Kristus sebagai Kepenuhan Allah: Kolose 1:19

Kristus sebagai Kepenuhan Allah: Kolose 1:19

Pendahuluan

Kolose 1:19 adalah ayat yang menegaskan keilahian Yesus Kristus dan kesempurnaan-Nya sebagai manifestasi Allah yang hidup. Ayat ini memiliki peran sentral dalam teologi Kristen, terutama dalam pemahaman tentang Kristologi, yaitu studi tentang pribadi dan karya Kristus.

Ayat ini berbunyi:

"Sebab, Allah berkenan agar seluruh kepenuhan-Nya tinggal dalam Dia." (Kolose 1:19, AYT)

Dalam artikel ini, kita akan membahas makna mendalam Kolose 1:19 berdasarkan perspektif teologi Reformed dengan mengacu pada pemikiran para pakar seperti John Calvin, John Owen, R.C. Sproul, dan Martyn Lloyd-Jones. Kita juga akan melihat bagaimana ayat ini mengajarkan keilahian Kristus, supremasi-Nya, dan relevansinya dalam kehidupan Kristen saat ini.

1. Konteks Kolose 1:19 dalam Surat Kolose

Surat Kolose ditulis oleh Rasul Paulus untuk memperingatkan jemaat di Kolose terhadap ajaran sesat yang berusaha merendahkan keunggulan Kristus.

Pasal 1 menyoroti keutamaan Kristus dalam ciptaan dan keselamatan. Paulus ingin menegaskan bahwa Yesus bukan hanya seorang guru besar atau nabi, tetapi manifestasi penuh dari Allah sendiri.

Kolose 1:19 merupakan bagian dari "Kristus sebagai pusat segala sesuatu" (Kolose 1:15-20) yang menegaskan bahwa:

  1. Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan (Kolose 1:15).
  2. Kristus adalah pencipta dan pemelihara alam semesta (Kolose 1:16-17).
  3. Kristus adalah kepala gereja dan yang pertama bangkit dari kematian (Kolose 1:18).
  4. Seluruh kepenuhan Allah berdiam di dalam Kristus (Kolose 1:19).

Ayat ini secara langsung menyatakan keilahian penuh Kristus, yang menjadi dasar iman Kristen dan membantah segala bentuk ajaran sesat yang mencoba merendahkan posisi-Nya.

2. Eksposisi Kolose 1:19

a) "Sebab, Allah berkenan..."

Frasa ini menegaskan bahwa Allah dengan kehendak-Nya yang berdaulat menetapkan sesuatu yang sangat penting dalam diri Kristus.

Menurut John Calvin, ini menunjukkan inisiatif Allah dalam menyatakan diri-Nya melalui Kristus. Tidak ada yang memaksa Allah untuk melakukan ini, tetapi dalam anugerah-Nya, Ia berkenan untuk memperlihatkan diri-Nya dalam Yesus Kristus sebagai sarana keselamatan manusia.

John Owen menambahkan bahwa keputusan Allah ini berasal dari rencana kekal-Nya. Dalam teologi Reformed, kita memahami bahwa segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendak Allah yang berdaulat, termasuk manifestasi penuh Allah dalam Kristus.

b) "...agar seluruh kepenuhan-Nya..."

Frasa ini mengacu pada segala sesuatu yang menjadikan Allah sebagai Allah – yaitu keilahian, atribut, dan kemuliaan-Nya.

R.C. Sproul menjelaskan bahwa kata "kepenuhan" (pleroma) dalam bahasa Yunani berarti seluruh esensi dan sifat Allah sepenuhnya ada dalam Kristus. Ini menegaskan bahwa Kristus bukan makhluk ciptaan, melainkan Allah yang sejati dalam bentuk manusia.

Martyn Lloyd-Jones menekankan bahwa tidak ada perbedaan antara Allah Bapa dan Kristus dalam hal esensi keilahian-Nya. Semua atribut Allah – seperti kemahakuasaan, kemahatahuan, dan kemahakudusan – ada di dalam Kristus.

c) "...tinggal dalam Dia."

Bagian ini menegaskan bahwa kepenuhan Allah bukan hanya sekadar mengunjungi Yesus sementara, tetapi berdiam secara permanen di dalam-Nya.

John Calvin menolak ajaran sesat yang mengatakan bahwa Yesus hanya menerima sebagian dari keilahian Allah. Ia menegaskan bahwa Yesus adalah Allah sepenuhnya, bukan hanya manusia yang memiliki kehadiran ilahi dalam dirinya.

