Kemuliaan Allah dalam Pertobatan
Pendahuluan
Pertobatan (conversion) adalah salah satu tema sentral dalam Alkitab dan teologi Kristen. Dalam tradisi teologi Reformed, pertobatan bukan hanya tentang perubahan moral atau keputusan manusia untuk mengikuti Allah, tetapi merupakan karya Allah yang membawa kemuliaan bagi-Nya. Allah sendiri yang berdaulat dalam menyelamatkan orang berdosa, dan pertobatan adalah manifestasi dari anugerah-Nya yang menyelamatkan.
Bagaimana pertobatan memuliakan Allah? Apa peran anugerah dalam pertobatan? Bagaimana pandangan para teolog Reformed mengenai hubungan antara pertobatan dan kemuliaan Allah? Artikel ini akan membahas pertobatan dalam terang teologi Reformed dan bagaimana hal ini berkontribusi pada pemuliaan nama Allah.
I. Pertobatan dalam Teologi Reformed
1. Definisi Pertobatan
Dalam Alkitab, pertobatan (metanoia dalam bahasa Yunani) berarti perubahan pikiran yang mengarah pada perubahan hidup. Dalam teologi Reformed, pertobatan memiliki dua aspek utama:
- Pertobatan sebagai anugerah Allah – Manusia yang telah jatuh dalam dosa tidak dapat bertobat dengan kekuatannya sendiri, melainkan perlu intervensi ilahi.
- Pertobatan sebagai respons manusia – Orang percaya yang telah dilahirkan kembali oleh Roh Kudus merespons panggilan Allah dengan berbalik dari dosa menuju Kristus.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menyatakan bahwa pertobatan sejati bukan hanya perubahan perilaku eksternal, tetapi transformasi batin yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
“Tidak ada orang yang dapat bertobat dengan kekuatannya sendiri kecuali Allah menggerakkan hatinya.” – John Calvin
2. Hubungan Pertobatan dan Pembenaran
Dalam sistem teologi Reformed, pertobatan tidak menghasilkan pembenaran, tetapi merupakan bukti nyata dari pembenaran oleh iman. Pembenaran (justification) adalah tindakan hukum Allah yang menyatakan orang berdosa benar karena iman kepada Kristus (Roma 3:24-26). Pertobatan adalah buah dari karya Roh Kudus yang menyadarkan seseorang akan dosa-dosanya dan membawanya kepada Kristus.
Jonathan Edwards, seorang teolog Reformed abad ke-18, dalam karyanya God Glorified in Man’s Dependence, menekankan bahwa keselamatan manusia sepenuhnya berasal dari Allah. Pertobatan bukan hasil usaha manusia, tetapi bukti dari anugerah Allah yang bekerja dalam hati orang percaya.
II. Kemuliaan Allah dalam Pertobatan
1. Pertobatan sebagai Pekerjaan Allah yang Berdaulat
Salah satu doktrin utama dalam teologi Reformed adalah kedaulatan Allah dalam keselamatan. Alkitab jelas menyatakan bahwa Allah yang memilih dan memanggil umat-Nya kepada keselamatan (Efesus 1:4-5, Roma 8:29-30). Oleh karena itu, setiap pertobatan manusia adalah hasil dari pekerjaan Allah yang berdaulat, dan ini membawa kemuliaan bagi-Nya.
Charles H. Spurgeon, seorang pengkhotbah Reformed terkenal, berkata:
“Pertobatan sejati adalah anugerah Allah. Jika engkau bertobat, itu karena Tuhan yang menggerakkan hatimu. Jika tidak, engkau akan tetap dalam dosa.”
Jika pertobatan adalah pekerjaan manusia, maka manusia dapat bermegah dalam dirinya sendiri. Namun, karena pertobatan adalah hasil karya Allah, maka hanya Allah yang berhak menerima kemuliaan.
2. Pertobatan Menunjukkan Keadilan dan Kasih Allah
Dalam pertobatan, kita melihat bagaimana Allah dimuliakan melalui perwujudan sifat-sifat-Nya:
- Keadilan Allah: Dosa harus dihukum, dan pertobatan menunjukkan bahwa manusia menyadari keadilan Allah yang kudus.
