Roma 1:19-20: Bukti Keberadaan Allah dalam Penciptaan

Roma 1:19-20: Bukti Keberadaan Allah dalam Penciptaan

Pendahuluan

Roma 1:19-20 adalah bagian fundamental dalam teologi Kristen, khususnya dalam pandangan Reformed, mengenai wahyu umum Allah. Ayat ini berbicara tentang bagaimana keberadaan dan sifat-sifat Allah dinyatakan kepada semua manusia melalui penciptaan. Eksposisi ini akan menguraikan makna ayat ini berdasarkan pemikiran beberapa teolog Reformed terkemuka, seperti John Calvin, Cornelius Van Til, Herman Bavinck, dan R.C. Sproul.

Teks Alkitab: Roma 1:19-20 (AYT)

(19) "Sebab, apa yang dapat diketahui tentang Allah sudah jelas bagi mereka karena Allah telah menunjukkannya kepada mereka."
(20) "Sejak penciptaan dunia, sifat-sifat Allah yang tidak dapat dilihat, yaitu kuasa-Nya yang kekal dan sifat keilahian-Nya, telah terlihat jelas untuk dipahami melalui hal-hal yang Dia ciptakan sehingga mereka tidak dapat berdalih."

Eksposisi Roma 1:19-20

1. Wahyu Umum: Pengetahuan tentang Allah yang Dinyatakan kepada Semua Manusia

Dalam Roma 1:19, Paulus menyatakan bahwa Allah telah menunjukkan keberadaan-Nya kepada manusia. Wahyu ini tidak diberikan secara khusus kepada sekelompok orang tertentu, tetapi kepada semua manusia, tanpa terkecuali.

John Calvin dalam Institutio (Institutes of the Christian Religion) menyebut konsep ini sebagai "sensus divinitatis", yaitu kesadaran bawaan dalam hati manusia tentang keberadaan Allah. Calvin menjelaskan bahwa manusia tidak bisa menghindari kesadaran ini karena Allah sendiri telah menanamkannya di dalam hati mereka. Bahkan mereka yang menolak Allah tetap memiliki jejak pengetahuan tentang-Nya.

Herman Bavinck, dalam Reformed Dogmatics, menekankan bahwa wahyu umum ini meliputi segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah. Penciptaan sendiri adalah deklarasi tentang kuasa dan kebesaran-Nya. Dengan kata lain, manusia tidak bisa hidup di dunia ini tanpa menghadapi bukti akan keberadaan Allah di setiap sudut alam semesta.

2. Kuasa Allah yang Kekal dan Sifat Keilahian-Nya

Roma 1:20 menyoroti dua aspek utama dari wahyu umum:

  1. Kuasa-Nya yang kekal (His eternal power)
  2. Keilahian-Nya (His divine nature)

Kuasa kekal Allah terlihat dalam keindahan dan keteraturan alam semesta. Cornelius Van Til, seorang apologet Reformed, menyatakan bahwa penciptaan mengungkapkan bukan hanya keberadaan Allah tetapi juga otoritas-Nya atas semua ciptaan. Langit, bintang-bintang, gunung, dan lautan—semua menunjukkan kebesaran dan kekuatan Allah yang tidak terbatas.

Keilahian Allah juga tampak dalam sifat kesempurnaan, kebijaksanaan, dan keteraturan hukum alam. R.C. Sproul dalam bukunya Defending Your Faith menegaskan bahwa dunia ini bukan hasil kebetulan, tetapi refleksi dari Tuhan yang berakal budi dan berdaulat. Dunia memiliki desain yang jelas, yang mengarah kepada keberadaan Sang Pencipta.

Paulus menegaskan bahwa manusia dapat "melihat dengan jelas" (Greek: καθοράω, kathoraō) sifat-sifat Allah dalam ciptaan. Ini bukan sekadar intuisi, tetapi kesimpulan logis yang harusnya dicapai oleh semua manusia. Tidak ada seorang pun yang bisa mengklaim bahwa mereka tidak memiliki cukup bukti akan keberadaan Allah.

