Markus 15:33–41 - Kematian Yesus: Penggenapan, Penghakiman, dan Pengharapan

Pendahuluan: Pusat dari Sejarah Keselamatan
Markus 15:33–41 menggambarkan puncak dari penderitaan Yesus, momen ketika Sang Juruselamat menghadapi kematian fisik dan keterpisahan dari Bapa. Ini bukan sekadar tragedi sejarah, tetapi momen pusat dari sejarah penebusan. Dalam terang teologi Reformed, peristiwa ini menegaskan doktrin penebusan substitusioner, yaitu bahwa Yesus mati menggantikan umat pilihan Allah.
I. Konteks Markus 15: Kematian di Tengah Kegelapan
Markus secara khusus menyusun narasi kematian Yesus sebagai klimaks dari Injil-nya. Sebelum bagian ini, Yesus telah:
-
Diadili secara tidak adil
-
Disiksa oleh tentara Romawi
-
Disalibkan di antara penjahat
Kini, saat tiba jam keenam (kira-kira pukul 12 siang), terjadi kegelapan di seluruh tanah. Ini adalah simbol penghakiman dan kesedihan mendalam.
II. Eksposisi Ayat per Ayat (Markus 15:33–41)
Markus 15:33: Kegelapan di Tengah Hari
“...terjadi kegelapan di seluruh tanah itu sampai pada jam kesembilan.”
A. Kegelapan sebagai Tanda Penghakiman
Dalam Perjanjian Lama, kegelapan melambangkan penghakiman ilahi (lih. Amos 8:9–10; Yoel 2:10). Dalam momen ini, Allah Bapa mendatangkan murka-Nya atas Anak-Nya, yang sedang memikul dosa dunia.
R.C. Sproul berkata:
“Ini adalah jam tergelap dalam sejarah manusia — bukan karena langit tertutup, tapi karena dosa ditanggungkan pada Pribadi yang Kudus.”
Markus 15:34: Seruan Kesengsaraan Ilahi
“Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”
A. Penggenapan Mazmur 22
Yesus mengutip Mazmur 22:1, memperlihatkan bahwa Ia sepenuhnya menyadari penggenapan nubuatan sedang terjadi. Seruan ini bukan keraguan, melainkan penegasan realitas penderitaan pengganti.
John Calvin menyatakan:
“Yesus tidak ditinggalkan karena ketidaktaatan, tetapi agar kita yang memberontak bisa diterima.”
B. Keterpisahan Sementara antara Bapa dan Anak
Yesus mengalami pemisahan relasional, bukan ontologis. Ia tetap Anak Allah, tetapi mengalami penolakan yang seharusnya kita alami. Inilah inti dari penebusan substitusional.
Markus 15:35–36: Salah Pengertian dan Cemoohan
Orang-orang mengira Yesus memanggil Elia. Tanggapan mereka menunjukkan kebutaan rohani — mereka tidak mengerti penderitaan Mesias.
Sinclair Ferguson menjelaskan:
“Kebanyakan orang tidak mampu melihat kemuliaan dalam penderitaan. Mereka ingin mukjizat, bukan salib.”
Markus 15:37: Yesus Mengembuskan Napas Terakhir
“Yesus berseru dengan suara keras...”
Yesus menyerahkan nyawa-Nya secara sadar dan sukarela (lih. Yoh. 10:17–18). Ini bukan kematian karena kekalahan, melainkan kematian yang penuh kuasa dan kemenangan.
Markus 15:38: Tirai Bait Allah Terbelah
“...dari atas sampai ke bawah.”
A. Tirai sebagai Penghalang antara Allah dan Manusia
Tirai memisahkan ruang kudus dan ruang maha kudus. Ketika tirai terbelah, itu berarti penghalang dosa telah dihancurkan.
R.C. Sproul menyebut ini sebagai:
“Tanda surgawi bahwa pekerjaan Kristus telah selesai. Jalan kepada Allah kini terbuka.”
B. Dari Atas ke Bawah
Detail ini penting — bukan manusia yang merobeknya, tapi Allah sendiri yang membuka akses kepada-Nya.
Markus 15:39: Pengakuan dari Kepala Pasukan
“Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!”
