Doktrin Pemilihan Allah (Divine Election)

Doktrin Pemilihan Allah (Divine Election)

Pendahuluan

Salah satu doktrin yang paling menonjol dalam teologi Reformed adalah doktrin pemilihan Allah (divine election). Doktrin ini menegaskan bahwa Allah, dalam kedaulatan-Nya, telah memilih beberapa orang untuk diselamatkan sebelum dunia dijadikan. Pemilihan ini didasarkan pada kasih karunia Allah semata, bukan pada usaha atau keputusan manusia.

Teologi Reformed melihat doktrin ini sebagai bagian dari rencana keselamatan Allah yang kekal. Para pakar teologi seperti John Calvin, Charles Hodge, Herman Bavinck, dan R.C. Sproul telah banyak membahas doktrin ini dalam tulisan mereka. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi konsep orang-orang pilihan Allah, bagaimana pemilihan ini berhubungan dengan keselamatan, serta implikasi praktisnya dalam kehidupan orang percaya.

1. Dasar Alkitabiah tentang Pemilihan Allah

Doktrin pemilihan bukanlah konsep baru yang muncul dalam tradisi Reformed, tetapi memiliki dasar kuat dalam Alkitab. Beberapa ayat utama yang mendukung pemilihan Allah adalah:

  • Efesus 1:4-5 – "Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya."

  • Roma 8:29-30 – "Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya..."

  • Yohanes 15:16 – "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu..."

  • 2 Tesalonika 2:13 – "...Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan..."

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menjelaskan bahwa pemilihan Allah adalah tindakan anugerah dan kedaulatan, di mana Allah memilih beberapa orang untuk diselamatkan berdasarkan kehendak-Nya yang bebas, bukan karena adanya kelebihan dalam diri manusia.

Herman Bavinck menegaskan bahwa pemilihan adalah ekspresi kasih Allah yang kekal, yang telah ditentukan sebelum dunia dijadikan dan tidak bergantung pada perbuatan manusia.

2. Pemilihan dan Predestinasi: Bagaimana Allah Menentukan Umat-Nya

a) Pemilihan dan Predestinasi dalam Teologi Reformed

Dalam pemikiran Reformed, pemilihan erat kaitannya dengan predestinasi—yakni ketetapan kekal Allah tentang siapa yang akan diselamatkan dan siapa yang akan dibiarkan dalam dosa mereka.

  • Predestinasi ganda (double predestination) adalah doktrin yang diajarkan oleh John Calvin, yang menyatakan bahwa Allah bukan hanya memilih beberapa orang untuk kehidupan kekal (predestinasi positif), tetapi juga meninggalkan yang lain dalam kebinasaan mereka (predestinasi negatif).

  • Herman Bavinck menjelaskan bahwa predestinasi bukanlah tindakan sewenang-wenang Allah, tetapi dilakukan dalam kesempurnaan keadilan dan kasih-Nya.

R.C. Sproul mengkritik pandangan yang melihat pemilihan sebagai sesuatu yang tidak adil. Menurutnya, jika Allah benar-benar bertindak berdasarkan keadilan, maka semua orang akan dihukum karena dosa mereka. Tetapi karena kasih karunia-Nya, Ia memilih sebagian untuk diselamatkan.

b) Pemilihan Bersifat Tanpa Syarat (Unconditional Election)

Salah satu poin utama dalam Lima Pokok Calvinisme adalah pemilihan tanpa syarat (unconditional election), yang berarti bahwa Allah tidak memilih berdasarkan kebaikan, iman, atau perbuatan manusia, tetapi semata-mata karena kasih karunia-Nya.

Charles Hodge dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa iman bukanlah syarat pemilihan, tetapi hasil dari pemilihan itu sendiri. Jika seseorang memiliki iman kepada Kristus, itu terjadi karena Allah telah lebih dulu memilih dan bekerja dalam hatinya melalui Roh Kudus.

3. Siapa yang Termasuk dalam Orang-Orang Pilihan Allah?

a) Orang Pilihan dari Segala Bangsa

Teologi Reformed menekankan bahwa pemilihan Allah tidak terbatas pada satu bangsa tertentu, tetapi mencakup orang-orang dari segala suku, bangsa, dan bahasa.

  • Wahyu 7:9 menyatakan bahwa orang-orang pilihan Allah berasal dari “segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa.”

