Galatia 3:7-9: Iman dan Berkat Abraham bagi Bangsa-Bangsa

Galatia 3:7-9: Iman dan Berkat Abraham bagi Bangsa-Bangsa

Pendahuluan

Surat Paulus kepada jemaat di Galatia berisi ajaran yang kuat tentang pembenaran oleh iman, bukan oleh perbuatan hukum Taurat. Dalam Galatia 3:7-9, Paulus menegaskan bahwa semua orang yang percaya kepada Kristus termasuk dalam keturunan rohani Abraham dan menerima berkat yang dijanjikan kepada-Nya.

“Karena itu, ketahuilah bahwa orang-orang yang berimanlah yang disebut anak-anak Abraham.” (Galatia 3:7, AYT)

“Kitab Suci, yang telah mengetahui sebelumnya bahwa Allah akan membenarkan orang-orang bukan Yahudi karena iman, telah lebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham dengan berkata, ‘Semua bangsa akan diberkati melalui kamu.’” (Galatia 3:8, AYT)

“Jadi, mereka yang beriman akan diberkati bersama-sama Abraham, orang yang percaya itu.” (Galatia 3:9, AYT)

Ayat-ayat ini mengajarkan tiga kebenaran utama:

  1. Iman, bukan keturunan biologis, yang menjadikan seseorang anak Abraham (ayat 7).
  2. Berkat keselamatan dijanjikan kepada semua bangsa, bukan hanya Israel (ayat 8).
  3. Semua yang beriman kepada Kristus menerima berkat Abraham (ayat 9).

Dalam artikel ini, kita akan membahas eksposisi ayat-ayat ini berdasarkan pemahaman teologi Reformed, serta bagaimana kebenaran ini berdampak bagi kehidupan orang percaya.

1. Konteks Historis dan Teologis Galatia 3:7-9

Surat Galatia ditulis oleh Rasul Paulus untuk menghadapi ajaran sesat yang berkembang di jemaat Galatia. Kaum Yudaisme Kristen (Judaizer) mengajarkan bahwa keselamatan tidak cukup hanya melalui iman kepada Kristus, tetapi juga harus disertai dengan ketaatan pada hukum Taurat, termasuk sunat.

John Calvin dalam Commentary on Galatians menjelaskan bahwa Paulus menulis bagian ini untuk menegaskan bahwa keselamatan diberikan berdasarkan iman, bukan perbuatan hukum Taurat.

"Abraham sendiri dibenarkan karena iman, bukan karena perbuatan hukum Taurat, dan karena itu semua yang percaya kepada Kristus juga dibenarkan dengan cara yang sama." — John Calvin

Paulus ingin menunjukkan bahwa berkat Abraham bukan hanya untuk Israel secara fisik, tetapi untuk semua orang percaya di dalam Kristus.

2. Eksposisi Kata Kunci dalam Galatia 3:7-9

a. “Orang-orang yang berimanlah yang disebut anak-anak Abraham” (Galatia 3:7)

Pernyataan ini menegaskan bahwa status sebagai anak Abraham tidak ditentukan oleh garis keturunan biologis, tetapi oleh iman kepada Kristus.

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa konsep anak-anak Abraham dalam Perjanjian Baru bukan lagi berdasarkan etnisitas, tetapi berdasarkan hubungan rohani dengan Allah melalui iman.

"Di dalam Kristus, keturunan Abraham tidak lagi ditentukan oleh garis darah, tetapi oleh iman yang sejati kepada janji-janji Allah." — Herman Bavinck

Ini berarti bahwa semua orang percaya, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, adalah bagian dari umat perjanjian Allah di dalam Kristus.

b. “Allah akan membenarkan orang-orang bukan Yahudi karena iman” (Galatia 3:8)

Frasa ini menegaskan bahwa keselamatan bukan hanya untuk orang Yahudi, tetapi juga untuk semua bangsa.

Jonathan Edwards dalam Religious Affections menekankan bahwa keselamatan oleh iman telah menjadi rencana Allah sejak awal, sebagaimana dinyatakan kepada Abraham dalam Perjanjian Lama.

