Ibrani 4:16: Mendekat dengan Penuh Keberanian kepada Takhta Kasih Karunia

Pendahuluan
Kitab Ibrani merupakan salah satu kitab Perjanjian Baru yang secara mendalam menjelaskan keimamatan Kristus dan keunggulan-Nya dibandingkan sistem Perjanjian Lama. Dalam Ibrani 4:16, penulis surat ini memberikan panggilan bagi orang percaya untuk datang dengan penuh keberanian kepada Allah:
"Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." (Ibrani 4:16, TB)
Ayat ini adalah undangan penuh kasih bagi setiap orang percaya untuk mendekat kepada Allah tanpa rasa takut, tetapi dengan iman dan keyakinan. Eksposisi ini akan menguraikan makna ayat ini, bagaimana ayat ini dipahami dalam teologi Reformed, dan bagaimana pengaruhnya bagi kehidupan orang percaya berdasarkan pemikiran beberapa teolog terkenal seperti John Calvin, R.C. Sproul, dan Matthew Henry.
1. Panggilan untuk Mendekat dengan Penuh Keberanian
A. Makna "Menghampiri Takhta Kasih Karunia"
Ayat ini dimulai dengan ajakan "marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia." Dalam konteks Perjanjian Lama, hanya imam besar yang boleh memasuki Ruang Mahakudus di Bait Suci setahun sekali untuk mewakili umat Israel (Imamat 16:2). Namun, dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus membuka jalan bagi semua orang percaya untuk langsung datang kepada Allah.
Di sini, takhta kasih karunia menggambarkan:
-
Hadirat Allah yang mulia, sebagaimana takhta di dunia melambangkan kekuasaan seorang raja.
-
Tempat di mana kita menerima belas kasihan Allah, bukan penghakiman-Nya.
B. R.C. Sproul: Keberanian yang Berasal dari Kristus
R.C. Sproul dalam tafsirannya menjelaskan:
"Keberanian untuk datang ke hadapan Allah bukan berasal dari diri kita sendiri, tetapi dari Kristus yang telah menjadi Imam Besar kita."
Tanpa Kristus, manusia tidak dapat mendekati Allah karena keberdosaannya. Tetapi karena karya Kristus, kita memiliki akses langsung kepada Allah tanpa rasa takut.
2. Kasih Karunia dan Rahmat: Dua Aspek Pemberian Ilahi
Ayat ini juga menyebutkan dua hal yang akan diterima oleh orang percaya yang datang kepada Allah, yaitu rahmat dan kasih karunia.
A. Perbedaan Rahmat dan Kasih Karunia
Dalam teologi Reformed, rahmat (mercy) dan kasih karunia (grace) memiliki perbedaan mendasar:
-
Rahmat (eleos) berarti tidak menerima hukuman yang seharusnya kita terima.
-
Kasih karunia (charis) berarti menerima berkat yang tidak layak kita terima.
Dengan kata lain, rahmat menyelamatkan kita dari hukuman dosa, dan kasih karunia memberikan kita berkat keselamatan yang kekal.
B. John Calvin: Kasih Karunia sebagai Jaminan bagi Orang Percaya
John Calvin dalam tafsirannya menulis:
"Allah bukan hanya menyelamatkan kita dari murka-Nya, tetapi Ia juga dengan limpah memberikan segala sesuatu yang kita butuhkan untuk hidup dalam kebenaran."
Kasih karunia bukan hanya berbicara tentang keselamatan, tetapi juga tentang pertolongan Allah dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pertolongan pada Waktunya: Allah Menjawab dalam Waktu yang Tepat
Bagian terakhir dari ayat ini menekankan bahwa kasih karunia Allah diberikan "pada waktunya".
A. Ketepatan Waktu dalam Rencana Allah
Dalam Alkitab, Allah selalu bertindak pada waktu yang sempurna, seperti dalam:
-
Galatia 4:4 – Yesus datang ke dunia "ketika genap waktunya."
-
Pengkhotbah 3:11 – "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya."
Sering kali manusia ingin jawaban segera dari Allah, tetapi rencana-Nya lebih tinggi dari rencana kita.
B. Matthew Henry: Janji Allah untuk Menolong Orang Percaya
Matthew Henry dalam tafsirannya menulis:
"Allah tidak pernah terlambat dalam memberikan pertolongan-Nya, dan orang percaya harus belajar menantikan waktu-Nya dengan sabar."
Ini berarti bahwa ketika kita datang kepada Allah, kita harus memiliki iman dan kesabaran, karena Dia tahu waktu terbaik untuk menolong kita.
4. Aplikasi dalam Kehidupan Orang Percaya
A. Hidup dalam Doa yang Berani
Karena kita memiliki akses langsung kepada Allah, kita harus berani dalam doa, seperti yang Yesus ajarkan dalam Matius 7:7-8:
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu."
Doa adalah alat yang diberikan oleh Allah untuk berkomunikasi dengan-Nya, dan kita harus melakukannya dengan penuh keyakinan.
B. Tidak Takut akan Hukuman
Banyak orang masih merasa takut dan tidak layak datang kepada Allah karena dosa mereka. Namun, Ibrani 4:16 menegaskan bahwa Allah adalah Bapa yang penuh kasih yang ingin umat-Nya datang kepada-Nya.
C. Mengandalkan Kasih Karunia Allah dalam Setiap Kesulitan
Sebagai orang percaya, kita sering mengalami kesulitan, pencobaan, dan penderitaan. Namun, kita harus percaya bahwa kasih karunia Allah cukup bagi kita, seperti yang dikatakan dalam 2 Korintus 12:9:
"Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna."
Kita tidak harus bergantung pada kekuatan sendiri, tetapi pada kasih karunia Allah yang tidak terbatas.
Kesimpulan: Hidup dalam Keberanian dan Kasih Karunia Allah
Dari eksposisi ini, kita bisa melihat beberapa kebenaran penting dari Ibrani 4:16:
-
Karena Yesus adalah Imam Besar kita, kita dapat mendekati Allah dengan penuh keberanian.
-
Di hadapan Allah, kita menerima rahmat dan kasih karunia-Nya yang sempurna.
-
Pertolongan Allah selalu datang tepat pada waktunya, sesuai dengan hikmat-Nya yang sempurna.
-
Sebagai orang percaya, kita harus hidup dalam doa yang berani, tidak takut, dan bergantung penuh pada kasih karunia-Nya.
Karena Yesus telah membuka jalan bagi kita, tidak ada alasan bagi kita untuk takut atau ragu dalam mendekat kepada Allah. Sebaliknya, kita harus datang dengan penuh kepercayaan dan keyakinan, karena Allah adalah Bapa yang mengasihi kita.
Sebagaimana dikatakan dalam Roma 8:32:
"Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?"
Mari kita hidup dalam kasih karunia Allah dan mendekat kepada-Nya dengan penuh keberanian setiap hari! Amin.