Galatia 5:19-21: Pekerjaan Daging dan Peringatan Kekal

Galatia 5:19-21: Pekerjaan Daging dan Peringatan Kekal

Pendahuluan

Surat Galatia berisi peringatan keras terhadap hidup dalam kedagingan dan ajakan untuk hidup dalam Roh Kudus. Dalam Galatia 5:19-21, Rasul Paulus secara eksplisit menyebutkan daftar perbuatan daging yang menentang kehendak Allah dan membawa konsekuensi serius, yaitu tidak mewarisi Kerajaan Allah.

“Pekerjaan dari nafsu kedagingan sudah jelas, yaitu dosa seksual, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, kuasa gelap, kebencian, perbantahan, iri hati, kemarahan yang tak terkendali, kepentingan diri sendiri, perselisihan, perpecahan, kecemburuan, mabuk-mabukan, pesta pora, dan sejenisnya. Aku peringatkan kamu sekarang, seperti yang sudah aku peringatkan sebelumnya, siapa yang melakukan hal-hal itu tidak akan mewarisi Kerajaan Allah.” (Galatia 5:19-21, AYT)

Ayat ini mengajarkan beberapa prinsip penting dalam teologi Reformed:

  1. Manusia dalam kodratnya yang berdosa secara alami condong kepada perbuatan daging.

  2. Hidup dalam daging adalah bukti ketidakhadiran Roh Kudus dalam seseorang.

  3. Orang yang hidup dalam daging tanpa pertobatan tidak akan mewarisi Kerajaan Allah.

  4. Hanya anugerah Allah melalui Kristus yang dapat membebaskan manusia dari kehidupan daging.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi eksposisi Galatia 5:19-21 berdasarkan pemahaman beberapa teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Charles Hodge, dan R.C. Sproul. Kita juga akan melihat bagaimana ayat ini berhubungan dengan doktrin dosa, keselamatan, dan pertumbuhan rohani dalam kekudusan.

I. Konteks Galatia 5:19-21

1. Konteks Historis dan Sasaran Surat

Surat Galatia ditulis oleh Rasul Paulus untuk menegur jemaat di Galatia yang mulai menyimpang dari Injil kasih karunia karena pengaruh ajaran sesat dari kaum Yudaisme.

Paulus menegaskan bahwa keselamatan adalah semata-mata karena anugerah Allah, bukan karena usaha manusia (Galatia 2:16). Namun, hidup dalam kasih karunia Allah harus diwujudkan dalam kehidupan yang berbuah dalam Roh Kudus (Galatia 5:22-23), bukan hidup dalam perbuatan daging yang melawan kehendak Allah.

Dalam pasal 5, Paulus berbicara tentang dua gaya hidup yang bertentangan:

  1. Hidup dalam daging (Galatia 5:19-21) → Membuahkan dosa dan membawa kepada kebinasaan.

  2. Hidup dalam Roh (Galatia 5:22-23) → Membuahkan kasih, damai sejahtera, dan hidup dalam kebenaran.

2. Konteks Teologis

Dalam teologi Reformed, perbuatan daging adalah manifestasi dari natur manusia yang telah jatuh dalam dosa (Total Depravity). Manusia, dalam kondisi alami, tidak dapat melakukan yang baik atau menyenangkan Allah tanpa anugerah-Nya (Roma 8:7-8).

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menjelaskan bahwa kedagingan adalah kecenderungan manusia yang selalu berlawanan dengan Roh Kudus, dan hanya dengan regenerasi (kelahiran baru) manusia dapat benar-benar hidup dalam kebenaran Allah.

II. Eksposisi Galatia 5:19-21 dalam Teologi Reformed

1. “Pekerjaan dari nafsu kedagingan sudah jelas”

a. Apa yang Dimaksud dengan “Daging” dalam Konteks Ini?

Dalam Alkitab, daging (sarx) sering kali merujuk pada kodrat manusia yang telah jatuh dalam dosa dan bertentangan dengan kehendak Allah.

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa daging bukan sekadar tubuh fisik, tetapi juga sifat manusia yang telah dirusak oleh dosa dan condong kepada kejahatan.

Roma 8:7 berkata:

“Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah.”