"Sejak zaman Abraham, Allah telah menetapkan bahwa berkat keselamatan akan datang kepada segala bangsa melalui iman, bukan melalui hukum Taurat." — Jonathan Edwards

Paulus mengutip Kejadian 12:3, di mana Allah berjanji kepada Abraham bahwa "Semua bangsa akan diberkati melalui kamu," menunjukkan bahwa Injil telah dinyatakan sejak zaman Perjanjian Lama.

c. “Mereka yang beriman akan diberkati bersama-sama Abraham” (Galatia 3:9)

Pernyataan ini menegaskan bahwa semua yang percaya kepada Kristus akan menerima berkat yang dijanjikan kepada Abraham.

John MacArthur dalam The MacArthur Bible Commentary menjelaskan bahwa berkat Abraham yang diberikan kepada orang percaya adalah berkat keselamatan dan hubungan dengan Allah yang sejati.

"Berkat Abraham bukan kekayaan materi atau tanah, tetapi anugerah keselamatan yang diberikan kepada semua yang beriman kepada Kristus." — John MacArthur

Roma 4:16 juga menegaskan bahwa iman, bukan hukum Taurat, yang menjadikan seseorang ahli waris janji Allah.

3. Penerapan Galatia 3:7-9 dalam Kehidupan Kristen

a. Hidup dalam Iman, Bukan dalam Perbuatan Hukum Taurat

Karena keselamatan diperoleh melalui iman, kita harus berhenti berpikir bahwa kita bisa mendapatkan kasih Allah melalui perbuatan kita sendiri.

John Piper dalam Desiring God menekankan bahwa hidup dalam iman berarti mempercayai Kristus sepenuhnya, bukan bergantung pada usaha manusia.

"Kita tidak diselamatkan oleh perbuatan baik kita, tetapi oleh iman yang sejati kepada Yesus Kristus." — John Piper

Efesus 2:8-9 menegaskan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah, bukan hasil usaha manusia.

b. Menyadari bahwa Kita adalah Bagian dari Keturunan Abraham secara Rohani

Sebagai orang percaya, kita harus memahami bahwa kita telah menjadi bagian dari umat perjanjian Allah melalui iman kepada Kristus.

Timothy Keller dalam The Prodigal God menjelaskan bahwa menjadi anak Abraham berarti kita mewarisi janji-janji Allah dan dipanggil untuk hidup dalam persekutuan dengan-Nya.

"Di dalam Kristus, kita bukan lagi orang luar, tetapi ahli waris janji Allah kepada Abraham." — Timothy Keller

Roma 8:17 juga menegaskan bahwa kita adalah ahli waris bersama dengan Kristus.

c. Mengabarkan Injil kepada Segala Bangsa

Karena berkat Abraham adalah untuk segala bangsa, kita dipanggil untuk membawa Injil kepada semua orang, tanpa membeda-bedakan suku, bangsa, atau status sosial.

R.C. Sproul dalam The Holiness of God menegaskan bahwa misi gereja adalah membawa Injil kepada semua bangsa, sebagaimana yang telah direncanakan Allah sejak zaman Abraham.

"Misi gereja adalah menggenapi janji Allah kepada Abraham, yaitu memberitakan Injil kepada segala bangsa." — R.C. Sproul

Matius 28:19-20 juga menegaskan panggilan untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia.

4. Kesimpulan: Keselamatan oleh Iman dan Berkat bagi Semua Bangsa

Galatia 3:7-9 menegaskan bahwa keselamatan bukan berdasarkan keturunan atau hukum Taurat, tetapi berdasarkan iman kepada Kristus.

Poin-poin utama dari eksposisi ini adalah:

  1. Iman, bukan garis keturunan, yang menjadikan seseorang anak Abraham.
  2. Keselamatan telah dijanjikan bagi segala bangsa sejak zaman Abraham.
  3. Semua yang percaya kepada Kristus menerima berkat Abraham, yaitu keselamatan.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam iman kepada Kristus, menyadari identitas kita sebagai umat perjanjian Allah, dan memberitakan Injil kepada semua bangsa.

Kiranya kita semakin menghargai kasih karunia Tuhan yang telah membawa kita ke dalam keluarga Abraham secara rohani melalui iman kepada Kristus. Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post