: Mengutamakan Kristus dalam Segala Hal

Menurut R.C. Sproul, orang percaya dipanggil untuk menempatkan Kristus sebagai pusat hidup mereka, sebagaimana yang diajarkan dalam Matius 6:33:

"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

Martyn Lloyd-Jones menegaskan bahwa orang yang sungguh-sungguh mengenal Kristus tidak akan hidup untuk dirinya sendiri, tetapi akan berusaha menyenangkan Tuhan dalam segala hal.

c) Hati yang Diperbarui oleh Roh Kudus Akan Mementingkan Kristus

Menurut John Owen, hanya melalui pekerjaan Roh Kudus manusia dapat diubahkan dari hidup bagi diri sendiri menjadi hidup bagi Kristus.

R.C. Sproul menegaskan bahwa perubahan ini bukan hasil dari usaha manusia semata, tetapi merupakan karya anugerah Tuhan yang mengubah hati manusia.

4. Aplikasi dalam Kehidupan Kristen

a) Mengutamakan Kristus dalam Setiap Keputusan

Sebagai orang percaya, kita harus bertanya apakah keputusan yang kita ambil memuliakan Tuhan atau hanya untuk kepentingan pribadi.

Menurut John Calvin, setiap aspek kehidupan kita harus dikendalikan oleh kehendak Tuhan, bukan oleh ambisi pribadi.

b) Tidak Hidup Hanya untuk Diri Sendiri

Menurut R.C. Sproul, orang Kristen yang sejati akan menunjukkan kasih kepada sesama dan tidak hidup dalam keegoisan.

Kita harus belajar untuk melayani orang lain dan tidak hanya fokus pada keuntungan pribadi.

c) Menjadi Teladan dalam Mengutamakan Kristus

Menurut Martyn Lloyd-Jones, orang percaya harus menjadi teladan bagi dunia dalam hal mengutamakan Kristus di atas segala sesuatu.

Ketika kita hidup dalam ketaatan kepada Tuhan, kita akan menjadi terang bagi dunia dan menunjukkan bahwa ada sesuatu yang lebih besar daripada ambisi duniawi.

Kesimpulan

Filipi 2:21 menegaskan bahwa banyak orang lebih memikirkan kepentingan diri sendiri daripada kepentingan Kristus, tetapi orang percaya dipanggil untuk hidup berbeda.

Dalam perspektif teologi Reformed, ayat ini mengajarkan bahwa:

  1. Dosa membuat manusia cenderung hidup untuk diri sendiri, bukan untuk Kristus.
  2. Orang percaya harus mengutamakan kepentingan Kristus di atas kepentingan pribadi mereka.
  3. Hanya melalui pekerjaan Roh Kudus, manusia dapat berubah dan mulai hidup untuk menyenangkan Tuhan.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk tidak hidup dalam egoisme, tetapi untuk menempatkan Kristus sebagai pusat dari segala sesuatu dalam hidup kita.

Next Post Previous Post