3. Ketidakberalasan Penolakan terhadap Allah

Bagian terakhir dari Roma 1:20 berbicara tentang tanggung jawab manusia: "... sehingga mereka tidak dapat berdalih."

Frasa ini menegaskan bahwa penolakan terhadap Allah bukanlah akibat dari kurangnya bukti, tetapi dari kebobrokan hati manusia.

John Calvin menjelaskan bahwa manusia dengan sengaja menolak Allah meskipun mereka sebenarnya tahu bahwa Ia ada. Ini sesuai dengan konsep total depravity (kerusakan total) dalam teologi Reformed: manusia secara alami cenderung menekan kebenaran dan memilih ketidakbenaran.

Van Til menambahkan bahwa ateisme dan skeptisisme tidak muncul karena kurangnya bukti, tetapi karena pemberontakan manusia terhadap Tuhan. Manusia yang berdosa tidak ingin tunduk kepada otoritas Allah, sehingga mereka mencari alasan untuk menolak bukti yang sudah ada di depan mata mereka.

Herman Bavinck menyatakan bahwa pengetahuan tentang Allah dalam wahyu umum cukup untuk menjadikan manusia bertanggung jawab, tetapi tidak cukup untuk menyelamatkan mereka. Untuk dapat diselamatkan, manusia membutuhkan wahyu khusus, yaitu Injil Yesus Kristus.

Aplikasi Teologis dalam Kehidupan Kristen

Roma 1:19-20 memiliki beberapa implikasi teologis dan praktis bagi orang Kristen:

  1. Iman kepada Allah diperkuat oleh penciptaan

    • Dunia ini bukanlah hasil kebetulan. Setiap aspek alam semesta—dari keindahan alam hingga hukum-hukum fisika—menunjukkan keberadaan dan kebijaksanaan Allah.
  2. Kewajiban untuk bersaksi kepada orang yang belum percaya

    • Karena semua manusia sebenarnya mengetahui keberadaan Allah, tugas kita adalah mengingatkan mereka akan kebenaran yang sudah mereka tekan dalam ketidakbenaran (Roma 1:18).
  3. Pentingnya wahyu khusus (Injil Yesus Kristus)

    • Wahyu umum hanya cukup untuk menghukum manusia tetapi tidak cukup untuk menyelamatkan mereka. Oleh karena itu, pemberitaan Injil menjadi sangat penting agar orang berdosa dapat mengenal keselamatan di dalam Kristus.
  4. Menghargai keindahan alam sebagai ekspresi kemuliaan Allah

    • Sebagai orang Kristen, kita diajak untuk melihat dunia ini sebagai karya seni Sang Pencipta, bukan sekadar benda mati. Ini juga berarti kita memiliki tanggung jawab untuk merawat ciptaan-Nya.

Kesimpulan

Roma 1:19-20 mengajarkan bahwa Allah telah menyatakan diri-Nya kepada semua manusia melalui penciptaan. Tidak ada seorang pun yang bisa berdalih bahwa mereka tidak memiliki cukup bukti akan keberadaan Allah. Namun, karena manusia berdosa, mereka memilih untuk menolak Allah dan menekan kebenaran yang sudah jelas.

Teologi Reformed menegaskan bahwa penolakan terhadap Allah bukanlah masalah intelektual, tetapi masalah hati yang berdosa. Solusi satu-satunya adalah wahyu khusus dalam Yesus Kristus, yang menawarkan keselamatan bagi mereka yang bertobat dan percaya kepada-Nya.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk melihat penciptaan sebagai deklarasi kemuliaan Allah, menggunakannya sebagai alat apologetika, dan dengan setia memberitakan Injil kepada dunia yang berdosa.

"Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya." (Mazmur 19:1)

Next Post Previous Post