Doa bagi Dia yang Menderita karena Penyakit

Doa bagi Dia yang Menderita karena Penyakit

Pendahuluan

Penyakit dan penderitaan adalah bagian dari realitas hidup di dunia yang telah jatuh ke dalam dosa. Sejak kejatuhan manusia di Taman Eden, tubuh manusia menjadi rentan terhadap kelemahan, kesakitan, dan kematian. Namun, bagaimana seharusnya seorang Kristen menghadapi penderitaan akibat penyakit yang berkepanjangan?

Dalam teologi Reformed, penderitaan tidak dipandang sebagai sesuatu yang sia-sia. Sebaliknya, penderitaan memiliki makna teologis yang mendalam dalam rencana Allah. Banyak tokoh Reformed seperti John Calvin, Jonathan Edwards, Charles Spurgeon, dan R.C. Sproul membahas bagaimana umat Tuhan harus berdoa dalam masa-masa sulit ini.

Artikel ini akan membahas doa bagi mereka yang menderita akibat penyakit dalam perspektif teologi Reformed. Kita akan mengeksplorasi dasar Alkitab tentang doa dalam penderitaan, bagaimana para teolog Reformed memandangnya, serta contoh doa yang dapat dipanjatkan dalam menghadapi penyakit.

1. Dasar Alkitab tentang Doa dalam Penderitaan

Alkitab penuh dengan doa-doa yang dipanjatkan oleh orang-orang percaya ketika mereka mengalami penderitaan. Berikut beberapa ayat yang relevan:

  1. Yakobus 5:13-15

    "Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira, baiklah ia menyanyi! Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan kalau ia telah berbuat dosa, maka dosanya akan diampuni."

    Ayat ini menegaskan bahwa dalam penderitaan dan penyakit, respons pertama yang seharusnya dilakukan oleh orang percaya adalah berdoa. Doa bukan hanya sarana untuk meminta kesembuhan, tetapi juga untuk memohon kekuatan dan pengampunan dosa.

  2. Mazmur 34:19

    "Orang benar mengalami banyak kesusahan, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu."

    Ini menunjukkan bahwa penderitaan bukanlah tanda bahwa seseorang telah ditinggalkan Allah, tetapi justru bagian dari perjalanan iman yang akan dipakai Tuhan untuk mendatangkan kebaikan.

  3. 2 Korintus 12:9-10

    "Tetapi jawab Tuhan kepadaku: 'Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.' Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat."

    Rasul Paulus menunjukkan bahwa penderitaan yang berkepanjangan bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan kesempatan untuk mengalami kasih karunia Allah dengan lebih dalam.

2. Pandangan Teolog Reformed tentang Doa dalam Penderitaan

John Calvin: Doa sebagai Sumber Penghiburan

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa doa adalah alat yang diberikan Allah untuk menguatkan orang percaya di tengah penderitaan. Menurut Calvin, tujuan utama doa bukanlah sekadar meminta kesembuhan, tetapi untuk menyelaraskan hati kita dengan kehendak Allah.

Calvin menulis:

"Doa adalah hubungan suci antara Allah dan manusia, di mana kita mencurahkan hati kita kepada-Nya dan menemukan penghiburan dalam janji-janji-Nya."

Dengan kata lain, doa dalam penderitaan bukan hanya tentang mencari kelepasan, tetapi juga tentang menemukan damai sejahtera dalam kedaulatan Allah.

Jonathan Edwards: Penderitaan Membawa Kita Lebih Dekat kepada Allah

Jonathan Edwards, seorang teolog Reformed abad ke-18, melihat penderitaan sebagai sarana yang Tuhan gunakan untuk menarik manusia lebih dekat kepada-Nya. Dalam salah satu khotbahnya, Edwards berkata:

"Allah seringkali memakai penderitaan untuk mengosongkan hati manusia dari hal-hal duniawi dan mengisinya dengan kasih kepada-Nya."

Edwards percaya bahwa ketika seseorang mengalami penyakit atau penderitaan yang berkepanjangan, itu adalah kesempatan bagi mereka untuk semakin mengandalkan Allah. Oleh karena itu, doa harus berfokus pada mencari wajah Tuhan, bukan hanya mencari kesembuhan jasmani.

