2 Petrus 2:16 – Bileam dan Teguran Allah melalui Keledai

Pendahuluan
Ayat dalam 2 Petrus 2:16 berbunyi:
“Namun, dia mendapat teguran yang keras atas pelanggarannya dari seekor keledai yang bisu, tetapi yang berbicara dengan suara manusia sehingga menghentikan perbuatan gila nabi itu.” (2 Petrus 2:16, AYT)
Ayat ini merujuk pada kisah Bileam, seorang nabi yang dikenal karena ketamakannya dan keinginannya untuk mencampuradukkan wahyu Allah dengan keuntungannya sendiri. Peristiwa ini diambil dari Bilangan 22:21-35, ketika Bileam dihentikan oleh malaikat Tuhan, dan keledainya secara ajaib berbicara untuk menegur kebebalan nabi itu.
Dalam artikel ini, kita akan membahas eksposisi 2 Petrus 2:16 dengan melihat konteksnya, latar belakang teologisnya, serta bagaimana para ahli teologi Reformed menafsirkan ayat ini.
1. Konteks 2 Petrus 2:16
Surat 2 Petrus secara keseluruhan merupakan peringatan terhadap guru-guru palsu yang mengajarkan ajaran sesat dan membawa kehancuran bagi jemaat. Pasal 2 secara khusus membahas karakteristik mereka, yaitu:
-
Menyangkal Tuhan (2:1)
-
Hidup dalam hawa nafsu dan keserakahan (2:2-3)
-
Menghujat jalan kebenaran (2:10)
-
Mereka seperti Bileam yang disesatkan oleh upah ketidakbenaran (2:15)
Dalam ayat 16, Petrus menggunakan contoh Bileam sebagai simbol dari nabi atau guru palsu yang memiliki motivasi jahat. Keledai yang berbicara dengan suara manusia menjadi alat Tuhan untuk menunjukkan kebodohan dan kegilaan tindakan Bileam.
2. Tafsiran Teologis Reformed
Para teolog Reformed memiliki pandangan yang sangat tegas mengenai ayat ini, terutama dalam kaitannya dengan otoritas firman Tuhan, sifat dosa, dan penghakiman ilahi terhadap pemimpin yang menyimpang.
a. John Calvin
John Calvin dalam tafsirannya menekankan bahwa kisah Bileam mencerminkan keadaan hati manusia yang sering kali lebih keras dari binatang yang tidak berakal. Ia berkata:
“Jika seorang nabi dapat dibungkam oleh seekor keledai, itu adalah tanda bahwa hikmat manusia tanpa bimbingan Allah adalah kebodohan yang sejati.”
Calvin menyoroti bagaimana keserakahan membuat seseorang buta terhadap kebenaran, bahkan ketika Tuhan telah memberikan peringatan yang jelas.
b. Matthew Henry
Matthew Henry melihat kisah ini sebagai bukti bahwa Tuhan dapat menggunakan cara apa pun untuk menegur hamba-Nya. Menurutnya, jika seorang nabi yang seharusnya mengenal Tuhan justru bertindak bodoh, bahkan binatang pun dapat menjadi alat untuk menunjukkan kebijaksanaan Tuhan.
Henry menekankan bahwa guru-guru palsu di zaman gereja mula-mula, sama seperti Bileam, akan menghadapi penghakiman Tuhan jika mereka tidak bertobat.
c. Charles Spurgeon
Spurgeon dalam salah satu khotbahnya mengatakan bahwa Bileam mewakili mereka yang mencoba hidup dalam kompromi. Mereka ingin tetap menjadi hamba Tuhan, tetapi juga menikmati keuntungan duniawi.
Spurgeon menyoroti dua poin penting dari ayat ini:
-
Peringatan Allah bisa datang dari sumber yang tidak terduga – bahkan keledai pun dapat berbicara jika itu adalah kehendak Tuhan.
-
Manusia sering kali lebih keras kepala daripada hewan – meskipun Bileam melihat tanda-tanda jelas, ia tetap ingin melanjutkan jalannya.
3. Aplikasi dalam Kehidupan Kristen
a. Waspada terhadap Motivasi Pelayanan
Salah satu pelajaran utama dari 2 Petrus 2:16 adalah bahaya dari motivasi yang salah dalam pelayanan.
-
Apakah kita melayani karena kasih kepada Tuhan?
-
Atau kita lebih mengutamakan keuntungan pribadi?
Seorang hamba Tuhan harus selalu memeriksa hatinya, karena keserakahan dan kompromi dapat membawa seseorang kepada kehancuran.
b. Tuhan Dapat Menggunakan Siapa Saja untuk Menyampaikan Kebenaran
Terkadang, Tuhan berbicara kepada kita melalui orang-orang yang tidak kita duga atau bahkan melalui keadaan yang tidak nyaman. Keledai Bileam menjadi bukti bahwa Allah dapat berbicara melalui cara-cara yang tidak biasa untuk menegur kita.
c. Jangan Mengabaikan Peringatan Tuhan
Bileam tetap ingin melanjutkan perjalanannya meskipun Tuhan telah memberinya peringatan. Ini mengingatkan kita bahwa ketidaktaatan yang disengaja bisa berakibat fatal.
Dalam Ibrani 3:15, kita diingatkan:
“Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam pemberontakan.”
4. Kesimpulan
2 Petrus 2:16 adalah ayat yang penuh dengan peringatan bagi kita semua, terutama bagi mereka yang melayani Tuhan. Kisah Bileam mengajarkan bahwa:
-
Motivasi pelayanan harus murni
-
Keserakahan dan kompromi dengan dosa membawa kehancuran
-
Tuhan dapat menggunakan cara yang tidak terduga untuk menegur kita
-
Jangan mengabaikan peringatan Tuhan
Seperti yang dikatakan oleh John Owen, seorang teolog Reformed:
“Dosa yang dibiarkan tumbuh dalam hati akan membawa kita semakin jauh dari Allah, bahkan ketika kita berpikir bahwa kita sedang mendekati-Nya.”
Mari kita belajar dari kesalahan Bileam, agar kita tidak menjadi orang yang ditegur bahkan oleh sesuatu yang lebih rendah dari kita. Sebaliknya, marilah kita rendah hati mendengar suara Tuhan dan hidup dalam kebenaran-Nya.