Foreknown: Kasih yang Telah Memilih Kita Sejak Kekekalan

Foreknown: Kasih yang Telah Memilih Kita Sejak Kekekalan

Tinjauan Teologi Reformed tentang Pradestinasi, Pengetahuan Awal, dan Kasih Allah yang Memilih

“Sebab mereka yang dipilih-Nya dari semula (foreknown), mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya.”— Roma 8:29 (TB)

Pendahuluan: Kasih yang Lebih Awal dari Waktu

Dalam dunia yang menilai kasih berdasarkan tanggapan dan kelayakan, Alkitab menyatakan sebuah kebenaran radikal: kasih Allah mendahului segalanya. Kasih itu tidak bersyarat, tidak bergantung pada respons manusia, dan telah dirancang sejak sebelum dunia dijadikan.

Kebenaran ini dirangkum dalam satu kata yang penuh makna teologis: foreknown—pengetahuan awal atau “penggenalan dari semula.” Dalam teologi Reformed, istilah ini mengacu pada kasih Allah yang memilih umat-Nya sebelum mereka ada, sebelum mereka percaya, bahkan sebelum dunia dijadikan.

Artikel ini menjelaskan makna “foreknown” dari perspektif Reformed, merujuk pada pemikiran para teolog besar seperti John Calvin, Herman Bavinck, Jonathan Edwards, R.C. Sproul, Louis Berkhof, dan lainnya.

I. Definisi “Foreknown” dalam Teologi Reformed

A. Lebih dari Pengetahuan Informasional

Kata foreknown dalam Roma 8:29 bukan sekadar berarti bahwa Allah mengetahui sebelumnya siapa yang akan percaya. Pengetahuan Allah bersifat aktif dan penuh kasih, bukan hanya observasional.

John Calvin dalam komentarnya atas Roma 8:29 menegaskan:

“Untuk mengetahui di sini berarti memilih dengan kasih. Jadi, ‘foreknown’ adalah mereka yang dikasihi Allah sejak semula, dan dipilih untuk keselamatan.”

B. Berakar dalam Keputusan Ilahi, Bukan Respons Manusia

Teologi Reformed menolak gagasan bahwa Allah “melihat ke depan” dan memilih berdasarkan apa yang manusia akan lakukan. Sebaliknya, pemilihan Allah berdasarkan kehendak-Nya sendiri, bukan kondisi manusia.

Louis Berkhof menyatakan:

“Pengetahuan awal Allah bukanlah reaksi terhadap pilihan manusia, tetapi penyataan dari keputusan kekal Allah sendiri.”

II. Kasih yang Memilih: Doktrin Pemilihan (Election)

A. Pemilihan Bersifat Personal dan Penuh Kasih

Efesus 1:4 berkata bahwa Allah telah memilih kita di dalam Kristus sebelum dunia dijadikan. Ini bukan pilihan impersonal, tapi kasih yang diarahkan secara pribadi.

Herman Bavinck menulis dalam Reformed Dogmatics:

“Pemilihan adalah tindakan kasih Allah yang bebas dan penuh rahmat, bukan berdasarkan apapun yang ada dalam manusia.”

B. Dipilih untuk Keserupaan dengan Kristus

Roma 8:29 menyatakan bahwa tujuan dari kasih yang memilih itu adalah untuk menjadikan kita serupa dengan gambar Anak-Nya. Ini berarti bahwa pemilihan bukan hanya soal diselamatkan dari neraka, tapi menjadi milik Kristus secara penuh.

III. Pengetahuan yang Mengikat: “Yadah” dalam Konteks Alkitab

A. “Mengenal” dalam Bahasa Ibrani

Dalam bahasa Ibrani, kata “yadah” (untuk “mengenal”) sering digunakan dalam konteks relasi yang intim dan kasih yang mengikat. Misalnya, “Hanya kamu yang Kuketahui (yadah) dari antara segala kaum di bumi” (Amos 3:2).

Konteks ini menunjukkan bahwa mengenal di dalam Alkitab sering berarti kasih yang memilih dan membentuk perjanjian.

B. Allah “Mengenal” Kita Karena Dia Mengasihi

R.C. Sproul menjelaskan bahwa foreknowledge bukan hanya tentang apa yang Allah tahu, tapi siapa yang Dia kenal dan kasihi. Ini adalah ekspresi relasi perjanjian.

IV. Antara Foreknowledge dan Predestinasi: Dua Pilar Kekekalan

A. Urutan Keselamatan dalam Roma 8:29-30

Paulus menyebut lima langkah agung (the golden chain of redemption):

  1. Foreknown

  2. Predestined

  3. Called

  4. Justified

  5. Glorified

Foreknown adalah langkah pertama, dan secara logis mendahului predestinasi. Dalam Reformed theology, foreknowledge adalah dasar relasional bagi predestinasi.

