2 Timotius 4:4: Penolakan terhadap Kebenaran dan Bahaya Ajaran Dongeng

2 Timotius 4:4: Penolakan terhadap Kebenaran dan Bahaya Ajaran Dongeng

Surat Paulus yang kedua kepada Timotius adalah warisan spiritual terakhir dari sang rasul yang sedang menantikan kematiannya. Dalam suasana genting tersebut, Paulus menyampaikan peringatan profetik kepada Timotius mengenai masa depan pelayanan: akan ada masa ketika orang-orang tidak lagi mau mendengarkan kebenaran.

Ayat 1 Timotius 4:4 dalam pasal terakhir ini berbunyi:

Mereka akan memalingkan pendengaran mereka dari kebenaran dan berbalik kepada dongeng-dongeng.”

Ayat ini adalah cerminan dari gejala rohani yang sangat relevan, bukan hanya pada masa Paulus, tetapi juga dalam konteks gereja modern. Artikel ini mengupas secara mendalam makna dari ayat ini dalam kerangka teologi Reformed, yang dikenal akan komitmennya terhadap kebenaran Alkitab, supremasi Kristus, dan kemurnian doktrin.

1️⃣ Konteks Historis dan Literer

Surat 2 Timotius ditulis saat Paulus berada dalam penjara di Roma, menjelang kemartirannya. Timotius, murid yang dikasihi dan pemimpin muda gereja di Efesus, sedang menghadapi berbagai tekanan: ajaran sesat, penganiayaan, dan kemunduran spiritual jemaat.

Dalam pasal 4, Paulus menasihati Timotius untuk memberitakan Firman “baik atau tidak baik waktunya” (ay. 2), karena akan datang masa ketika orang “tidak mau menerima ajaran sehat” (ay. 3). Ayat 4 adalah klimaks dari peringatan tersebut—orang-orang akan secara aktif menolak kebenaran dan justru menyukai cerita-cerita palsu.

2️⃣ “Memalingkan Pendengaran Mereka dari Kebenaran”

A. Pengertian Kebenaran (ἀλήθεια – aletheia)

Dalam teologi Reformed, kebenaran bukan sekadar proposisi logis, tetapi realitas objektif yang berasal dari Allah, diwahyukan melalui Firman-Nya dan dipenuhi dalam pribadi Yesus Kristus. R.C. Sproul menyatakan:

Kebenaran adalah apa yang Allah pikirkan. Ketika kita menyangkal kebenaran, kita menyangkal Allah itu sendiri.”

Paulus menyiratkan bahwa orang-orang ini bukan hanya tidak tahu kebenaran, tetapi memilih untuk berpaling darinya. Ini adalah tindakan aktif penolakan, yang muncul dari keinginan daging yang tidak mau tunduk pada otoritas Firman.

John Calvin mengomentari bahwa kejatuhan ini terjadi ketika orang "menyukai kesenangan daripada kebenaran." Dalam komentarnya, ia menyebut bahwa kemunduran iman ini bukan hanya kelemahan, tetapi pembangkangan.

3️⃣ “Berbalik kepada Dongeng-Dongeng”

A. Apa yang Dimaksud dengan “Dongeng”?

Kata Yunani για μύθους (mythous) menunjuk pada cerita-cerita fiktif atau legenda yang tidak berdasarkan pada wahyu ilahi. Dongeng-dongeng ini bisa berwujud:

  • Ajaran-ajaran yang menarik telinga tapi tidak sesuai kebenaran (2 Tim. 4:3)

  • Tradisi-tradisi kosong yang menyamar sebagai kebijaksanaan

  • Pengajaran yang menekankan pengalaman subjektif atau mistisisme

Herman Bavinck menekankan bahwa setiap ajaran yang tidak berakar dalam Kristus dan Kitab Suci adalah “dongeng rohani” meskipun dikemas secara religius. Ia menyebut ini sebagai bentuk penyembahan berhala intelektual: mengganti Allah sejati dengan ilusi buatan manusia.

4️⃣ Mengapa Orang Berpaling dari Kebenaran?

Teologi Reformed menegaskan bahwa karena natur manusia yang telah jatuh (total depravity), manusia cenderung tidak mencintai kebenaran, tetapi menyukai kebohongan yang menenangkan hati nurani.

