2 Korintus 1:17-24: Kesetiaan Allah dan Kepastian dalam Kristus
Pendahuluan
Surat 2 Korintus ditulis oleh Rasul Paulus sebagai respons terhadap kritik dan tuduhan yang muncul di jemaat Korintus. Beberapa orang menuduh Paulus sebagai orang yang tidak konsisten dan berubah-ubah dalam rencananya, khususnya mengenai kunjungannya ke Korintus.
Dalam 2 Korintus 1:17-24, Paulus menegaskan bahwa ia bukan orang yang plin-plan, karena Allah yang ia layani adalah Allah yang setia dan tidak berubah.
2 Korintus 1:20 – "Sebab, semua janji Allah adalah ‘ya’ di dalam Kristus. Itulah sebabnya, melalui Dia, kami mengucapkan ‘Amin’ kami untuk kemuliaan Allah."
Bagian ini mengajarkan beberapa prinsip penting:
- Paulus bukan orang yang tidak konsisten; ia bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan (ayat 17-19).
- Janji Allah adalah pasti dan digenapi dalam Kristus (ayat 20).
- Orang percaya dimeteraikan dengan Roh Kudus sebagai jaminan keselamatan (ayat 21-22).
- Paulus bukan penguasa atas iman jemaat, tetapi pekerja yang mendukung mereka dalam sukacita dan keteguhan iman (ayat 23-24).
Artikel ini akan membahas eksposisi ayat-ayat ini berdasarkan perspektif teologi Reformed, serta bagaimana kebenaran ini dapat diterapkan dalam kehidupan orang percaya.
1. Konteks Historis dan Teologis 2 Korintus 1:17-24
Surat 2 Korintus adalah surat yang sangat personal, di mana Paulus mengungkapkan isi hatinya kepada jemaat. Salah satu masalah yang dihadapinya adalah tuduhan bahwa ia tidak menepati janji.
John Calvin dalam Commentary on 2 Corinthians menjelaskan bahwa Paulus ingin membela dirinya dengan menegaskan bahwa ia tidak bertindak seperti orang dunia yang berkata ‘ya’ tetapi kemudian berkata ‘tidak’.
"Orang percaya harus mencerminkan karakter Allah dalam perkataan dan perbuatan mereka, karena Allah adalah setia dan tidak berubah." — John Calvin
Paulus menjelaskan bahwa kesetiaan hidupnya mencerminkan kesetiaan Allah yang telah menyatakan janji-janji-Nya dalam Kristus.
2. Eksposisi Kata-Kata Kunci dalam 2 Korintus 1:17-24
a. "Apakah yang aku rencanakan, aku merencanakannya secara duniawi?" ( 2 Korintus 1:17)
Paulus menolak tuduhan bahwa ia tidak konsisten atau bertindak dengan cara yang duniawi.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menegaskan bahwa orang percaya harus hidup dengan integritas, tidak berubah-ubah seperti dunia yang penuh dengan kebohongan.
"Kesetiaan dalam perkataan dan tindakan adalah tanda kehidupan yang dikuasai oleh anugerah Tuhan." — Herman Bavinck
Paulus ingin menunjukkan bahwa keputusan-keputusannya tidak didasarkan pada kepentingan pribadi, tetapi pada kehendak Tuhan.
b. "Sama seperti Allah adalah setia, perkataan kami kepadamu bukanlah ‘ya’ dan ‘tidak’" (2 Korintus 1:18)
Paulus mengaitkan kesetiaannya dengan kesetiaan Allah.
Jonathan Edwards dalam Religious Affections menegaskan bahwa kesetiaan Allah adalah dasar dari semua janji-Nya.
"Jika Allah tidak berubah, maka umat-Nya harus meneladani karakter-Nya dalam hidup mereka." — Jonathan Edwards
Paulus menegaskan bahwa perkataannya tidak plin-plan, karena ia melayani Tuhan yang setia.
c. "Semua janji Allah adalah ‘ya’ di dalam Kristus" (2 Korintus 1:20)
Paulus menegaskan bahwa Kristus adalah penggenapan dari semua janji Allah.
John MacArthur dalam The MacArthur Bible Commentary menjelaskan bahwa tidak ada janji Allah yang gagal, karena semuanya digenapi dalam Kristus.
