The Saviour of the World: Juruselamat Dunia

The Saviour of the World: Juruselamat Dunia

Pendahuluan

Istilah “The Saviour of the World” (Juruselamat Dunia) merujuk kepada Yesus Kristus, yang dalam ajaran Kristen adalah satu-satunya penyelamat umat manusia dari dosa dan kematian kekal. Doktrin ini sangat mendasar dalam teologi Reformed, yang menekankan keselamatan oleh anugerah melalui iman kepada Kristus saja (sola gratia, sola fide, solus Christus).

Para pakar teologi Reformed seperti John Calvin, Charles Hodge, Herman Bavinck, dan R.C. Sproul telah membahas peran Yesus Kristus sebagai Juruselamat dunia dalam berbagai aspek, mulai dari karya keselamatan-Nya, penebusan di kayu salib, hingga pengaruhnya terhadap kehidupan umat percaya. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi konsep ini dari perspektif teologi Reformed dengan mengacu pada pandangan beberapa tokoh teologi tersebut.

1. Kristus sebagai Juruselamat Dunia dalam Rencana Kekal Allah

Salah satu pilar utama dalam teologi Reformed adalah doktrin predestinasi—bahwa Allah telah menentukan sejak kekekalan siapa yang akan diselamatkan. John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menjelaskan bahwa keselamatan adalah hasil dari kehendak kekal Allah yang telah memilih umat-Nya di dalam Kristus sebelum dunia dijadikan (Efesus 1:4-5).

Herman Bavinck menambahkan bahwa Kristus sebagai Juruselamat Dunia bukan sekadar datang untuk menyelamatkan sebanyak mungkin orang, tetapi Ia datang untuk menebus umat pilihan-Nya dengan pasti. Ini berarti bahwa penebusan Kristus efektif dan tidak bisa gagal dalam menyelamatkan mereka yang telah ditentukan oleh Bapa sejak semula.

Meskipun demikian, teologi Reformed tidak mengajarkan bahwa keselamatan hanya bersifat eksklusif bagi kelompok tertentu secara sewenang-wenang, tetapi lebih kepada efektivitas keselamatan bagi mereka yang benar-benar percaya kepada-Nya (Yohanes 6:37-39).

2. Kristus sebagai Satu-satunya Jalan Keselamatan

Yesus Kristus sendiri menegaskan dalam Yohanes 14:6:

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Dalam teologi Reformed, ini disebut sebagai doktrin solus Christus, yang berarti bahwa keselamatan hanya ada dalam Yesus Kristus, dan tidak ada alternatif lain. Charles Hodge dalam Systematic Theology menegaskan bahwa Kristus bukan hanya menawarkan keselamatan sebagai pilihan, tetapi Ia adalah satu-satunya jalan yang efektif dan cukup untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan murka Allah.

R.C. Sproul mengkritik gagasan pluralisme agama yang menyatakan bahwa semua jalan bisa menuju kepada Allah. Menurutnya, doktrin keselamatan dalam teologi Reformed secara tegas menolak relativisme dan menegaskan bahwa hanya melalui iman kepada Kristus yang sejati, seseorang dapat memperoleh kehidupan kekal (Kisah Para Rasul 4:12).

3. Karya Penebusan Kristus di Kayu Salib

Dalam doktrin keselamatan Reformed, penebusan Kristus dipahami dalam konteks penebusan yang bersifat pengganti (substitutionary atonement). Ini berarti bahwa di kayu salib, Yesus Kristus menggantikan umat-Nya untuk menerima hukuman dosa mereka, sehingga mereka dapat menerima kebenaran-Nya.

John Calvin menjelaskan bahwa Kristus tidak hanya mati sebagai contoh moral belaka (seperti yang diajarkan dalam teori moral influence), tetapi benar-benar menggantikan orang berdosa dalam menerima murka Allah. Hal ini disebut sebagai doktrin penal substitution, yang berarti bahwa Yesus dihukum sebagai pengganti kita agar kita dibenarkan di hadapan Allah (2 Korintus 5:21).

