Menerima Roh oleh Iman: Galatia 3:2

Menerima Roh oleh Iman: Galatia 3:2

“Satu hal yang ingin aku tanyakan kepadamu, apakah kamu menerima Roh karena menuruti Hukum Taurat, ataukah karena mendengar dengan iman?”
(Galatia 3:2, AYT)

Pendahuluan: Pertanyaan Retoris yang Mengguncang

Dalam Galatia 3:2, Rasul Paulus menyampaikan sebuah pertanyaan retoris yang tajam dan penuh makna: Bagaimana kamu menerima Roh Kudus? Pertanyaan ini bukan hanya untuk orang Galatia di abad pertama, tetapi menjadi pusat teologi Kristen di semua zaman: apakah kita diselamatkan dan dipenuhi Roh oleh usaha manusia, atau oleh iman kepada Kristus saja?

Dalam teologi Reformed, Galatia 3:2 menjadi bukti kuat bahwa semua anugerah rohani, termasuk karunia Roh Kudus, diberikan bukan karena ketaatan terhadap hukum, melainkan melalui pemberitaan Injil yang diresponi dengan iman.

I. Konteks Surat Galatia: Injil vs Hukum Taurat

Surat Galatia ditulis untuk menanggapi penyimpangan serius di antara orang percaya di Galatia yang mulai berpaling dari Injil anugerah kepada ajaran Yudaisme yang mengajarkan bahwa ketaatan terhadap Hukum Taurat (seperti sunat) adalah syarat keselamatan.

Paulus marah dan heran terhadap penyimpangan ini (Gal. 1:6-9), lalu menyerang akar permasalahan: apakah kamu diselamatkan dan menerima Roh karena perbuatan, atau karena iman?

II. Eksposisi Kata demi Kata Galatia 3:2

A. “Satu hal yang ingin aku tanyakan kepadamu...”

Paulus memulai dengan gaya debat yang kuat. Dia tidak memberikan kuliah teologi terlebih dahulu, tetapi memanggil mereka untuk berpikir kembali berdasarkan pengalaman mereka sendiri.

John Calvin mencatat:

“Rasul tidak menyampaikan teori, tetapi membawa mereka pada fakta nyata yang mereka alami. Apakah Roh diberikan karena usaha mereka? Tentu tidak!”

B. “Apakah kamu menerima Roh...”

Yang dimaksud dengan “menerima Roh” adalah penerimaan Roh Kudus sebagai tanda dan bukti keselamatan. Dalam Perjanjian Baru, penerimaan Roh merupakan bagian tak terpisahkan dari kelahiran baru (lih. Kis. 2:38; Ef. 1:13).

R.C. Sproul menegaskan:

“Tanpa Roh Kudus, tidak ada kehidupan Kristen. Paulus tahu bahwa menerima Roh adalah tanda bahwa seseorang benar-benar telah masuk ke dalam Kristus.”

C. “Karena menuruti Hukum Taurat...”

Ini merujuk pada segala bentuk ketaatan hukum secara ritual, moral, dan seremonial. Paulus bertanya: Apakah ketaatan itulah yang membuat Roh Kudus datang atas mereka?

Dalam teologi Reformed, usaha manusia tidak bisa menghasilkan anugerah ilahi. Justru karena manusia telah jatuh dalam dosa, tidak ada hukum yang bisa membenarkan (lihat Galatia 2:16).

Martin Luther, dalam komentarnya atas Galatia, sangat keras menyatakan:

“Roh tidak bisa ditarik oleh hukum. Ia hanya datang melalui Injil, karena hanya Injil yang membawa kehidupan.”

D. “Ataukah karena mendengar dengan iman?”

Inilah kuncinya. “Mendengar dengan iman” dalam bahasa Yunani adalah akoēs pisteōs, yang secara harfiah berarti “pendengaran yang disertai iman”.

Artinya, ketika Injil diberitakan, dan orang percaya dengan hati, maka Roh Kudus diberikan sebagai anugerah, bukan karena usaha atau kebaikan mereka.

III. Doktrin Reformed: Keselamatan dan Roh adalah Anugerah

A. Solus Christus dan Sola Fide

Teologi Reformed mendasarkan keselamatan sepenuhnya pada Kristus saja (Solus Christus) dan iman saja (Sola Fide). Menerima Roh Kudus adalah bagian dari keselamatan itu — dan tidak ada ruang bagi perbuatan manusia untuk menyumbang terhadap hal ini.

Michael Horton dalam Putting Amazing Back into Grace menulis:

“Ketika Paulus berkata bahwa kita menerima Roh melalui iman, itu adalah pernyataan eksplisit bahwa segala bentuk kepercayaan pada kebaikan diri telah dibatalkan.”