Seorang prajurit Romawi, yang mewakili bangsa kafir, kini mengakui identitas Yesus. Ini menggenapi misi Injil: keselamatan bagi segala bangsa.
D.A. Carson mencatat:
“Ironi besar dalam Injil Markus: para murid gagal memahami, tetapi seorang kafir melihat dengan jelas siapa Yesus.”
Markus 15:40–41: Kesetiaan Para Perempuan
Perempuan-perempuan ini tetap ada, bahkan saat para murid pria telah lari. Mereka adalah saksi kematian, pemakaman, dan kebangkitan.
John Calvin menyebut mereka sebagai:
“Teladan kesetiaan yang Tuhan pakai untuk mempermalukan kelemahan laki-laki.”
III. Teologi Reformed dan Kematian Kristus
A. Penebusan Substitusioner
Teologi Reformed mengajarkan bahwa Yesus mati menggantikan umat pilihan Allah, menanggung hukuman yang seharusnya mereka terima.
“Kristus bukan hanya memberi teladan kasih. Ia menjadi korban pengganti yang menanggung murka Allah.” – Michael Horton
B. Kepuasan Ilahi (Penal Substitution)
Yesus menanggung hukuman hukum Taurat agar keadilan Allah dipuaskan, dan kasih-Nya bisa dinyatakan dengan sempurna.
Heidelberg Catechism (Q&A 37) berkata:
“Selama seluruh hidup-Nya di bumi, tetapi terutama di akhir hidup-Nya, Kristus menanggung murka Allah... supaya Dia dapat menebus kita sepenuhnya.”
C. Jalan Terbuka kepada Allah
Robeknya tirai menunjukkan bahwa hanya melalui darah Kristus, kita dapat datang kepada Allah (Ibrani 10:19–22).
IV. Aplikasi Praktis dari Kematian Yesus
1. Penghiburan dalam Keterpisahan
Yesus pernah merasa ditinggalkan oleh Bapa agar kita tidak pernah ditinggalkan. Saat kita merasa jauh dari Allah, kita bisa datang kepada Salib dan tahu bahwa Dia mengerti dan menyertai.
2. Keselamatan Tidak Bisa Diperoleh oleh Usaha
Kematian Yesus adalah bukti bahwa kita tidak bisa menyelamatkan diri sendiri. Hanya darah Kristus yang cukup. Maka, hentikan usaha membenarkan diri dan percaya sepenuhnya pada karya Kristus.
3. Penginjilan dan Misi
Kepala pasukan Romawi yang percaya menunjukkan bahwa Injil tidak terbatas untuk orang Yahudi. Salib adalah panggilan misi — untuk membawa kabar kemenangan kepada segala bangsa.
V. Bahaya yang Harus Dihindari
A. Injil Tanpa Salib
Beberapa pengajaran modern menekankan kasih dan kesuksesan, tetapi mengabaikan salib sebagai pusat keselamatan. Injil tanpa salib adalah injil palsu.
B. Emosi Tanpa Pemahaman
Ada juga kecenderungan untuk hanya menangis di hadapan salib, tetapi tidak bertobat. Tangisan yang tidak membawa pertobatan adalah kesalehan semu.
VI. Doa Refleksi
“Tuhan Yesus, terima kasih atas pengorbanan-Mu di kayu salib. Engkau memikul dosa kami, agar kami tidak harus binasa. Ampuni kami karena sering melupakan nilai salib. Ajar kami untuk hidup dengan kesadaran bahwa akses kepada Allah terbuka karena darah-Mu. Dalam nama-Mu kami bersyukur dan percaya. Amin.”
Kesimpulan: Kematian yang Menghidupkan
Markus 15:33–41 adalah puncak Injil Markus, di mana penderitaan, penghakiman, dan pengharapan bertemu di salib. Di sana:
-
Dosa dihukum
-
Tirai terbelah
-
Jalan kepada Allah dibuka
-
Dan seorang kafir melihat dan percaya
Yesus tidak mati sia-sia. Ia mati untuk menebus, memulihkan, dan membawa kita kembali kepada Bapa. Kini, damai, pengampunan, dan akses kepada Allah adalah milik setiap orang yang percaya.
“Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!”