Herman Bavinck menambahkan bahwa penebusan Kristus memiliki tiga aspek utama:

  1. Pengorbanan – Kristus mempersembahkan diri-Nya sebagai kurban sempurna untuk dosa umat-Nya (Ibrani 10:12-14).

  2. Pendamaian – Melalui kematian-Nya, Ia mendamaikan manusia dengan Allah yang kudus (Roma 5:10).

  3. Penebusan – Kristus menebus kita dari perbudakan dosa dan memberikan kita kebebasan sejati (Galatia 3:13).

Penebusan Kristus di kayu salib adalah pusat dari Injil. Tanpa karya ini, tidak akan ada harapan bagi manusia untuk bisa berdiri di hadapan Allah dengan benar.

4. Kebangkitan dan Kemenangan Kristus atas Dosa dan Maut

Setelah mati di kayu salib, Yesus bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga (1 Korintus 15:3-4). Kebangkitan-Nya adalah tanda kemenangan atas dosa, maut, dan Iblis.

R.C. Sproul menegaskan bahwa kebangkitan Kristus bukan sekadar simbol, tetapi benar-benar peristiwa historis yang menjadi dasar iman Kristen. Jika Kristus tidak bangkit, maka iman kita sia-sia (1 Korintus 15:17). Kebangkitan-Nya juga menjadi jaminan bagi kebangkitan orang percaya di akhir zaman.

Herman Bavinck menjelaskan bahwa kebangkitan Kristus memiliki tiga makna utama:

  1. Sebagai pembenaran bagi orang percaya (Roma 4:25) – karena Kristus telah bangkit, kita juga dianggap benar di hadapan Allah.

  2. Sebagai jaminan hidup kekal (Yohanes 11:25) – karena Ia hidup, kita juga akan hidup bersama Dia selamanya.

  3. Sebagai kemenangan atas kuasa dosa – kebangkitan Kristus menandakan bahwa dosa dan maut telah dikalahkan (1 Korintus 15:55-57).

5. Penerapan Keselamatan dalam Kehidupan Orang Percaya

Dalam teologi Reformed, keselamatan tidak hanya menyangkut penebusan di kayu salib, tetapi juga bagaimana keselamatan itu diterapkan dalam hidup orang percaya. Ini disebut sebagai ordo salutis (urutan keselamatan), yang mencakup:

  1. Panggilan Efektif – Allah memanggil orang pilihan-Nya untuk datang kepada-Nya (Roma 8:30).

  2. Kelahiran Baru (Regenerasi) – Roh Kudus membangkitkan hati yang mati agar bisa merespons Injil (Yohanes 3:5-6).

  3. Iman dan Pertobatan – Orang yang telah dilahirkan kembali akan menaruh iman mereka kepada Kristus (Efesus 2:8).

  4. Pembenaran (Justification) – Allah menyatakan orang percaya sebagai benar karena kebenaran Kristus diperhitungkan kepada mereka (Roma 5:1).

  5. Pengudusan (Sanctification) – Roh Kudus bekerja dalam kehidupan orang percaya untuk menjadikannya semakin serupa dengan Kristus (2 Korintus 3:18).

  6. Pemuliaan (Glorification) – Pada akhirnya, orang percaya akan dibangkitkan dalam kemuliaan bersama Kristus (Roma 8:30).

John Calvin menekankan bahwa keselamatan adalah pekerjaan Allah dari awal hingga akhir, sehingga orang percaya tidak perlu khawatir akan kehilangan keselamatan mereka, karena keselamatan dijamin oleh kasih karunia Allah yang kekal.

Kesimpulan

Yesus Kristus adalah Juruselamat Dunia dalam arti yang paling sejati. Ia datang untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa dan membawa mereka kepada hidup kekal. Teologi Reformed menegaskan bahwa keselamatan adalah hasil dari kasih karunia Allah yang berdaulat, dikerjakan oleh Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya, serta diterapkan oleh Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam iman kepada Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat dunia, menolak segala bentuk teologi yang menurunkan eksklusivitas keselamatan di dalam Dia, serta bersaksi kepada dunia bahwa hanya di dalam Yesus terdapat hidup kekal.

"Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." (Lukas 19:10)

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post