- Kasih Allah: Allah memanggil orang berdosa kepada-Nya, bukan karena mereka layak, tetapi karena kasih karunia-Nya yang besar (Roma 5:8).
Ketika seseorang bertobat, ia bukan hanya menyadari dosanya, tetapi juga menyadari kebesaran kasih Allah. Ini membuat hati yang bertobat memuji dan memuliakan Allah karena kebaikan-Nya.
3. Sukacita di Surga atas Pertobatan Orang Berdosa
Yesus sendiri mengajarkan bahwa ada sukacita besar di surga ketika seorang berdosa bertobat:
“Aku berkata kepadamu, demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.” (Lukas 15:7, AYT)
Sukacita ini bukan hanya menunjukkan betapa pentingnya pertobatan, tetapi juga bagaimana pertobatan membawa kemuliaan bagi Allah di surga.
III. Peran Roh Kudus dalam Pertobatan
1. Roh Kudus Menginsafkan Dosa
Tanpa karya Roh Kudus, manusia tidak akan menyadari kebutuhannya akan pertobatan. Yesus berkata:
“Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman.” (Yohanes 16:8, AYT)
Jonathan Edwards menekankan bahwa hanya Roh Kudus yang dapat membangkitkan hati yang mati dalam dosa. Tanpa Roh Kudus, pertobatan sejati tidak mungkin terjadi.
2. Roh Kudus Melahirbarukan Hati
Pertobatan sejati adalah hasil dari kelahiran kembali (regeneration). Teologi Reformed mengajarkan bahwa manusia tidak dapat bertobat tanpa terlebih dahulu dilahirkan kembali oleh Roh Kudus (Yohanes 3:5-8).
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa kelahiran kembali mendahului iman dan pertobatan. Ini berarti bahwa Allah terlebih dahulu menghidupkan hati orang berdosa, dan barulah mereka dapat berespons dengan iman dan pertobatan.
IV. Implikasi Praktis: Hidup dalam Pertobatan Sehari-hari
1. Pertobatan sebagai Gaya Hidup
Dalam teologi Reformed, pertobatan bukan hanya keputusan satu kali, tetapi merupakan pola hidup orang percaya. Martin Luther dalam 95 Tesis-nya menulis bahwa “Seluruh kehidupan orang Kristen haruslah kehidupan pertobatan.”
Seorang Kristen sejati akan terus bertobat setiap hari karena ia semakin menyadari keberdosaannya dan semakin mengandalkan kasih karunia Allah.
2. Penginjilan dan Kemuliaan Allah
Karena pertobatan adalah sarana untuk memuliakan Allah, orang percaya dipanggil untuk memberitakan Injil agar semakin banyak orang datang kepada Kristus dan memuliakan Allah.
John Piper dalam bukunya Let the Nations Be Glad! menyatakan:
“Misi ada karena penyembahan tidak ada. Tujuan utama penginjilan adalah agar semakin banyak orang mengenal dan memuliakan Allah.”
Oleh karena itu, gereja harus terus memberitakan Injil dan mendoakan pertobatan bagi dunia.
3. Doa sebagai Sarana Pertobatan
Orang percaya dipanggil untuk berdoa bagi pertobatan, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Berdoa untuk pertobatan bukan hanya tindakan spiritual, tetapi juga cara untuk mengakui bahwa hanya Allah yang dapat mengubah hati manusia.
Kesimpulan: Kemuliaan Allah dalam Pertobatan
Dalam teologi Reformed, pertobatan adalah karya Allah yang berdaulat, bukan usaha manusia. Pertobatan memuliakan Allah karena:
- Menunjukkan kuasa dan kasih karunia-Nya dalam menyelamatkan orang berdosa.
- Mengungkapkan keadilan dan kasih Allah dalam rencana keselamatan-Nya.
- Membawa sukacita di surga dan di hati orang percaya.
- Mendorong kehidupan yang terus-menerus bertobat dan bertumbuh dalam iman.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam pertobatan setiap hari, memberitakan Injil, dan bersyukur atas kasih karunia Allah yang telah menyelamatkan kita.
“Segala kemuliaan bagi Allah yang telah memberikan kita anugerah keselamatan melalui pertobatan dan iman kepada Yesus Kristus!”