B. Regenerasi oleh Roh Kudus

Dalam pandangan Reformed, iman itu sendiri adalah hasil dari karya Roh Kudus (regenerasi). Jadi bukan kita percaya dulu baru Roh datang, melainkan Roh bekerja dalam hati kita untuk memungkinkan kita percaya.

Ini adalah misteri kasih karunia: bahwa iman adalah tanggapan manusia, namun diinisiasi oleh Roh.

IV. Kesalahan Gereja Galatia: Mencampur Injil dengan Hukum

Orang Galatia tidak menyangkal Yesus, tetapi mereka menambahkan hukum Taurat sebagai syarat. Ini yang oleh Paulus disebut sebagai “Injil lain” (Gal. 1:6-9).

Kesalahan ini sangat relevan untuk gereja masa kini:

  • Apakah kita merasa lebih rohani karena melakukan ritual?

  • Apakah kita berpikir Roh Kudus hadir lebih banyak karena kita “taat” secara moral?

  • Apakah kita mengukur kehadiran Roh dengan usaha kita?

Paulus menolak semuanya. Roh datang karena Injil diberitakan dan iman lahir. Bukan karena performa.

V. Aplikasi dalam Kehidupan Kristen Masa Kini

A. Pelayanan Berdasarkan Injil, Bukan Sistem Merit

Banyak pelayanan rohani dikaitkan dengan usaha kita: lebih banyak doa = lebih banyak Roh; lebih suci = lebih diurapi. Meskipun ada prinsip pertumbuhan dalam kekudusan, kehadiran Roh adalah anugerah, bukan hasil kerja keras.

B. Pewartaan Injil sebagai Saluran Kehadiran Roh

Injil bukan hanya pintu masuk keselamatan, tetapi jalan hidup orang percaya. Semakin Injil diberitakan dan didengar dengan iman, semakin nyata karya Roh Kudus di tengah umat-Nya.

John Piper menyatakan:

“Roh Kudus bekerja paling kuat di tempat Injil diberitakan dengan jelas dan diterima dengan iman.”

C. Berhenti Mengandalkan Diri, Mulailah Percaya

Sering kali kita jatuh ke dalam jebakan rohani: ketika merasa gagal, kita berpikir Tuhan menjauh. Galatia 3:2 mengingatkan bahwa kehadiran Roh tidak berdasarkan prestasi kita, tetapi kasih karunia Allah yang diterima melalui iman.

VI. Kesaksian Sejarah Gereja: Luther dan Reformed Fathers

A. Martin Luther: Injil Membebaskan

Dalam Lectures on Galatians, Luther menulis bahwa ayat ini menghancurkan semua kepercayaan pada sistem hukum. Dia berkata:

“Apa pun yang tidak berasal dari Injil, adalah kutuk. Jika kamu mencari Roh dari hukum, kamu kehilangan Injil.”

B. John Calvin: Injil sebagai Sumber Hidup

Calvin berargumen bahwa Roh Kudus adalah meterai dari Injil, dan bahwa Roh tidak bisa hadir dalam hati yang masih berpegang pada usaha sendiri.

“Hanya oleh pemberitaan Kristus yang disalibkan, Roh Kudus diberikan untuk membangun iman sejati.”

VII. Doa Refleksi

“Tuhan, kami mengakui bahwa kami sering mengandalkan usaha kami sendiri untuk menjadi layak di hadapan-Mu. Ampuni kami karena berpaling dari Injil yang murni. Buka hati kami agar terus percaya, dan hidup hanya oleh iman kepada Kristus. Penuhi kami dengan Roh-Mu, bukan karena perbuatan kami, tapi karena kasih-Mu. Amin.”

Kesimpulan: Kembali ke Injil, Kembali ke Roh

Galatia 3:2 adalah panggilan untuk kembali kepada dasar keselamatan yang sejati: bahwa kita menerima Roh Kudus bukan karena Hukum Taurat, melainkan karena mendengar Injil dan percaya.

“Apakah kamu menerima Roh karena menuruti Hukum Taurat, ataukah karena mendengar dengan iman?”

Ayat ini adalah ujian rohani bagi setiap gereja dan orang percaya. Apakah kita masih hidup dalam Injil? Atau sudah beralih pada sistem perbuatan?

Hanya dengan meninggalkan kepercayaan diri dan berpaling penuh kepada Kristus, kita akan mengalami kepenuhan Roh Kudus, seperti yang Allah janjikan sejak awal.

Next Post Previous Post