  • Yesus berkata dalam Yohanes 10:16 bahwa Ia memiliki "domba-domba lain" yang bukan dari kawanan Israel, yang menunjukkan bahwa pemilihan-Nya meliputi bangsa-bangsa lain.

John Calvin menegaskan bahwa sejak Perjanjian Lama, Allah telah menetapkan rencana keselamatan-Nya bagi bangsa-bangsa melalui janji kepada Abraham bahwa "melaluinya semua bangsa akan diberkati" (Kejadian 12:3).

b) Umat Perjanjian: Israel dan Gereja

Dalam sejarah penebusan, Allah memilih Israel sebagai bangsa perjanjian-Nya di Perjanjian Lama, tetapi pemilihan tersebut bukan berarti bahwa semua orang Israel secara otomatis diselamatkan. Paulus menegaskan dalam Roma 9:6-8 bahwa "tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel sejati."

Dalam Perjanjian Baru, Gereja dipandang sebagai Israel rohani, yang terdiri dari semua orang percaya yang telah dipilih Allah. Ini menunjukkan bahwa pemilihan Allah melampaui garis keturunan fisik dan lebih menekankan hubungan iman kepada Kristus.

4. Bagaimana Pemilihan Allah Diterapkan dalam Hidup Orang Percaya?

Teologi Reformed mengajarkan bahwa pemilihan bukan hanya sebuah konsep teologis yang abstrak, tetapi memiliki dampak nyata dalam kehidupan orang percaya.

a) Kepastian Keselamatan

Karena keselamatan didasarkan pada pemilihan Allah yang kekal, maka orang percaya dapat memiliki jaminan keselamatan.

  • Yesus berkata dalam Yohanes 6:37, "Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang."

  • Roma 8:30 menyatakan bahwa mereka yang dipilih Allah juga dimuliakan-Nya, yang berarti bahwa keselamatan orang pilihan tidak bisa hilang.

Herman Bavinck menegaskan bahwa karena pemilihan adalah karya Allah yang kekal, maka tidak ada satu pun yang dapat membatalkan keselamatan orang percaya.

b) Kehidupan dalam Kekudusan

Pemilihan Allah tidak berarti bahwa orang percaya bisa hidup sesuka hati. Sebaliknya, mereka dipanggil untuk hidup kudus dan berbuah dalam kehidupan mereka.

  • Efesus 1:4 menyatakan bahwa kita dipilih "supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya."

  • 2 Petrus 1:10 menasihati orang percaya untuk "berusaha makin sungguh-sungguh untuk makin teguh dalam panggilan dan pilihanmu."

John Calvin menekankan bahwa salah satu bukti pemilihan adalah hidup dalam pertobatan yang terus-menerus. Orang yang benar-benar dipilih Allah akan menunjukkan buah pertobatan dan kesetiaan kepada Kristus.

c) Motivasi untuk Penginjilan

Beberapa orang berpikir bahwa doktrin pemilihan mengurangi motivasi untuk memberitakan Injil, tetapi teologi Reformed menegaskan sebaliknya.

  • Paulus berkata dalam 2 Timotius 2:10, "Karena itu aku sabar menanggung semuanya bagi orang-orang pilihan, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal."

  • Penginjilan adalah alat yang digunakan Allah untuk membawa orang-orang pilihan-Nya kepada iman.

R.C. Sproul menegaskan bahwa kita tidak tahu siapa yang telah dipilih Allah, sehingga kita harus dengan setia memberitakan Injil kepada semua orang.

Kesimpulan

Doktrin pemilihan Allah adalah salah satu ajaran yang paling mendalam dalam teologi Reformed. Pemilihan ini menegaskan bahwa keselamatan adalah murni hasil kasih karunia Allah dan bukan karena usaha manusia.

Orang-orang pilihan Allah adalah mereka yang telah ditetapkan untuk keselamatan sejak kekekalan, berasal dari segala bangsa, dan dipanggil untuk hidup dalam kekudusan. Doktrin ini memberi jaminan keselamatan, panggilan untuk hidup kudus, dan motivasi untuk memberitakan Injil.

Sebagai umat pilihan Allah, kita dipanggil untuk hidup bagi kemuliaan-Nya dan terus bersandar pada anugerah-Nya yang kekal.

"Tetapi kamu adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia..." (1 Petrus 2:9).

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post