Artinya, manusia dalam daging tidak memiliki kemampuan untuk menyenangkan Allah atau hidup dalam kekudusan.

b. Dosa yang Disebutkan Paulus dalam Galatia 5:19-21

Paulus mengelompokkan perbuatan daging ke dalam beberapa kategori:

  1. Dosa seksual → "Dosa seksual, kecemaran, hawa nafsu."

    • Ini mencakup perzinahan, pornografi, dan segala bentuk kenajisan seksual.

  2. Dosa penyembahan berhala → "Penyembahan berhala, kuasa gelap."

    • Segala bentuk penyembahan selain kepada Allah yang sejati.

  3. Dosa sosial → "Kebencian, perbantahan, iri hati, kemarahan yang tak terkendali, kepentingan diri sendiri, perselisihan, perpecahan, kecemburuan."

    • Ini menunjukkan bagaimana dosa dapat menghancurkan hubungan antar sesama.

  4. Dosa kebiasaan duniawi → "Mabuk-mabukan, pesta pora, dan sejenisnya."

    • Gaya hidup yang hedonistik dan merusak tubuh serta jiwa.

John Calvin menekankan bahwa orang yang benar-benar dipimpin oleh Roh Kudus akan menjauhi semua bentuk perbuatan daging ini, karena itu adalah bukti dari kehidupan yang tidak diperbarui oleh anugerah Allah.

2. “Aku peringatkan kamu sekarang, seperti yang sudah aku peringatkan sebelumnya”

a. Mengapa Paulus Mengulang Peringatan Ini?

Paulus sangat serius dalam peringatan ini karena ia tahu bahwa banyak orang dalam gereja dapat hidup dalam kepalsuan, mengaku beriman tetapi masih dikuasai oleh dosa.

Dalam 1 Korintus 6:9-10, Paulus juga memperingatkan:

“Jangan sesat! Orang yang melakukan kejahatan tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”

Charles Hodge dalam Systematic Theology menekankan bahwa doktrin keselamatan oleh anugerah tidak berarti bahwa orang percaya bebas untuk hidup dalam dosa. Sebaliknya, anugerah sejati selalu menghasilkan pertobatan dan perubahan hidup.

3. “Siapa yang melakukan hal-hal itu tidak akan mewarisi Kerajaan Allah”

a. Apakah Ini Berarti Orang Kristen Bisa Kehilangan Keselamatan?

Dalam teologi Reformed, kita percaya bahwa keselamatan tidak bisa hilang (Perseverance of the Saints). Namun, ayat ini menunjukkan bahwa orang yang terus hidup dalam dosa tanpa pertobatan tidak pernah benar-benar mengalami keselamatan sejati.

Herman Bavinck menekankan bahwa orang yang benar-benar telah dilahirkan kembali akan menunjukkan perubahan hidup yang nyata. Jika seseorang mengaku sebagai Kristen tetapi hidup dalam perbuatan daging, maka:

  1. Ia belum benar-benar mengalami kelahiran baru.

  2. Imannya adalah iman yang mati (Yakobus 2:26).

  3. Ia sedang dalam jalan menuju kebinasaan.

b. Hidup dalam Dosa vs. Jatuh dalam Dosa

John Calvin membedakan antara orang yang jatuh dalam dosa dan bertobat dengan orang yang terus hidup dalam dosa tanpa penyesalan.

1 Yohanes 1:9 memberi pengharapan bagi orang percaya:

“Jika kita mengakui dosa kita, Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”

Orang yang sungguh-sungguh percaya akan kembali kepada Allah dalam pertobatan setiap kali ia jatuh dalam dosa.

III. Aplikasi Teologis dalam Kehidupan Kristen

1. Menjaga Hidup dalam Kekudusan

Sebagai orang percaya, kita harus hidup dalam kekudusan dan menjauhi perbuatan daging.

2. Hidup dalam Pertobatan Sejati

Keselamatan bukan hanya status, tetapi perjalanan rohani yang terus menerus dipelihara dengan iman dan pertobatan sejati.

3. Berjalan dalam Roh Kudus

Sebaliknya dari hidup dalam daging, kita dipanggil untuk hidup dalam buah Roh Kudus (Galatia 5:22-23).

Kesimpulan

Galatia 5:19-21 memberikan peringatan keras bahwa hidup dalam dosa tanpa pertobatan adalah tanda dari ketidakhadiran Roh Kudus dalam seseorang. Mari kita hidup dalam kekudusan dan berjalan dalam Roh, karena hanya di dalam Kristus kita memiliki kepastian keselamatan dan kehidupan yang berbuah bagi Allah.

Next Post Previous Post