Ibrani 3:13: Saling Menasihati untuk Bertekun dalam Iman

Ibrani 3:13: Saling Menasihati untuk Bertekun dalam Iman

Pendahuluan

Ibrani 3:13 berbunyi:

“Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan ‘hari ini’, supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.” (Ibrani 3:13, TB)

Ayat ini merupakan bagian dari peringatan penulis Ibrani kepada jemaat Kristen Yahudi agar mereka tetap bertekun dalam iman dan tidak jatuh dalam ketidakpercayaan serta dosa yang dapat mengeraskan hati.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna ayat ini dengan menelusuri ajaran teolog Reformed, seperti John Calvin, R.C. Sproul, Martyn Lloyd-Jones, dan Matthew Henry, serta memahami bagaimana ayat ini relevan dalam kehidupan orang percaya saat ini.

I. Konteks Ibrani 3:13

Surat Ibrani ditulis untuk orang-orang Kristen Yahudi yang mengalami tekanan dan pencobaan besar untuk meninggalkan iman mereka kepada Kristus dan kembali ke Yudaisme. Dalam surat ini, penulis Ibrani menekankan keunggulan Kristus atas Musa, para imam, dan sistem Perjanjian Lama.

Pasal 3 secara khusus membandingkan umat Israel di padang gurun dengan jemaat Kristen saat itu.

  • Ayat 7-11 mengutip Mazmur 95, yang memperingatkan tentang ketidakpercayaan Israel di padang gurun.
  • Ayat 12-19 menyoroti bahaya hati yang keras dan tidak percaya, yang dapat membuat seseorang jatuh dari anugerah.

Ibrani 3:13 mengandung perintah untuk saling menasihati setiap hari agar tidak terjebak dalam tipu daya dosa.

II. Eksposisi Ibrani 3:13

1. "Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari..."

a. Perintah untuk Saling Menasihati

Kata "nasihatilah" dalam bahasa Yunani adalah parakaleo (παρακαλέω), yang berarti "menghibur, menasihati, atau mendorong". Kata ini memiliki makna menguatkan seseorang untuk tetap setia kepada Tuhan.

John Calvin menekankan bahwa nasihat ini bukan sekadar teguran, tetapi dorongan yang membangun untuk bertahan dalam iman. Ia menulis:

"Kita harus saling mendorong dalam kebenaran, karena iman tidak boleh berdiri sendiri. Jika kita lalai menasihati saudara kita, kita telah gagal dalam kasih Kristen."

Ini menunjukkan bahwa iman Kristen bukanlah perjalanan individu, tetapi harus dilakukan dalam komunitas.

b. Dilakukan "Setiap Hari"

Penulis Ibrani menekankan bahwa nasihat ini harus diberikan setiap hari, bukan hanya saat seseorang dalam masalah.

R.C. Sproul menjelaskan bahwa dosa tidak terjadi dalam satu malam, tetapi melalui proses yang perlahan-lahan mengeraskan hati seseorang. Oleh karena itu, komunitas Kristen harus terus-menerus saling mengingatkan dan meneguhkan dalam firman Tuhan.

2. "...selama masih dapat dikatakan ‘hari ini’..."

a. Makna "Hari Ini" dalam Konteks Alkitab

Frasa "hari ini" mengacu pada kesempatan yang masih tersedia untuk bertobat dan bertekun dalam iman sebelum terlambat.

Dalam Mazmur 95:7-8, Tuhan memperingatkan Israel:

"Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun."

Martyn Lloyd-Jones menekankan bahwa kesempatan untuk bertobat tidak selalu tersedia. Ia berkata:

"Banyak orang menunda-nunda pertobatan, berpikir bahwa mereka masih memiliki waktu. Namun, hati yang keras sulit untuk dilunakkan jika kita terus-menerus menolak panggilan Tuhan."

Artinya, jika seseorang terus menunda pertobatan dan ketaatan, maka pada akhirnya hatinya bisa menjadi begitu keras sehingga ia tidak lagi dapat merespons panggilan Tuhan.

