Reformasi Yosia: Kebangunan Rohani dan Pembaruan Hati

Reformasi Yosia: Kebangunan Rohani dan Pembaruan Hati

Pendahuluan

Reformasi Yosia adalah salah satu peristiwa kebangunan rohani terbesar dalam sejarah Israel yang tercatat dalam 2 Raja-Raja 22-23 dan 2 Tawarikh 34-35. Yosia, seorang raja muda yang mulai memerintah pada usia delapan tahun, dikenal karena kepemimpinannya yang penuh semangat dalam memulihkan penyembahan yang benar dan menyingkirkan berhala dari Yehuda.

Reformasi ini bukan hanya tentang pembaruan eksternal dalam ibadah, tetapi juga tentang pertobatan hati yang sejati. Dalam teologi Reformed, kisah Yosia sering dikaitkan dengan kedaulatan Allah dalam membangkitkan kebangunan rohani, otoritas Firman Tuhan, dan pentingnya pertobatan sejati.

Artikel ini akan membahas proses reformasi Yosia, dasar Alkitabiah, serta bagaimana para teolog Reformed seperti John Calvin, Jonathan Edwards, R.C. Sproul, dan Martyn Lloyd-Jones memahami dan menafsirkan peristiwa ini.

1. Latar Belakang Zaman Yosia

Sebelum masa pemerintahan Yosia, kerohanian Israel berada dalam kondisi yang sangat buruk. Raja Manasye dan Amon telah membawa bangsa itu jatuh ke dalam penyembahan berhala, kekerasan, dan ketidakadilan sosial.

a. Kejatuhan Moral dan Rohani

  • Bait Allah di Yerusalem diabaikan dan dicemari dengan berhala.

  • Penyembahan Baal dan Asyera merajalela di Yehuda.

  • Hukum Tuhan dilupakan, dan rakyat hidup dalam kemurtadan.

b. Allah Membangkitkan Yosia

Dalam kedaulatan-Nya, Allah membangkitkan Yosia untuk melakukan reformasi. Teologi Reformed menekankan bahwa kebangunan rohani bukanlah hasil usaha manusia semata, tetapi karya Allah dalam hati manusia.

Martyn Lloyd-Jones berkata:

“Kebangunan sejati selalu dimulai dengan Allah yang menggerakkan hati manusia untuk kembali kepada-Nya.”

Reformasi Yosia adalah contoh bagaimana Allah memulihkan umat-Nya melalui Firman dan pertobatan.

2. Proses Reformasi Yosia

a. Pencarian Allah di Masa Mudanya (2 Tawarikh 34:3)

Pada usia 16 tahun, Yosia mulai mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Ini menunjukkan bahwa kebangunan rohani dimulai dari hati yang rindu kepada Tuhan.

Jonathan Edwards dalam bukunya Religious Affections menulis:

“Kebangunan sejati terjadi ketika hati manusia sungguh-sungguh mengejar Tuhan dan menginginkan kehadiran-Nya lebih dari segalanya.”

b. Penghapusan Berhala (2 Raja-Raja 23:4-14)

Yosia mengambil tindakan drastis untuk membersihkan Yehuda dari penyembahan berhala. Dia:

  • Menghancurkan patung Baal dan Asyera

  • Membakar mezbah palsu

  • Menghapus praktik penyembahan berhala dari bangsa itu

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa pembaruan sejati selalu melibatkan penghancuran dosa dan kembalinya ibadah yang murni:

“Hati manusia adalah pabrik berhala; hanya melalui Firman dan Roh Tuhan, manusia dapat disucikan dari penyembahan palsu.”

c. Penemuan Kitab Taurat (2 Raja-Raja 22:8-11)

Ketika Kitab Taurat ditemukan di Bait Allah, Yosia merendahkan dirinya dan menangis karena menyadari betapa jauh bangsa itu telah menyimpang dari hukum Tuhan.

R.C. Sproul menegaskan bahwa kebangunan rohani sejati selalu didasarkan pada penemuan kembali Firman Tuhan:

“Tanpa kebenaran Alkitab, reformasi hanya akan menjadi perubahan moral sementara, bukan pertobatan sejati.”

d. Pembacaan Firman dan Perjanjian Baru dengan Tuhan (2 Raja-Raja 23:1-3)

Yosia mengumpulkan seluruh rakyat dan membacakan Kitab Taurat kepada mereka, lalu mereka membuat perjanjian baru dengan Tuhan. Ini menegaskan bahwa reformasi sejati bukan hanya perubahan individu tetapi juga perubahan komunitas.

