Ibrani 1:9: Kristus, Raja yang Memerintah dengan Keadilan
Pendahuluan
Ibrani 1 adalah pasal yang menegaskan keunggulan Kristus atas segala sesuatu, terutama dibandingkan dengan malaikat. Dalam Ibrani 1:9, penulis kitab Ibrani mengutip Mazmur 45:7 untuk menegaskan keunggulan Kristus sebagai Raja yang diurapi oleh Allah karena keadilan-Nya.
“Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu, telah mengurapi Engkau dengan minyak kegembiraan lebih daripada teman-teman sekutu-Mu.” (Ibrani 1:9, TB)
Ayat ini berbicara tentang otoritas Kristus sebagai Raja yang adil, serta pengurapan dan sukacita yang diberikan kepada-Nya oleh Allah Bapa. Dalam artikel ini, kita akan menggali makna ayat ini berdasarkan teologi Reformed dan bagaimana kebenaran ini berdampak bagi kehidupan orang percaya.
1. Konteks Historis dan Teologis Ibrani 1:9
Kitab Ibrani ditulis kepada orang-orang Kristen Yahudi yang mengalami penganiayaan dan tergoda untuk kembali ke Yudaisme. Salah satu tujuan utama kitab ini adalah menunjukkan keunggulan Kristus atas segala aspek dalam Perjanjian Lama, termasuk malaikat, nabi-nabi, dan sistem imam-imam Yahudi.
John Calvin dalam Commentary on Hebrews menekankan bahwa penulis Ibrani menggunakan Mazmur 45 untuk menegaskan bahwa Kristus bukan hanya manusia biasa, tetapi Raja yang diurapi Allah dan memiliki keadilan yang sempurna.
"Kedaulatan Kristus tidak hanya berdasarkan ketuhanan-Nya, tetapi juga karena kesempurnaan moral-Nya dalam mencintai kebenaran dan membenci kefasikan." — John Calvin
Dengan kata lain, Kristus bukan hanya Raja yang berdaulat, tetapi juga Raja yang adil dan benar.
2. Eksposisi Kata Kunci dalam Ibrani 1:9
a. “Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan”
Frasa ini menegaskan bahwa Kristus bukan hanya Raja yang memerintah, tetapi Raja yang mencintai kebenaran dan menolak kejahatan.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa keadilan Kristus adalah bagian dari sifat-Nya sebagai Allah yang suci.
"Di dalam Kristus, keadilan dan kasih bertemu secara sempurna; Dia adalah Raja yang tidak hanya berkuasa, tetapi juga benar dalam segala tindakan-Nya." — Herman Bavinck
Timothy Keller menambahkan bahwa kasih terhadap kebenaran dan kebencian terhadap kefasikan adalah tanda dari kepemimpinan ilahi yang sejati.
"Pemimpin sejati bukan hanya yang memiliki kuasa, tetapi yang menggunakan kuasanya untuk menegakkan keadilan dan menolak kefasikan." — Timothy Keller
b. “Sebab itu Allah, Allah-Mu, telah mengurapi Engkau”
Frasa ini menunjukkan bahwa Kristus telah diurapi oleh Allah sebagai Raja dan Imam yang sejati.
Dalam Perjanjian Lama, pengurapan dengan minyak adalah tanda pemilihan ilahi bagi raja dan imam. Kristus, sebagai Mesias, adalah penggenapan dari semua pengurapan tersebut.
Jonathan Edwards dalam The Excellency of Christ menekankan bahwa pengurapan Kristus adalah bukti bahwa Dia adalah pilihan Allah untuk membawa keselamatan bagi dunia.
"Kristus bukan hanya datang sebagai Raja, tetapi sebagai yang telah dipilih dan diurapi oleh Allah untuk menyelamatkan umat-Nya." — Jonathan Edwards
c. “Dengan minyak kegembiraan lebih daripada teman-teman sekutu-Mu”
Bagian ini berbicara tentang sukacita dan kemuliaan yang diberikan kepada Kristus setelah Ia menyelesaikan karya keselamatan-Nya.
John Piper dalam Desiring God menekankan bahwa Kristus menerima sukacita yang lebih besar daripada semua orang lain karena Ia telah melakukan kehendak Bapa dengan sempurna.
