1 Petrus 1:25: Ketetapan Firman Tuhan

1 Petrus 1:25: Ketetapan Firman Tuhan

Pendahuluan

Dalam dunia yang terus berubah, banyak hal bersifat sementara. Namun, Rasul Petrus dalam 1 Petrus 1:25 menegaskan bahwa ada satu hal yang kekal: firman Tuhan. Ayat ini mengutip Yesaya 40:8 untuk menekankan bahwa sekalipun manusia dan segala yang ada di dunia ini lenyap, firman Tuhan tetap berdiri selamanya.

Pernyataan ini memiliki implikasi yang mendalam dalam teologi Reformed, yang sangat menekankan otoritas, ketetapan, dan kemurnian firman Tuhan. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna 1 Petrus 1:25 berdasarkan pemahaman beberapa pakar teologi Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan lainnya.

Teks 1 Petrus 1:25 (AYT)

"Tetapi firman Tuhan tetap selama-lamanya." Dan, firman itu adalah Injil yang diberitakan kepadamu. (1 Petrus 1:25, AYT)

Dalam ayat ini, ada beberapa aspek kunci yang akan kita bahas:

  1. Ketetapan Firman Tuhan – "Tetapi firman Tuhan tetap selama-lamanya."

  2. Firman sebagai Injil yang diberitakan – "Dan, firman itu adalah Injil yang diberitakan kepadamu."

Eksposisi Ayat 1 Petrus 1:25

1. "Tetapi firman Tuhan tetap selama-lamanya"

Petrus mengutip Yesaya 40:8 untuk menegaskan kontras antara kefanaan manusia dan kekekalan firman Tuhan. Kata tetap dalam bahasa Yunani (μένει, menei) berarti "tidak berubah, terus berlangsung." Ini menunjukkan bahwa firman Tuhan memiliki sifat yang tidak dapat dihancurkan oleh waktu atau keadaan dunia.

Pandangan John Calvin

John Calvin dalam komentarnya terhadap 1 Petrus 1:25 menekankan bahwa firman Tuhan memiliki kuasa yang tidak dapat digoyahkan oleh manusia atau sejarah.

"Meskipun segala sesuatu di dunia ini berlalu, firman Tuhan tetap ada. Inilah satu-satunya kebenaran yang tidak akan pernah gagal dan yang menjadi dasar iman sejati." (Commentary on 1 Peter 1:25)

Menurut Calvin, firman Tuhan bersifat kekal karena berasal dari Allah yang kekal. Ini menegaskan prinsip utama dalam teologi Reformed, yaitu otoritas dan kemutlakan firman Tuhan dalam segala aspek kehidupan.

Pandangan Herman Bavinck

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics juga menekankan bahwa firman Tuhan tidak hanya kekal tetapi juga bersifat aktif dan bekerja dalam sejarah keselamatan.

"Firman Tuhan bukan sekadar kata-kata, tetapi adalah ekspresi kehendak-Nya yang berdaulat. Oleh karena itu, firman itu tetap berlaku sepanjang zaman, membawa kehidupan dan keselamatan bagi umat-Nya." (Reformed Dogmatics, Vol. 1, hlm. 385)

Dengan kata lain, kekekalan firman Tuhan tidak hanya berarti bahwa teksnya tetap ada, tetapi juga bahwa firman itu terus bekerja dalam kehidupan umat percaya.

Pandangan Louis Berkhof

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa firman Tuhan bersifat infallible (tidak dapat salah) dan inerrant (tanpa kesalahan). Oleh karena itu, firman Tuhan bukan hanya kekal tetapi juga dapat dipercaya sepenuhnya.

"Karena firman Tuhan berasal dari Allah yang tidak pernah berubah, maka firman itu sendiri tidak pernah bisa gagal atau bertentangan dengan kebenaran." (Systematic Theology, hlm. 126-127)

2. "Dan, firman itu adalah Injil yang diberitakan kepadamu"

Petrus tidak hanya berbicara tentang firman Tuhan secara umum, tetapi secara spesifik menghubungkannya dengan Injil. Ini menunjukkan bahwa pemberitaan Injil adalah bagian dari firman Tuhan yang kekal.

Pandangan J. I. Packer

J. I. Packer dalam bukunya Knowing God menegaskan bahwa firman Tuhan, khususnya Injil, adalah wahyu Allah yang membawa kehidupan bagi orang berdosa.

"Kabar baik dalam Injil bukanlah sesuatu yang baru atau sementara, tetapi merupakan bagian dari firman Tuhan yang kekal. Itu berarti janji keselamatan dalam Injil tidak akan pernah berubah atau dibatalkan." (Knowing God, hlm. 135)

Dengan kata lain, kepastian keselamatan dalam Kristus adalah bagian dari ketetapan firman Tuhan. Ini memberikan penghiburan bagi orang percaya bahwa janji keselamatan mereka tidak bergantung pada kondisi dunia, tetapi pada firman Tuhan yang kekal.

Pandangan Martyn Lloyd-Jones

Martyn Lloyd-Jones dalam Preaching and Preachers menyoroti bahwa pemberitaan Injil adalah sarana utama yang digunakan Allah untuk menyatakan firman-Nya yang kekal kepada dunia.

"Injil bukan hanya kabar baik, tetapi juga adalah firman Tuhan yang hidup dan bekerja di dalam hati manusia. Oleh karena itu, pemberitaannya harus dilakukan dengan penuh kuasa dan kesetiaan." (Preaching and Preachers, hlm. 113)

Aplikasi Teologis

Dari eksposisi di atas, ada beberapa prinsip teologis yang dapat kita pelajari:

  1. Firman Tuhan adalah dasar iman yang teguh

    • Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, firman Tuhan adalah satu-satunya kebenaran yang tidak berubah.

  2. Injil adalah bagian dari firman Tuhan yang kekal

    • Keselamatan dalam Kristus bukanlah konsep yang sementara, tetapi merupakan bagian dari rencana kekal Allah.

  3. Pemberitaan firman adalah tugas yang tidak boleh diabaikan

    • Karena firman Tuhan tetap selama-lamanya, gereja harus setia dalam memberitakan Injil kepada dunia.

  4. Firman Tuhan membawa kehidupan dan pengharapan

    • Orang percaya harus berpegang teguh pada firman Tuhan dalam setiap aspek kehidupan mereka, karena itulah satu-satunya sumber kebenaran yang sejati.

Kesimpulan

1 Petrus 1:25 menegaskan bahwa firman Tuhan adalah satu-satunya kebenaran yang kekal di tengah dunia yang terus berubah. Para teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, dan Louis Berkhof menunjukkan bahwa firman Tuhan bukan hanya bersifat kekal tetapi juga berkuasa, infallible, dan merupakan dasar dari Injil yang menyelamatkan.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup berdasarkan firman Tuhan, meyakini ketetapan-Nya, dan memberitakan Injil sebagai bagian dari firman yang tidak akan pernah berlalu. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, kita dapat berpegang teguh pada janji firman Tuhan yang "tetap selama-lamanya."

Next Post Previous Post