Ibrani 4:14: Yesus Kristus sebagai Imam Besar yang Agung

Ibrani 4:14: Yesus Kristus sebagai Imam Besar yang Agung

Pendahuluan

Surat Ibrani ditulis untuk menunjukkan keunggulan Yesus Kristus dibandingkan dengan tokoh-tokoh besar dalam Perjanjian Lama, termasuk para imam, malaikat, dan Musa. Salah satu tema utama dalam kitab ini adalah keimamatan Yesus, yang diperkenalkan dalam Ibrani 4:14:

"Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita." (Ibrani 4:14, TB)

Ayat ini menegaskan bahwa Yesus adalah Imam Besar yang unik dan sempurna, jauh melampaui imam-imam dalam Perjanjian Lama. Artikel ini akan membahas eksposisi mendalam mengenai ayat ini berdasarkan perspektif teologi Reformed, dengan mengacu pada pendapat beberapa ahli teologi seperti John Calvin, Matthew Henry, dan R.C. Sproul.

1. Yesus Kristus sebagai Imam Besar yang Agung

Frasa utama dalam ayat ini adalah "Imam Besar Agung", yang menunjukkan bahwa Yesus memiliki peran yang lebih tinggi dibandingkan dengan imam-imam Yahudi dalam Perjanjian Lama.

A. Makna Keimamatan dalam Perjanjian Lama

Dalam Perjanjian Lama, peran seorang imam adalah:

  1. Menjadi perantara antara Allah dan manusia (Imamat 16).

  2. Mempersembahkan korban bagi dosa umat.

  3. Memasuki Tempat Mahakudus setiap tahun pada Hari Pendamaian (Yom Kippur).

Namun, keimamatan Lewi tidak sempurna, karena imam-imam itu sendiri berdosa dan harus mengorbankan korban bagi diri mereka sendiri.

B. Yesus sebagai Imam yang Sempurna

Yesus melampaui semua imam dalam beberapa aspek:

  • Ia sendiri adalah korban yang sempurna (Ibrani 9:12-14).

  • Ia tidak berdosa (Ibrani 7:26).

  • Ia masuk ke dalam tempat yang lebih tinggi, yaitu sorga (Ibrani 9:24).

John Calvin: Keimamatan Kristus yang Unggul

John Calvin dalam tafsirannya menulis:

"Yesus bukan hanya imam yang melayani di tempat kudus duniawi, tetapi Ia telah naik ke surga untuk berhadapan langsung dengan Allah bagi kita."

Calvin menekankan bahwa keimamatan Kristus bersifat kekal dan sempurna, berbeda dengan imam-imam manusia yang terbatas dan fana.

2. "Telah Melintasi Semua Langit" – Yesus di Tempat Tertinggi

Frasa "telah melintasi semua langit" merujuk pada kenaikan Kristus ke surga setelah kebangkitan-Nya (Kisah Para Rasul 1:9-11).

A. Hubungan dengan Keimamatan Kristus

Yesus tidak hanya memasuki Bait Suci di bumi, tetapi naik ke surga sendiri untuk menjadi perantara bagi kita (Ibrani 7:25).

B. R.C. Sproul: Kristus sebagai Perantara yang Kekal

R.C. Sproul dalam bukunya "The Holiness of God" menjelaskan bahwa:

"Yesus tidak hanya naik ke surga, tetapi Ia tetap hidup untuk menjadi perantara bagi kita. Tidak seperti imam-imam yang mati, Yesus adalah Imam yang kekal."

Ini menunjukkan bahwa Yesus tidak pernah berhenti menjadi perantara bagi kita, sehingga kita memiliki pengharapan yang pasti dalam keselamatan kita.

3. Yesus sebagai Anak Allah

Ayat ini juga menegaskan identitas Yesus sebagai Anak Allah, yang menunjukkan keilahian-Nya.

A. Yesus sebagai Imam dan Raja

Tidak seperti imam Lewi yang hanya memiliki peran keimamatan, Yesus juga adalah Raja yang duduk di sebelah kanan Allah (Mazmur 110:1, Ibrani 1:3).

B. Matthew Henry: Yesus Memiliki Otoritas Ilahi

Matthew Henry dalam tafsirannya menekankan bahwa:

"Yesus tidak hanya seorang imam, tetapi juga Anak Allah, yang berarti bahwa perantaraan-Nya memiliki otoritas ilahi yang mutlak."

Sebagai Anak Allah, Yesus memiliki kuasa penuh untuk menyelamatkan dan membawa kita mendekat kepada Allah.

4. "Baiklah Kita Teguh Berpegang pada Pengakuan Iman Kita"

Bagian terakhir dari ayat ini adalah seruan kepada orang percaya untuk tetap setia.

A. Mengapa Kita Harus Berpegang Teguh?

  1. Karena Yesus adalah Imam yang sempurna – Kita memiliki perantara yang tidak akan gagal.

  2. Karena Yesus sudah menang – Ia telah naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah.

  3. Karena iman kita diuji – Dalam konteks surat Ibrani, banyak orang Kristen menghadapi penganiayaan dan pencobaan.

B. John Calvin: Kesabaran dan Ketekunan dalam Iman

Calvin menekankan bahwa iman yang sejati adalah iman yang bertahan. Ia menulis:

"Karena kita memiliki Imam Besar yang sempurna, tidak ada alasan bagi kita untuk menyerah dalam iman kita."

Ini berarti bahwa setiap orang percaya dipanggil untuk bertahan dan tidak mundur dari iman mereka, meskipun menghadapi tantangan dan kesulitan.

Kesimpulan: Yesus, Imam Besar Kita yang Agung

Dari eksposisi di atas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan penting:

  1. Yesus adalah Imam Besar yang lebih tinggi dari semua imam dalam Perjanjian Lama.

  2. Yesus telah naik ke surga dan menjadi perantara bagi kita di hadapan Allah.

  3. Yesus bukan hanya Imam, tetapi juga Anak Allah yang memiliki otoritas ilahi.

  4. Sebagai orang percaya, kita harus tetap teguh dalam iman dan tidak mundur.

Keimamatan Yesus membawa penghiburan yang besar bagi kita sebagai orang percaya. Karena Ia hidup dan berdoa bagi kita, kita dapat memiliki kepastian keselamatan.

Sebagaimana dikatakan dalam Ibrani 7:25:

"Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka."

Mari kita tetap berpegang teguh pada iman kita dan menaruh pengharapan penuh pada Yesus Kristus, Imam Besar kita yang Agung!

Amin.

Next Post Previous Post