"Sukacita terbesar ditemukan dalam melakukan kehendak Allah, dan Kristus adalah teladan utama dalam hal ini." — John Piper
Spurgeon dalam The Treasury of David menegaskan bahwa kemuliaan dan sukacita Kristus adalah hasil dari ketaatan-Nya yang sempurna kepada Allah.
"Minyak kegembiraan diberikan kepada Kristus karena kesempurnaan-Nya dalam ketaatan dan kasih kepada Bapa." — Charles Spurgeon
3. Kristus sebagai Raja yang Adil dan Berdaulat
Ibrani 1:9 mengajarkan bahwa Kristus bukan hanya Raja yang berkuasa, tetapi Raja yang adil dan benar. Beberapa implikasi penting dari ayat ini adalah:
- Kristus memerintah dengan keadilan yang sempurna – Tidak ada ketidakadilan dalam pemerintahan-Nya.
- Kristus membenci kefasikan – Ia tidak hanya mencintai kebaikan, tetapi juga menolak segala bentuk dosa.
- Kristus menerima kemuliaan setelah ketaatan-Nya – Setelah menyelesaikan karya keselamatan, Ia menerima sukacita dan kemuliaan yang lebih besar dari siapa pun.
Martyn Lloyd-Jones dalam The Kingdom of God menekankan bahwa keadilan Kristus adalah jaminan bahwa pemerintahan-Nya akan membawa keadilan sejati bagi dunia.
"Kita dapat percaya kepada Kristus karena kita tahu bahwa Ia bukan hanya Raja yang berkuasa, tetapi Raja yang adil." — Martyn Lloyd-Jones
4. Aplikasi dalam Kehidupan Kristen
a. Mengasihi Keadilan dan Membenci Dosa
Karena Kristus mencintai keadilan dan membenci kefasikan, orang percaya juga harus memiliki hati yang sama.
Timothy Keller menegaskan bahwa iman sejati akan terlihat dalam kehidupan yang menegakkan kebenaran dan menolak dosa.
"Kasih kepada Tuhan selalu diwujudkan dalam kebencian terhadap dosa dan ketidakadilan." — Timothy Keller
b. Percaya pada Pemerintahan Kristus yang Adil
Di dunia yang penuh dengan ketidakadilan, kita sering bertanya-tanya, di mana keadilan Allah? Namun, Ibrani 1:9 menegaskan bahwa Kristus adalah Raja yang memerintah dengan adil, dan pada waktunya segala ketidakadilan akan dipulihkan.
John MacArthur dalam The Gospel According to Jesus menekankan bahwa orang Kristen harus percaya bahwa keadilan Kristus akan dinyatakan sepenuhnya pada akhir zaman.
"Kita mungkin tidak selalu melihat keadilan dalam dunia ini, tetapi kita dapat percaya bahwa Kristus akan membawa keadilan yang sempurna pada waktunya." — John MacArthur
c. Bersukacita dalam Kristus sebagai Raja yang Diurapi
Karena Kristus telah menerima minyak kegembiraan, orang percaya juga dipanggil untuk bersukacita dalam pemerintahan-Nya.
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menegaskan bahwa keselamatan dalam Kristus membawa sukacita yang sejati bagi orang percaya.
"Tidak ada sukacita yang lebih besar daripada mengetahui bahwa kita berada di bawah pemerintahan Raja yang adil dan penuh kasih." — R.C. Sproul
5. Kesimpulan: Kristus adalah Raja yang Berdaulat dan Adil
Ibrani 1:9 menegaskan keunggulan Kristus sebagai Raja yang diurapi Allah, yang mencintai keadilan, membenci dosa, dan telah menerima kemuliaan karena kesempurnaan-Nya.
Poin-poin utama dari eksposisi ini adalah:
- Kristus adalah Raja yang memerintah dengan keadilan sejati.
- Kristus membenci dosa dan menegakkan kebenaran.
- Kristus telah dimuliakan karena ketaatan-Nya.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam keadilan, percaya pada pemerintahan Kristus, dan bersukacita dalam keselamatan yang diberikan-Nya.
Kiranya kita semakin menyerahkan hidup kita di bawah pemerintahan Kristus yang adil dan penuh kasih. Soli Deo Gloria!