B. Predestinasi Bukan Ancaman, Tapi Jaminan

Jonathan Edwards menulis bahwa jika keselamatan bergantung pada manusia, maka tidak ada jaminan. Tapi karena kasih Allah yang memilih telah bekerja sejak kekekalan, maka keselamatan orang percaya adalah pasti dan aman.

V. Foreknown dalam Konteks Kristus: Pilihan dalam Kristus

A. Kristus Sebagai Dasar Pemilihan

Efesus 1:4 menyatakan bahwa kita dipilih “di dalam Kristus”. Ini berarti bahwa Allah melihat kita bukan sebagai individu terpisah, tapi sebagai bagian dari tubuh Kristus.

Herman Bavinck menekankan bahwa semua anugerah Allah, termasuk pemilihan, berakar dalam relasi kekal antara Bapa dan Anak.

B. Bukan Sekadar Konsep Individualistik

Pemilihan dalam Kristus juga bersifat kolektif—kita dipilih untuk menjadi bagian dari umat-Nya. Ini memberi makna bahwa gereja adalah komunitas yang dibentuk oleh kasih Allah yang kekal.

VI. Aplikasi Teologis: Foreknown dan Identitas Kristen

A. Dasar Penghiburan dalam Penganiayaan

Dalam Roma 8, konteks foreknowledge adalah penderitaan. Paulus ingin menunjukkan bahwa penderitaan kita tidak sia-sia, karena kita dikasihi Allah dari semula.

John Calvin menulis bahwa pemilihan Allah adalah “benteng pertahanan terbaik dalam segala penderitaan.”

B. Mencegah Kesombongan, Mendorong Kerendahan Hati

Karena pemilihan tidak berdasarkan apapun dari kita, maka tidak ada ruang untuk membanggakan diri. Keselamatan adalah semata-mata anugerah.

Augustinus, yang menjadi dasar pemikiran Reformed, pernah berkata:

“Jika kita dipilih karena kita baik, maka kita akan membanggakan diri. Tapi jika kita baik karena kita dipilih, maka hanya Allah yang layak dipuji.”

VII. Respon Terhadap Kasih yang Memilih

A. Keyakinan dan Kepastian

Karena Allah telah mengenal kita sebelum kita mengenal Dia, maka keselamatan kita bukan bergantung pada kekuatan iman kita, tapi pada kesetiaan kasih-Nya yang kekal.

Sinclair Ferguson menekankan bahwa jaminan keselamatan bukan dari perasaan, tapi dari kebenaran objektif bahwa kita adalah milik Kristus karena dikasihi Allah sejak semula.

B. Kekudusan sebagai Buah Pemilihan

2 Tesalonika 2:13 menyatakan bahwa kita dipilih “untuk diselamatkan oleh pengudusan Roh.” Maka, pemilihan bukan hanya soal status, tapi perubahan hidup yang nyata.

VIII. Kesalahan Umum tentang Foreknowledge dalam Arminianisme

A. Foreknowledge Sebagai Pengetahuan Akan Pilihan Manusia

Pandangan Arminian menyatakan bahwa Allah memilih karena melihat siapa yang akan percaya. Namun ini membalik logika Injil dan mengandalkan usaha manusia.

B. Reformed Menolak Ide Pemilihan Berdasarkan Prasyarat Manusia

Louis Berkhof menjelaskan:

“Jika pemilihan didasarkan pada iman yang Allah lihat sebelumnya, maka keselamatan bukan lagi anugerah penuh, tetapi penghargaan.”

IX. Foreknown dan Penginjilan: Motivasi, Bukan Halangan

A. Kasih yang Memilih Tidak Menghapus Misi

Pemilihan Allah justru menjadi jaminan bahwa penginjilan akan berhasil, karena Allah telah menyiapkan orang-orang untuk menerima Injil.

Charles Spurgeon, meski bukan Reformed murni, pernah berkata:

“Jika saya tahu siapa yang dipilih, saya hanya akan berkhotbah kepada mereka. Tapi karena saya tidak tahu, saya berkhotbah kepada semua.”

B. Pemilihan dan Doa

Doa bagi keselamatan orang lain tidak sia-sia, karena kita tahu bahwa Allah berkuasa untuk membangkitkan hati siapa pun yang telah Dia pilih.

Kesimpulan: Dikenal dan Dikasihi Sejak Kekekalan

Istilah foreknown dalam teologi Reformed bukan sekadar pengetahuan masa depan. Itu adalah kasih yang aktif, personal, kekal, dan penuh rahmat—kasih yang telah memilih umat-Nya sebelum mereka bisa memilih-Nya.

Dalam terang kasih Allah yang telah mengenal kita sejak semula:

  • Kita tidak ditentukan oleh keadaan, tapi oleh kasih yang kekal.

  • Kita tidak menyelamatkan diri, tapi diselamatkan oleh rencana-Nya yang pasti.

  • Kita tidak berjalan sendirian, tapi dalam pelukan kasih yang tidak berubah.

“Kami mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.”
— 1 Yohanes 4:19

Next Post Previous Post