"Kristus adalah kepastian janji-janji Allah, dan di dalam Dia, kita dapat percaya bahwa Allah selalu setia." — John MacArthur
Roma 15:8-9 juga menegaskan bahwa Yesus datang untuk menggenapi janji-janji Allah kepada umat-Nya.
d. "Allah yang meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus" (2 Korintus 1:21)
Paulus menekankan bahwa hanya Allah yang dapat mengokohkan iman orang percaya dalam Kristus.
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menegaskan bahwa iman yang sejati bukanlah hasil usaha manusia, tetapi pekerjaan Allah yang meneguhkan umat-Nya.
"Allah yang memulai pekerjaan baik dalam kita, dan Ia juga yang akan menyelesaikannya." — R.C. Sproul
Filipi 1:6 menegaskan bahwa Allah yang telah memulai pekerjaan baik di dalam kita akan menyelesaikannya.
e. "Ia telah memeteraikan kita dan memberikan Roh-Nya dalam hati kita sebagai jaminan" (2 Korintus 1:22)
Pemeteraian oleh Roh Kudus adalah tanda kepemilikan Allah atas umat-Nya dan jaminan keselamatan mereka.
Timothy Keller dalam The Reason for God menegaskan bahwa kehadiran Roh Kudus dalam hati orang percaya adalah bukti bahwa mereka telah diselamatkan dan tidak akan pernah ditinggalkan Allah.
"Jika kita memiliki Roh Kudus, itu adalah jaminan bahwa Allah tidak akan melepaskan kita, karena kita telah dimeteraikan oleh-Nya." — Timothy Keller
Efesus 1:13-14 juga menegaskan bahwa Roh Kudus adalah jaminan warisan kita di dalam Kristus.
f. "Kami adalah yang bekerja bersamamu untuk sukacitamu karena dalam imanmu, kamu berdiri teguh" (2 Korintus 1:24)
Paulus menekankan bahwa pemimpin rohani bukanlah penguasa atas iman orang lain, tetapi rekan kerja yang membantu mereka bertumbuh dalam sukacita dan keteguhan iman.
Charles Spurgeon dalam Morning and Evening menekankan bahwa kepemimpinan Kristen harus bersifat melayani, bukan menguasai.
"Hamba-hamba Tuhan dipanggil bukan untuk berkuasa atas umat, tetapi untuk menolong mereka menemukan sukacita sejati dalam Kristus." — Charles Spurgeon
Filipi 2:2 juga mengajarkan bahwa sukacita sejati ditemukan dalam kesatuan dan pertumbuhan dalam iman.
3. Penerapan 2 Korintus 1:17-24 dalam Kehidupan Kristen
a. Hidup dengan Integritas dan Kesetiaan
Paulus menegaskan bahwa orang percaya harus meneladani kesetiaan Allah dalam hidup mereka.
Efesus 4:25 berkata:
"Sebab itu, buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota."
Sebagai orang Kristen, kita harus hidup dalam kebenaran, tidak plin-plan atau bermuka dua.
b. Percaya pada Janji Allah dalam Kristus
Kristus adalah penggenapan semua janji Allah, dan kita harus hidup dalam keyakinan akan janji-janji itu.
Roma 8:32 berkata:
"Ia yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimana mungkin Ia tidak akan mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?"
Jika Allah telah memberikan Kristus, maka kita bisa yakin bahwa semua janji-Nya akan digenapi dalam hidup kita.
c. Bersandar pada Roh Kudus sebagai Jaminan Keselamatan
Karena Roh Kudus telah memeteraikan kita, kita bisa memiliki kepastian dalam keselamatan kita.
Roma 8:16 berkata:
"Roh itu bersaksi bersama roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah."
Kita harus hidup dengan keyakinan bahwa Allah telah memilih dan menjaga kita sampai akhir.
4. Kesimpulan: Kesetiaan Allah dalam Kristus
2 Korintus 1:17-24 menegaskan bahwa kesetiaan Allah adalah dasar dari iman kita, dan semua janji-Nya telah digenapi dalam Kristus.
Poin-poin utama dari eksposisi ini adalah:
- Orang percaya harus hidup dengan integritas dan setia pada janji mereka.
- Kristus adalah penggenapan semua janji Allah.
- Roh Kudus adalah jaminan keselamatan kita.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam keyakinan akan kesetiaan Tuhan dan membagikan sukacita dalam Kristus kepada sesama.
Soli Deo Gloria!