Sinclair Ferguson menulis:

Kebenaran mengganggu zona nyaman. Itulah sebabnya manusia lebih suka dongeng—mereka menghibur, tidak menantang, dan menyesuaikan diri dengan keinginan hati.”

Kebenaran Alkitab mengharuskan pertobatan, penyangkalan diri, dan kesetiaan kepada Kristus. Sebaliknya, dongeng memberikan versi agama yang tidak menuntut salib dan kedagingan tetap nyaman.

5️⃣ Aplikasi dalam Gereja Masa Kini

A. Gejala Penolakan terhadap Kebenaran

Dalam era postmodernisme, kita menyaksikan beberapa bentuk nyata dari penggenapan 2 Timotius 4:4:

  • Relativisme kebenaran (“semua agama sama” atau “tidak ada kebenaran mutlak”)

  • Gereja-gereja yang menghindari doktrin karena dianggap memecah belah

  • Fokus pada pengalaman rohani tanpa dasar doktrinal

  • Khotbah yang dangkal, menyenangkan telinga tapi kosong dari Injil sejati

John MacArthur, seorang pengkhotbah Reformed kontemporer, menyebut fenomena ini sebagai “krisis otoritas.” Ketika Firman tidak lagi menjadi pusat, maka dongeng akan masuk menggantikannya.

B. Pentingnya Ajaran Sehat

Teologi Reformed sangat menekankan pentingnya ajaran sehat (sound doctrine). Calvin menulis:

Tanpa doktrin yang benar, gereja bukanlah gereja. Gereja dibangun di atas kebenaran, bukan popularitas atau pengaruh manusia.”

Oleh karena itu, gereja harus:

  • Menjadikan Alkitab sebagai satu-satunya standar kebenaran (Sola Scriptura)

  • Memilih pemimpin yang berkomitmen mengajarkan Injil sejati

  • Melatih jemaat untuk mampu membedakan mana kebenaran dan mana dongeng

6️⃣ Kontras antara Kebenaran dan Dongeng dalam Teologi Reformed

AspekKebenaranDongeng
AsalDari Allah (wahyu Alkitab)Dari manusia (filsafat, imajinasi)
TujuanKemuliaan Kristus dan keselamatan umatKesenangan diri dan pembenaran dosa
Respons yang dituntutPertobatan, iman, ketaatanKepuasan emosional tanpa pertobatan
BuahKekudusan, pengudusan, kesatuan gerejaKebingungan, kompromi, perpecahan

7️⃣ Solusi: Kembali ke Kebenaran

Teologi Reformed menawarkan solusi konkret: kembali ke otoritas Firman Tuhan. Paulus dalam ayat-ayat sebelumnya (2 Tim. 4:2) memerintahkan:

Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah, dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.”

Sinclair Ferguson menekankan perlunya membangun gereja yang berpusat pada Firman, bukan pada karisma pemimpin atau program-program. Ini membutuhkan:

  • Pengkhotbah yang setia pada teks Alkitab

  • Jemaat yang lapar akan kebenaran

  • Komunitas yang saling meneguhkan dalam doktrin dan kasih

8️⃣ Peran Roh Kudus dalam Membawa kepada Kebenaran

Dalam teologi Reformed, bukan manusia yang secara alami tertarik pada kebenaran. Hanya Roh Kudus yang dapat membuka hati manusia untuk mencintai dan memegang teguh kebenaran.

R.C. Sproul menulis:

Tanpa Roh Kudus, kita akan selalu lebih suka dongeng daripada salib. Tetapi oleh anugerah, kita dipanggil untuk mencintai kebenaran walau menyakitkan.”

9️⃣ Kesimpulan Eksposisi

2 Timotius 4:4 adalah peringatan profetik sekaligus panggilan untuk keteguhan dalam kebenaran Injil. Dalam terang teologi Reformed, kita belajar bahwa:

Kebenaran berasal dari Allah dan berpusat pada Kristus
Dongeng rohani adalah bentuk penyimpangan dari Injil sejati
Manusia secara alami menolak kebenaran karena hati yang berdosa
Gereja dipanggil untuk memberitakan Firman, bukan menyenangkan telinga
Roh Kudus adalah satu-satunya sumber keteguhan dalam kebenaran

Next Post Previous Post