John Owen menambahkan bahwa keilahian Kristus tidak bisa dipisahkan dari kemanusiaan-Nya. Saat Yesus menjadi manusia, Ia tidak kehilangan sifat keilahian-Nya. Ia tetap 100% Allah dan 100% manusia dalam satu pribadi.

R.C. Sproul menjelaskan bahwa ini adalah dasar dari doktrin inkarnasi: Yesus tidak hanya datang membawa pesan dari Allah, tetapi Ia sendiri adalah Allah yang menjelma menjadi manusia.

3. Teologi Reformed tentang Keilahian Kristus

a) Kristus sebagai Manifestasi Penuh Allah

Dalam teologi Reformed, kita percaya bahwa Kristus adalah pernyataan sempurna dari Allah Bapa.

Menurut John Calvin, Kristus adalah satu-satunya cara bagi manusia untuk mengenal Allah secara benar. Tanpa Kristus, manusia tidak akan pernah bisa memahami Allah yang sejati.

John Owen menambahkan bahwa Kristus adalah pusat dari segala wahyu Allah. Jika kita ingin mengenal Allah, kita harus melihat kepada Yesus, karena dalam Dia seluruh kepenuhan Allah berdiam.

b) Supremasi Kristus atas Segala Sesuatu

Kolose 1:19 menunjukkan bahwa tidak ada yang lebih tinggi dari Kristus.

R.C. Sproul menekankan bahwa Kristus bukan hanya bagian dari ciptaan, tetapi pencipta dan pemelihara segalanya. Oleh karena itu, tidak ada yang bisa dibandingkan dengan-Nya – baik itu malaikat, nabi, atau manusia lain.

Martyn Lloyd-Jones menegaskan bahwa Kristus harus menjadi pusat dari semua pengajaran dan ibadah dalam gereja. Jika gereja mengurangi supremasi Kristus, maka gereja sedang menyimpang dari kebenaran Injil.

c) Kristus sebagai Satu-satunya Jalan Keselamatan

Jika Kristus adalah kepenuhan Allah, maka tidak ada keselamatan di luar Dia.

John Calvin menegaskan bahwa manusia tidak bisa mencari Allah dengan kekuatannya sendiri. Hanya melalui Kristus, manusia bisa mengenal Allah dan menerima keselamatan.

John Owen menambahkan bahwa tidak ada agama lain yang dapat membawa manusia kepada Allah. Jika seluruh kepenuhan Allah ada di dalam Kristus, maka siapa pun yang mencari Allah di luar Kristus akan gagal.

R.C. Sproul mengingatkan bahwa banyak orang mencoba mencari kebenaran dalam filosofi dan agama lain, tetapi hanya dalam Kristuslah kebenaran sejati ditemukan.

4. Aplikasi dalam Kehidupan Kristen

a) Mengenal Allah Melalui Kristus

Karena kepenuhan Allah ada dalam Kristus, maka satu-satunya cara untuk mengenal Allah dengan benar adalah melalui Yesus.

John Calvin menekankan bahwa kita tidak boleh mencari wahyu Allah di tempat lain. Jika kita ingin mengenal Allah, kita harus membaca Firman-Nya dan melihat kepada Kristus.

b) Menjunjung Tinggi Kristus dalam Kehidupan dan Gereja

Jika Kristus adalah pusat segala sesuatu, maka Ibadah dan kehidupan kita harus berpusat pada-Nya.

Martyn Lloyd-Jones menegaskan bahwa gereja yang tidak menjadikan Kristus sebagai pusat akan kehilangan arah. Injil bukan tentang perasaan atau motivasi diri, tetapi tentang Kristus yang adalah kepenuhan Allah.

c) Menolak Ajaran yang Merendahkan Kristus

Kolose 1:19 menegaskan bahwa Kristus adalah Allah yang sejati.

John Owen memperingatkan bahwa banyak ajaran sesat berusaha merendahkan posisi Kristus. Kita harus berhati-hati terhadap ajaran yang menganggap Yesus hanya sebagai nabi, guru, atau sosok moral belaka.

Kesimpulan

Kolose 1:19 menegaskan bahwa Kristus adalah manifestasi penuh dari Allah, supremasi-Nya atas segala sesuatu, dan satu-satunya jalan keselamatan.

Dalam perspektif teologi Reformed, kita melihat bahwa Kristus adalah pusat dari iman Kristen. Tanpa Kristus, tidak ada keselamatan, tidak ada wahyu Allah yang sejati, dan tidak ada pengharapan.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengenal Allah melalui Kristus, menjadikan Kristus pusat dalam hidup kita, dan menolak segala ajaran yang merendahkan supremasi-Nya.

Next Post Previous Post