Misteri 1 Petrus 3:19

Pendahuluan
Salah satu ayat paling sulit dan penuh misteri dalam Perjanjian Baru adalah 1 Petrus 3:19:
“Dalam Roh, Ia juga pergi dan melakukan pemberitaan kepada roh-roh di penjara,” (1 Petrus 3:19, AYT)
Ayat ini telah menjadi sumber perdebatan teologis selama berabad-abad. Siapakah “roh-roh di penjara” itu? Apa yang dimaksud dengan “pemberitaan”? Dan kapan peristiwa ini terjadi? Artikel ini akan menelusuri makna ayat ini berdasarkan eksposisi mendalam dan pandangan para teolog Reformed, termasuk John Calvin, R.C. Sproul, Wayne Grudem, dan Herman Bavinck.
I. Konteks Historis dan Latar Ayat
A. Konteks Surat 1 Petrus
Surat ini ditulis oleh Rasul Petrus kepada orang-orang Kristen yang tersebar di wilayah Asia Kecil (1 Ptr 1:1). Mereka sedang mengalami penderitaan karena iman mereka. Tujuan utama surat ini adalah menguatkan mereka agar tetap setia di tengah penderitaan.
B. Konteks Langsung 1 Petrus 3:18-22
Ayat 19 tidak bisa dipisahkan dari ayat sebelumnya:
“Kristus pun telah mati sekali untuk segala dosa kita, Dia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah. Ia telah dibunuh dalam daging, tetapi dibangkitkan dalam Roh.” (1 Ptr 3:18)
Ayat ini berbicara tentang kematian dan kebangkitan Kristus, serta apa yang terjadi “di antara” dua peristiwa besar itu. Di sinilah muncul kalimat misterius bahwa Kristus “pergi dan memberitakan kepada roh-roh di penjara.”
II. Eksposisi Kata Kunci dalam Ayat
A. "Dalam Roh"
Frasa ini dipahami dalam dua cara:
-
Roh sebagai kuasa ilahi: Kristus dibangkitkan oleh Roh Kudus.
-
Roh sebagai keadaan pasca kematian: Kristus dalam keadaan rohani setelah kematian-Nya.
Teolog Reformed seperti Wayne Grudem menekankan bahwa ini berbicara tentang keadaan eksistensi Kristus setelah kematian, yaitu dalam Roh, bukan lagi dalam tubuh jasmani.
B. "Ia juga pergi"
Frasa ini bisa berarti:
-
Tindakan literal pergi ke suatu tempat.
-
Atau, tindakan simbolis dalam pemberitaan atau pernyataan kemenangan.
John Calvin berpendapat bahwa ini bukanlah “perjalanan ke neraka”, tapi suatu pengumuman kemenangan atas kuasa maut dan setan.
C. "Pemberitaan (kerusso)"
Kata Yunani kerusso berarti "memproklamirkan", sering digunakan untuk pemberitaan Injil, tapi tidak selalu berarti membawa tawaran keselamatan.
Bagi banyak teolog Reformed, ini merujuk pada deklarasi kemenangan, bukan pemberitaan penginjilan.
D. "Roh-roh di penjara"
Ini adalah bagian yang paling kontroversial.
Tiga kemungkinan utama:
-
Manusia yang hidup di zaman Nuh dan kini di neraka.
-
Malaikat yang jatuh / makhluk rohani yang memberontak.
-
Roh manusia umum di alam maut.
Wayne Grudem dan Thomas Schreiner condong pada penafsiran pertama—mereka adalah orang-orang pada zaman Nuh yang tidak taat, dan kini “di penjara” (kemungkinan neraka).
III. Tiga Penafsiran Reformed Populer
1. Penafsiran Proklamasi Kemenangan kepada Roh-roh Jahat
(Didukung oleh John Calvin & R.C. Sproul)
Kristus, setelah kematian-Nya, dalam keadaan rohani, pergi ke tempat roh-roh jahat (kemungkinan malaikat yang jatuh) dan mengumumkan kemenangan-Nya atas dosa dan maut. Ini bukan tawaran keselamatan, melainkan pengumuman bahwa Ia telah menang.
-
Keunggulan: Konsisten dengan konsep Kristus sebagai Raja yang menang.
-
Kesulitan: Tidak jelas siapa "roh-roh" itu.