Charles Spurgeon: Doa dalam Penderitaan sebagai Sarana Iman

Charles Spurgeon, seorang pengkhotbah Reformed terkenal, pernah mengalami berbagai penderitaan fisik sepanjang hidupnya. Ia mengalami penyakit rematik kronis dan depresi. Namun, Spurgeon tetap menekankan pentingnya doa.

Dalam salah satu khotbahnya, ia berkata:

"Ketika penderitaan datang, itu bukan tanda bahwa Allah telah meninggalkan kita, melainkan kesempatan untuk semakin dekat dengan-Nya melalui doa."

Spurgeon melihat penderitaan sebagai cara Tuhan membentuk karakter dan iman kita. Doa yang dinaikkan dalam penderitaan bukan sekadar permohonan untuk sembuh, tetapi juga permohonan agar Allah menguatkan hati kita dalam iman.

R.C. Sproul: Berdoa dengan Pemahaman akan Kedaulatan Allah

R.C. Sproul menekankan bahwa setiap doa yang dipanjatkan harus berada dalam kerangka pemahaman tentang kedaulatan Allah. Sproul mengingatkan bahwa meskipun kita berdoa untuk kesembuhan, kita harus tetap tunduk pada kehendak Tuhan.

Ia berkata:

"Tuhan tidak selalu menjawab doa kita sesuai keinginan kita, tetapi selalu menjawab sesuai dengan kebijaksanaan dan kasih-Nya yang sempurna."

Dengan kata lain, doa dalam penderitaan haruslah doa yang penuh iman, tetapi juga penuh kepasrahan kepada kehendak Allah.

3. Contoh Doa bagi Dia yang Menderita karena Penyakit

Berikut adalah contoh doa yang bisa dipanjatkan oleh mereka yang sedang mengalami penderitaan akibat penyakit.

Doa untuk Penghiburan dalam Penderitaan

*Bapa yang penuh kasih,
Aku datang kepada-Mu dengan hati yang penuh beban karena penyakit yang kualami. Tubuhku lemah, dan jiwaku pun kadang merasa letih. Namun, aku tahu bahwa Engkau adalah Allah yang setia dan penuh kasih.

Tuhan, aku tidak meminta sesuatu di luar kehendak-Mu, tetapi aku memohon agar Engkau menguatkan aku dalam penderitaan ini. Jika Engkau berkehendak untuk menyembuhkanku, aku bersyukur. Tetapi jika Engkau mengizinkan aku melewati jalan penderitaan ini lebih lama, tolong aku untuk tetap setia kepada-Mu.

Berilah aku damai sejahtera yang melampaui segala akal, agar aku tetap bersandar kepada janji-janji-Mu. Ajarlah aku untuk tetap bersyukur dan mengandalkan Engkau dalam segala keadaan. Dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku berdoa. Amin.*

Doa untuk Ketekunan dalam Iman

*Tuhan yang Mahakuasa,
Aku mengakui bahwa sering kali aku lemah dan meragukan kasih-Mu saat aku mengalami penderitaan. Namun, aku tahu bahwa Engkau tetap setia.

Tuhan, tolong aku untuk tetap teguh dalam iman. Biarlah aku tidak hanya mencari kesembuhan fisik, tetapi juga pertumbuhan rohani melalui pengalaman ini. Bentuklah aku sesuai dengan kehendak-Mu dan jadikan aku saksi bagi orang lain tentang kesetiaan-Mu.

Aku menyerahkan hidupku sepenuhnya ke dalam tangan-Mu. Kiranya nama-Mu dimuliakan melalui hidupku. Amin.*

Kesimpulan

Doa bagi mereka yang menderita akibat penyakit bukan hanya sekadar permohonan untuk kesembuhan, tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam teologi Reformed, penderitaan dipandang sebagai bagian dari rencana Allah yang lebih besar.

Sebagai orang percaya, kita diajak untuk berdoa dengan iman, mencari penghiburan dalam janji-janji Tuhan, dan tetap teguh dalam ketaatan kepada-Nya. Kiranya dalam setiap penderitaan, kita semakin mengenal kasih dan kedaulatan Allah yang sempurna.

Amin.

Next Post Previous Post