J.I. Packer dalam Knowing God menulis:

“Kebangunan sejati selalu bersifat komunitarian; umat Tuhan secara bersama-sama kembali kepada kebenaran-Nya.”

e. Pemulihan Paskah (2 Raja-Raja 23:21-23)

Yosia mengadakan perayaan Paskah terbesar dalam sejarah Israel sejak zaman Samuel. Ini menandakan bahwa reformasi sejati membawa umat kembali kepada karya keselamatan Tuhan.

Jonathan Edwards berkata:

“Kebangunan sejati selalu ditandai oleh penghargaan yang baru terhadap karya keselamatan Allah.”

3. Prinsip-Prinsip Teologi Reformed dalam Reformasi Yosia

a. Kedaulatan Allah dalam Kebangunan Rohani

Reformasi Yosia bukan sekadar inisiatif manusia, tetapi digerakkan oleh Allah.

John Calvin menulis:

“Semua perubahan rohani sejati adalah hasil karya Roh Kudus dalam hati manusia.”

b. Otoritas Firman Tuhan

Ketika Kitab Taurat ditemukan, Firman Tuhan menjadi pusat dari reformasi. Ini menegaskan bahwa gereja harus selalu kembali kepada otoritas Alkitab.

R.C. Sproul menulis:

“Tanpa dasar yang kuat dalam Firman, reformasi tidak akan bertahan lama.”

c. Pertobatan yang Sejati

Yosia menunjukkan pertobatan sejati dengan menangis dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Reformasi sejati tidak hanya bersifat eksternal tetapi menyentuh hati manusia.

Martyn Lloyd-Jones berkata:

“Kebangunan yang sejati bukan hanya perubahan dalam perilaku, tetapi perubahan dalam hati yang menghasilkan ketaatan yang sejati.”

4. Pelajaran dari Reformasi Yosia bagi Gereja Masa Kini

a. Gereja Harus Kembali ke Firman Tuhan

Seperti Yosia yang menemukan kembali Kitab Taurat, gereja saat ini harus kembali pada otoritas mutlak Alkitab.

b. Berhala Zaman Modern Harus Dihancurkan

Meskipun kita tidak menyembah patung Baal, banyak orang Kristen hari ini memiliki berhala lain seperti materialisme, hiburan, dan kesuksesan duniawi.

John Calvin menulis:

“Hati manusia selalu menciptakan berhala-berhala baru, tetapi hanya kebenaran Injil yang dapat menghancurkannya.”

c. Kebangunan Rohani Dimulai dari Hati yang Rendah Hati

Yosia merendahkan diri dan bertobat. Jika gereja ingin mengalami kebangunan rohani, maka pertobatan sejati harus dimulai dari hati masing-masing orang percaya.

Jonathan Edwards berkata:

“Kebangunan rohani sejati dimulai ketika umat Tuhan menangis atas dosa-dosanya dan berseru kepada Tuhan untuk pemulihan.”

d. Reformasi Sejati Bersifat Jangka Panjang

Setelah Yosia meninggal, rakyat kembali menyimpang dari Tuhan. Ini menunjukkan bahwa reformasi sejati harus dijaga agar tetap berlangsung dari generasi ke generasi.

Martyn Lloyd-Jones berkata:

“Tanpa pemuridan yang berkelanjutan, kebangunan rohani akan menjadi momen sementara yang segera pudar.”

Kesimpulan

Reformasi Yosia adalah contoh kuat dari bagaimana Allah membangkitkan kebangunan rohani melalui Firman dan pertobatan sejati. Dalam teologi Reformed, reformasi ini mengajarkan bahwa:

  1. Allah berdaulat dalam membangkitkan reformasi rohani.

  2. Firman Tuhan adalah dasar utama dari kebangunan sejati.

  3. Pertobatan sejati melibatkan hati yang hancur dan perubahan hidup.

  4. Kebangunan harus dijaga agar tetap berlangsung secara berkelanjutan.

Sebagaimana gereja terus menghadapi tantangan zaman ini, pelajaran dari reformasi Yosia menjadi relevan bagi kita. Kita dipanggil untuk menghancurkan berhala modern, kembali kepada Firman Tuhan, dan hidup dalam pertobatan sejati.

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post