2. Penafsiran Injil Diberitakan oleh Roh Kristus Lewat Nuh
(Didukung oleh Augustine & beberapa Reformed kontemporer)
Menurut pandangan ini, Kristus tidak benar-benar pergi setelah kematian-Nya, tetapi Roh Kristus berkarya dalam pelayanan Nuh untuk memberitakan pertobatan kepada generasi yang tidak taat. Mereka kini di "penjara" (alam maut).
Wayne Grudem menjelaskan: “Petrus menggunakan cara figuratif untuk mengatakan bahwa Kristus memberitakan melalui Nuh di masa lalu.”
-
Keunggulan: Menjaga kronologi dan tidak berspekulatif.
-
Kesulitan: Terlalu simbolik dan mungkin tidak jelas bagi pembaca awam.
3. Penafsiran Kunjungan Kristus ke Dunia Orang Mati
(Didukung oleh sebagian teolog Lutheran dan Katolik, tapi dikritik oleh Reformed)
Kristus turun ke dunia orang mati dan mengabarkan keselamatan atau kemenangan. Namun, Reformed menolak ini, karena tidak ada dasar eksplisit bahwa Kristus memberi kesempatan kedua setelah kematian.
IV. Pandangan Para Teolog Reformed
A. John Calvin
“Saya tidak ragu bahwa roh-roh ini adalah orang-orang yang hidup di zaman Nuh. Mereka mati dalam ketidaktaatan mereka, dan kini terpenjara, sementara Kristus menyatakan kemenangan-Nya kepada mereka sebagai hakim.”
B. R.C. Sproul
Sproul menyatakan bahwa ini adalah pernyataan kemenangan Kristus atas roh-roh jahat. Ia menolak ide bahwa ini adalah penginjilan kepada orang mati.
C. Wayne Grudem
Dalam bukunya Tyndale NT Commentary, Grudem mengusulkan bahwa Roh Kristus berkarya melalui Nuh untuk memberitakan pertobatan, dan sekarang mereka (yang dulu mendengar namun menolak) berada dalam penjara (neraka).
Grudem menekankan bahwa tafsiran ini paling sesuai dengan konteks 1 Petrus 3:20—yakni, zaman Nuh.
D. Herman Bavinck
Dalam Gereformeerde Dogmatiek, Bavinck menyebut bahwa ini menyentuh aspek inkarnasi dan penderitaan Kristus yang berkelanjutan bahkan dalam kematian-Nya. Namun Bavinck tidak secara rinci memihak salah satu tafsiran ayat ini secara eksplisit, melainkan melihatnya sebagai bagian dari misteri karya Kristus.
V. Aplikasi Teologis dan Pastoral
A. Kristus Menang atas Kuasa Kegelapan
Terlepas dari tafsiran spesifik, satu kebenaran pasti adalah: Kristus menang. Ia tidak dikalahkan oleh maut, dan pengumuman-Nya—baik kepada roh-roh jahat atau kepada dunia rohani—adalah deklarasi kemenangan.
B. Keselamatan Tidak Ditawarkan Setelah Kematian
Salah satu prinsip teologi Reformed yang penting adalah: “Sekali mati, penghakiman menyusul” (Ibrani 9:27). Maka, tidak ada penginjilan kepada orang mati. Ini menolak ide bahwa orang yang sudah mati bisa diselamatkan setelah kematian.
C. Penghiburan dalam Penderitaan
Konteks 1 Petrus adalah penghiburan dalam penderitaan. Maka, pesan utamanya: jika Kristus menang melalui penderitaan, kita juga akan menang bersama Dia. Bahkan kematian tidak dapat menghalangi pekerjaan Allah.
VI. Kesimpulan: Misteri yang Memuliakan Kristus
1 Petrus 3:19 memang sulit dimengerti sepenuhnya. Namun, melalui kacamata teologi Reformed dan eksposisi Alkitab yang setia:
-
Kita tahu bahwa Kristus adalah pemenang mutlak.
-
Ayat ini bukan tentang kesempatan kedua setelah mati.
-
“Roh-roh di penjara” kemungkinan besar adalah manusia jaman Nuh atau roh-roh jahat, kepada siapa Kristus menyatakan kuasa dan kemenangan-Nya.
Akhirnya, bagian ini mengajak kita untuk menyembah Kristus yang menang, sekaligus hidup dalam kesetiaan, sebab Ia adalah Tuhan atas segala kuasa.