Roma 1:14-15: Utang Paulus kepada Injil dan Kerinduan Memberitakannya
Pendahuluan
Surat Paulus kepada jemaat di Roma merupakan salah satu tulisan yang paling teologis dalam Perjanjian Baru. Dalam pembuka surat ini, Paulus mengungkapkan kerinduannya yang besar untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di Roma. Dalam Roma 1:14-15, Paulus menyatakan bahwa ia memiliki hutang untuk memberitakan Injil kepada semua orang, tanpa memandang latar belakang mereka.
Roma 1:14-15 (AYT):
"Aku orang yang berutang, baik kepada orang Yunani maupun kepada orang bukan Yunani, kepada orang berhikmat maupun orang tidak berhikmat. Karena itu, aku sangat ingin memberitakan Injil kepada kamu juga, yang ada di kota Roma."
Ayat ini sangat penting karena menunjukkan keberanian, panggilan, dan tanggung jawab Paulus sebagai seorang rasul. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna mendalam dari Roma 1:14-15 dalam perspektif teologi Reformed, dengan mengacu pada pemikiran John Calvin, Charles Hodge, Matthew Henry, dan R.C. Sproul.
1. Konteks Roma 1:14-15 dalam Surat Roma
A. Latar Belakang Surat Roma
Surat Roma ditulis oleh Paulus sekitar tahun 57-58 M saat ia berada di Korintus, dalam perjalanan misinya ke Yerusalem.
Beberapa poin penting tentang surat ini:
- Paulus belum pernah mengunjungi jemaat di Roma saat ia menulis surat ini.
- Roma adalah pusat dunia saat itu, dengan populasi yang terdiri dari orang Yahudi dan non-Yahudi.
- Paulus ingin memastikan bahwa jemaat di Roma memiliki pemahaman yang benar tentang Injil dan doktrin keselamatan.
B. Hubungan Roma 1:14-15 dengan Konteks Keseluruhan
Roma 1:14-15 muncul dalam bagian pengantar surat ini (Roma 1:1-17), di mana Paulus:
- Memperkenalkan dirinya sebagai hamba Kristus yang dipanggil untuk memberitakan Injil (Roma 1:1).
- Menyatakan bahwa Injil adalah kuasa Allah untuk keselamatan bagi setiap orang yang percaya (Roma 1:16-17).
John Calvin dalam Commentary on Romans menulis:
"Paulus ingin menunjukkan bahwa pemberitaan Injil bukan hanya suatu pilihan baginya, tetapi suatu kewajiban yang harus ia penuhi."
Dengan kata lain, Paulus melihat dirinya sebagai seorang hamba yang memiliki hutang untuk membawa kabar baik kepada semua orang.
2. Eksposisi Mendalam Roma 1:14-15
A. “Aku Orang yang Berutang” (Roma 1:14a)
Paulus menggunakan metafora hutang untuk menggambarkan tanggung jawabnya dalam pemberitaan Injil.
Apa yang dimaksud dengan “hutang” dalam konteks ini?
- Paulus merasa bahwa ia telah menerima anugerah keselamatan, dan karena itu, ia berhutang untuk membagikannya kepada orang lain.
- Hutang ini bukan kepada manusia, tetapi kepada Allah yang telah memberikannya panggilan kerasulan.
Siapa yang menjadi sasaran pemberitaan Injil Paulus?
- “Orang Yunani maupun orang bukan Yunani” → Mengacu pada semua bangsa di luar Israel.
- “Orang berhikmat maupun orang tidak berhikmat” → Injil harus diberitakan kepada semua tingkat sosial dan intelektual.
Charles Hodge dalam Commentary on Romans menulis:
"Paulus mengerti bahwa Injil bukan hanya untuk kelompok tertentu, tetapi untuk semua orang tanpa kecuali."
B. “Karena Itu, Aku Sangat Ingin Memberitakan Injil” (Roma 1:15a)
Kerinduan Paulus untuk memberitakan Injil bukan sekadar kewajiban, tetapi juga dorongan hati yang kuat.
Mengapa Paulus ingin memberitakan Injil di Roma?
- Roma adalah pusat dunia, dan jika Injil bisa berkembang di sana, dampaknya akan sangat luas.
- Paulus ingin memastikan bahwa jemaat Roma memiliki dasar iman yang kuat.
Apa yang membuat Paulus begitu bersemangat?
- Kasih kepada Kristus (2 Korintus 5:14-15).
- Panggilan kerasulan yang telah diberikan kepadanya (Galatia 1:15-16).
- Kesadarannya bahwa Injil adalah satu-satunya jalan keselamatan (Roma 1:16).
Matthew Henry dalam Commentary on the Whole Bible menulis:
"Seorang Kristen sejati tidak dapat menahan dirinya untuk tidak membagikan Injil. Paulus adalah contoh utama dari semangat ini."
C. “Kepada Kamu Juga, yang Ada di Kota Roma” (Roma 1:15b)
Paulus ingin membawa kabar baik Injil bukan hanya kepada orang-orang yang belum percaya, tetapi juga kepada jemaat di Roma.
- Mengapa Paulus ingin memberitakan Injil kepada orang percaya?
- Karena orang percaya masih perlu bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus.
- Injil bukan hanya untuk orang yang belum percaya, tetapi juga bagi orang percaya untuk memperdalam pemahaman mereka tentang anugerah Allah.
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menulis:
"Orang percaya tidak boleh berhenti pada pengalaman awal keselamatan, tetapi harus terus bertumbuh dalam pemahaman Injil."
3. Implikasi Teologis Roma 1:14-15
A. Injil adalah Tanggung Jawab Setiap Orang Percaya
Roma 1:14-15 mengajarkan bahwa setiap orang percaya memiliki hutang untuk membagikan Injil.
Dalam perspektif teologi Reformed:
- Keselamatan adalah anugerah Allah, tetapi kita bertanggung jawab untuk memberitakannya (Matius 28:19-20).
- Injil adalah satu-satunya jalan keselamatan bagi semua orang (Roma 10:14-15).
- Kasih kepada Kristus harus mendorong kita untuk bersaksi (2 Korintus 5:14).
John Calvin berkata:
"Jika kita telah menerima anugerah keselamatan, kita memiliki tanggung jawab untuk membagikannya kepada orang lain."
B. Injil Tidak Mengenal Batas Sosial dan Budaya
Paulus menegaskan bahwa Injil harus diberitakan kepada semua orang, tanpa memandang latar belakang mereka.
- Tidak ada kelompok yang lebih berhak atas Injil dibandingkan kelompok lain.
- Keselamatan tidak bergantung pada kebijaksanaan manusia, tetapi pada anugerah Allah (1 Korintus 1:26-29).
R.C. Sproul menulis:
"Allah memanggil umat-Nya dari segala bangsa, bahasa, dan budaya untuk menjadi bagian dari keluarga-Nya."
Kesimpulan
Roma 1:14-15 mengajarkan bahwa setiap orang percaya memiliki hutang untuk memberitakan Injil, tanpa membeda-bedakan status sosial atau budaya.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk:
✅ Menjadikan Injil sebagai prioritas dalam hidup kita.
✅ Memberitakan Injil kepada semua orang, tanpa pengecualian.
✅ Terus bertumbuh dalam pemahaman dan penghayatan Injil.
"Kita yang telah menerima anugerah keselamatan memiliki tanggung jawab untuk membagikannya kepada dunia." – John Calvin