10 Ayat Alkitab Penting tentang Hikmat dan Pembedaan

Pendahuluan:
Hikmat dan pembedaan (discernment) adalah dua kualitas penting yang dibutuhkan oleh setiap orang percaya dalam menjalani kehidupan yang setia kepada Allah. Dalam teologi Reformed, hikmat bukan sekadar pengetahuan intelektual, tetapi merupakan karunia rohani yang menuntun seseorang untuk hidup menurut kehendak Tuhan. Sementara pembedaan adalah kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan salah, baik dan jahat, serta yang saleh dan yang tampak rohani namun menyesatkan.
Para teolog Reformed seperti Jonathan Edwards, John Calvin, John Piper, Tim Keller, dan R.C. Sproul telah banyak membahas pentingnya dua hal ini dalam kehidupan Kristen. Artikel ini akan mengulas 10 ayat Alkitab penting tentang hikmat dan pembedaan, serta pandangan dari para teolog Reformed yang memperkaya pemahaman kita tentang ayat-ayat tersebut.
1. Amsal 1:7
"Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan."
Makna Teologis:
Menurut John Calvin, takut akan Tuhan bukan hanya rasa takut yang pasif, tetapi rasa hormat yang penuh kasih dan ketaatan. Hikmat sejati dimulai bukan dari kepandaian, melainkan dari hubungan yang benar dengan Allah.
Pandangan Reformed:
Hikmat adalah hasil dari transformasi hati. Teologi Reformed menekankan bahwa orang berdosa tidak dapat memperoleh hikmat sejati tanpa pembaruan oleh Roh Kudus.
2. Yakobus 1:5
"Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah... maka hal itu akan diberikan kepadanya."
Makna Teologis:
John Piper menegaskan bahwa ayat ini memperlihatkan bahwa hikmat bukan hanya sesuatu yang dipelajari, tetapi juga dianugerahkan. Allah senang memberi hikmat kepada mereka yang merendahkan diri di hadapan-Nya.
Pandangan Reformed:
Permintaan hikmat mencerminkan pengakuan akan ketergantungan penuh kepada Allah, yang sejalan dengan doktrin anugerah.
3. Amsal 3:5-7
"Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu... Jangan bersandar kepada pengertianmu sendiri."
Makna Teologis:
Menurut Tim Keller, hikmat bukan berarti mengabaikan akal budi, tetapi menyadari keterbatasannya. Hikmat sejati menuntut kita bersandar pada kedaulatan Allah, bukan pada logika manusia semata.
Pandangan Reformed:
Dalam Reformed Theology, semua pengertian manusia telah tercemar oleh dosa. Oleh karena itu, hikmat ilahi harus mengoreksi pemikiran kita yang sudah jatuh.
4. 1 Raja-Raja 3:9
"Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu."
Makna Teologis:
Permintaan Salomo bukan untuk kekayaan atau kuasa, tapi hikmat untuk memimpin. Ini menunjukkan bahwa hikmat adalah anugerah yang diarahkan untuk melayani, bukan untuk kepentingan pribadi.
Pandangan Reformed:
Menurut R.C. Sproul, ayat ini menegaskan bahwa pemimpin rohani harus mencari hikmat dari Tuhan, bukan mengandalkan strategi dunia.
5. Ibrani 5:14
"Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari yang jahat."
Makna Teologis:
Pembedaan rohani bukan datang secara otomatis, tapi melalui latihan dan pertumbuhan dalam kebenaran.
Jonathan Edwards menyatakan bahwa discernment adalah bukti kedewasaan iman. Orang yang dewasa rohani akan dapat mengenali ajaran palsu dan memegang yang benar.
Pandangan Reformed:
Dalam tradisi Reformed, discernment dianggap sebagai buah pertumbuhan spiritual yang aktif dan terus-menerus melalui Firman dan Roh Kudus.
6. Amsal 4:7
"Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat, dan dengan segala yang kauperoleh, perolehlah pengertian."
Makna Teologis:
Derek Kidner, komentator Alkitab dari tradisi Reformed, menjelaskan bahwa penekanan ayat ini adalah urgensi mengejar hikmat, bukan sebagai pilihan tambahan tetapi sebagai hal utama.
Pandangan Reformed:
Hikmat adalah sesuatu yang harus dikejar secara aktif oleh orang percaya, bukan hanya diterima secara pasif. Reformed mengajarkan bahwa ini terjadi melalui disiplin rohani yang konsisten.