3. "...supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa."

a. Bahaya Hati yang Keras

Hati yang keras bukanlah hasil dari satu tindakan dosa, tetapi dari proses yang berulang di mana seseorang menolak kebenaran.

Yesus memperingatkan dalam Matius 13:15:

"Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup."

Matthew Henry menekankan bahwa hati yang keras adalah hasil dari menolak nasihat yang baik dan membiarkan dosa menguasai hidup seseorang. Ia menulis:

"Semakin lama seseorang menunda pertobatan, semakin sulit baginya untuk berbalik kepada Tuhan, karena dosa mengeraskan hati dan menipu pikiran."

b. "Tipu Daya Dosa"

Dosa memiliki cara menipu dan membutakan seseorang.

R.C. Sproul menjelaskan bahwa dosa tidak pernah datang dengan wajah yang menakutkan, tetapi selalu tampak menarik dan bisa dibenarkan oleh pikiran manusia.

"Dosa memiliki kekuatan untuk memperdaya manusia dengan menawarkan kenikmatan sementara, tetapi pada akhirnya membawa kehancuran."

Paulus menulis dalam Roma 6:23:

"Upah dosa adalah maut, tetapi karunia Allah adalah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."

Karena itu, kita harus berjaga-jaga dan tidak tertipu oleh dosa yang tampaknya tidak berbahaya tetapi perlahan-lahan menghancurkan iman kita.

III. Implikasi Teologis dari Ibrani 3:13

1. Iman Harus Dijalankan dalam Komunitas

Iman Kristen bukanlah jalan yang harus ditempuh sendirian. Setiap orang percaya harus hidup dalam persekutuan dan saling membangun.

Efesus 4:15-16 menekankan pentingnya tubuh Kristus dalam pertumbuhan rohani:

"Tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran dalam kasih, kita bertumbuh dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala."

2. Jangan Menunda Pertobatan

Kesempatan untuk bertobat tidak akan selalu ada. Oleh karena itu, kita harus merespons panggilan Tuhan hari ini, sebelum hati kita semakin keras.

2 Korintus 6:2 berkata:

"Sesungguhnya, sekarang adalah waktu yang berkenan itu; sesungguhnya, sekarang adalah hari penyelamatan itu."

3. Berhati-hatilah terhadap Dosa yang Menipu

Dosa memiliki cara untuk menyesatkan kita dengan membuatnya tampak tidak berbahaya atau dapat dikendalikan.

Paulus menulis dalam Ibrani 12:1:

"Marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita."

Kita harus meninggalkan segala kebiasaan dosa sebelum dosa itu menguasai kita.

IV. Aplikasi dalam Kehidupan Kristen

1. Saling Menasihati dalam Persekutuan

  • Jadilah bagian dari komunitas gereja yang sehat.
  • Jangan hanya mendengar nasihat, tetapi juga berani menasihati dalam kasih.

2. Jangan Menunda Pertobatan

  • Jangan berpikir bahwa kita selalu punya waktu nanti untuk bertobat.
  • Responlah panggilan Tuhan "hari ini", sebelum hati kita semakin mengeras.

3. Waspada terhadap Tipu Daya Dosa

  • Kenali godaan yang berbahaya dan hindari kompromi dengan dosa.
  • Carilah pertolongan dan accountability dalam komunitas iman.

Kesimpulan

Ibrani 3:13 adalah peringatan serius bagi setiap orang percaya agar tetap bertekun dalam iman, saling menasihati, dan tidak jatuh dalam tipu daya dosa.

Pelajaran utama dari ayat ini adalah:

  1. Iman harus dijaga dalam komunitas yang saling membangun.
  2. Jangan menunda pertobatan—hari ini adalah kesempatan yang Tuhan berikan.
  3. Dosa menipu kita, sehingga kita harus terus berjaga-jaga dan hidup dalam kebenaran.

Kiranya kita tetap teguh dalam iman dan saling membangun satu sama lain dalam kasih Kristus.

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post