7. Kolose 1:9
"Kami tidak henti-hentinya berdoa... supaya kamu penuh dengan pengetahuan akan kehendak-Nya dalam segala hikmat dan pengertian rohani."
Makna Teologis:
Doa Paulus ini menunjukkan bahwa hikmat rohani adalah komponen utama dalam pengenalan akan kehendak Allah.
Sinclair Ferguson menyoroti bahwa hikmat yang dimaksud di sini adalah kemampuan untuk mengaplikasikan kebenaran Injil dalam setiap aspek kehidupan.
Pandangan Reformed:
Hikmat adalah bagian dari pengudusan (sanctification). Roh Kudus membentuk karakter kita melalui Firman sehingga kita dapat memahami dan menaati kehendak Allah.
8. Roma 12:2
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah..."
Makna Teologis:
Discernment datang dari transformasi oleh Roh Kudus. Tanpa pembaruan pikiran, kita akan berpikir seperti dunia dan gagal mengenali kehendak Tuhan.
John Stott, dalam kerangka Reformed Evangelical, menyatakan bahwa discernment bukan hasil logika natural, tetapi hasil dari pikiran yang diperbarui oleh Injil.
Pandangan Reformed:
Reformed menekankan bahwa semua bagian dari manusia—termasuk akal—telah tercemar dosa. Oleh karena itu, discernment sejati hanya mungkin jika pikiran diperbarui secara supranatural oleh Roh.
9. Yakobus 3:17
"Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut..."
Makna Teologis:
Yakobus memberikan karakteristik dari hikmat sejati. Bukan hanya intelektual, tetapi bersifat moral dan relasional. Hikmat sejati akan menghasilkan buah Roh.
Kevin DeYoung, seorang pengajar Reformed, mengatakan bahwa hikmat sejati akan terlihat dari karakter seseorang, bukan hanya kata-katanya.
Pandangan Reformed:
Hikmat bukan hanya "apa yang kau tahu", tetapi "siapa kau di dalam Kristus". Dalam Reformed Theology, hikmat sejati tidak pernah terpisah dari kasih dan kebenaran.
10. 1 Tesalonika 5:21-22
"Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan."
Makna Teologis:
Ayat ini adalah landasan untuk discernment aktif dalam kehidupan Kristen. Orang percaya dipanggil untuk mengujilah semua hal dengan Firman, bukan dengan opini pribadi.
Francis Schaeffer, apologet Reformed, menekankan bahwa discernment sangat penting di zaman ketika banyak ide salah dikemas dengan cara rohani.
Pandangan Reformed:
Setiap pengajaran, gaya hidup, atau pilihan hidup harus diuji oleh otoritas Firman Tuhan. Inilah kunci dari discernment sejati menurut teologi Reformed.
Kesimpulan: Hikmat dan Discernment dalam Kerangka Teologi Reformed
Berdasarkan pembahasan ayat-ayat di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa prinsip penting menurut teologi Reformed:
1. Hikmat sejati berasal dari Allah dan diberikan melalui Roh Kudus.
Hikmat bukan hanya tentang IQ tinggi atau kecerdasan logika, tetapi kemampuan rohani untuk melihat segala sesuatu dari perspektif Allah.
2. Discernment adalah buah dari kehidupan yang dikuduskan.
Pembedaan bukan hanya tentang teori, tetapi tentang karakter yang terbentuk oleh kebenaran Injil.
3. Pikiran yang diperbarui oleh Firman menghasilkan pandangan hidup yang benar.
Tanpa transformasi pikiran oleh Injil, tidak mungkin kita bisa mengenali kehendak Allah.
4. Hikmat dan discernment memampukan kita hidup kudus di tengah dunia yang jatuh.
Dalam dunia yang semakin keliru menafsirkan kebenaran, kita dipanggil untuk berdiri teguh melalui hikmat dari atas.
Penutup
Di tengah zaman yang penuh dengan kebingungan, kompromi, dan relativisme, orang Kristen dipanggil untuk menjadi terang yang bijaksana dan peka terhadap kebenaran Tuhan. Hikmat dan pembedaan bukanlah opsi, melainkan kebutuhan mutlak untuk bertahan dan menang dalam kehidupan yang berkenan kepada Allah.