Galatia 5:7: Tetap Teguh dalam Injil

Pendahuluan
Surat Paulus kepada jemaat di Galatia merupakan pembelaan terhadap Injil anugerah. Dalam Galatia 5:7, Rasul Paulus berbicara secara langsung dan emosional kepada para pembacanya. Ayat ini merupakan bagian dari seruan Paulus agar jemaat Galatia tetap teguh dalam kebebasan Injil dan tidak kembali kepada hukum Taurat sebagai dasar pembenaran. Dalam teologi Reformed, ayat ini menegaskan pentingnya ketekunan dalam iman dan bahaya dari ajaran palsu yang memalingkan orang percaya dari kebenaran Injil.
Teks Alkitab: Galatia 5:7 (LAI TB)
"Kamu dahulu berlomba dengan baik. Siapakah yang telah menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebenaran lagi?"
I. Konteks Historis dan Teologis
Dalam konteks surat ini, Paulus sedang menghadapi masalah serius: masuknya ajaran-ajaran Yudaisme ke dalam gereja. Beberapa orang mengajarkan bahwa orang percaya harus disunat dan mematuhi hukum Musa untuk benar-benar menjadi bagian dari umat Allah.
Menurut teologi Reformed, ini adalah bentuk "injil lain" yang membatalkan Injil Kristus. John Calvin menegaskan bahwa mencampur anugerah dengan hukum adalah membatalkan anugerah itu sendiri:
"Jika keselamatan tergantung pada perbuatan hukum, maka salib Kristus menjadi sia-sia."
II. "Kamu dahulu berlomba dengan baik"
Makna Lomba
Metafora perlombaan sering digunakan Paulus untuk menggambarkan kehidupan Kristen (lih. 1 Korintus 9:24-27; 2 Timotius 4:7). Dalam Galatia 5:7, "berlomba dengan baik" berarti hidup dalam iman kepada Injil sejati dan menunjukkan buah-buah Roh.
Aplikasi Reformed
Teologi Reformed melihat kehidupan Kristen sebagai respons terhadap anugerah, bukan sebagai usaha untuk mendapatkan keselamatan. Ketekunan dalam iman bukan dasar keselamatan, tetapi bukti bahwa seseorang benar-benar telah diselamatkan.
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menyatakan:
"Ketekunan orang kudus bukan karena kekuatan mereka, tetapi karena pemeliharaan Allah yang terus bekerja di dalam mereka."
III. "Siapakah yang telah menghalang-halangi kamu?"
Pertanyaan Retoris
Pertanyaan Paulus mengekspresikan keheranan dan kesedihan. Kata "menghalang-halangi" dalam bahasa Yunani enekopsen berarti "memotong jalur perlombaan", seperti seorang pelari yang dihalangi oleh musuh.
Ajaran Palsu dan Bahaya Penyesatan
Teologi Reformed sangat menekankan pentingnya doktrin yang benar. Penyesatan bukan sekadar kekeliruan intelektual, tetapi serangan terhadap Injil itu sendiri. Dalam Westminster Confession of Faith dinyatakan:
"Gereja dapat jatuh dalam kesalahan besar dan menyesatkan jika tidak berpegang pada firman dan pengajaran para rasul."
John Stott (walau bukan tokoh Reformed murni, tetapi dekat dalam pandangan doktrinal) menulis:
"Tidak ada yang lebih menyedihkan daripada melihat umat Allah yang dahulu bersemangat dalam Injil, sekarang bingung karena ajaran yang menyesatkan."
IV. "Sehingga kamu tidak menuruti kebenaran lagi"
Arti Kebenaran
Dalam konteks Galatia, "kebenaran" bukan hanya kejujuran moral, tetapi kebenaran Injil — bahwa pembenaran hanya oleh iman, bukan karena perbuatan hukum (Gal. 2:16).
Penurutan terhadap Injil
Tidak menuruti kebenaran berarti menyimpang dari Injil yang sejati. Ini mencakup sikap, doktrin, dan kehidupan.
Menurut R.C. Sproul:
"Injil bukan hanya awal keselamatan kita, tetapi juga jalan di mana kita harus berjalan setiap hari. Meninggalkan Injil berarti meninggalkan satu-satunya jalan kehidupan."
V. Prinsip Reformed: Sola Gratia dan Sola Fide
Kepatuhan terhadap hukum sebagai dasar keselamatan adalah penyangkalan terhadap sola gratia (hanya oleh anugerah) dan sola fide (hanya oleh iman). Kedua prinsip ini merupakan pilar utama teologi Reformed.
Calvin dan Kesalahan Galatia
John Calvin dalam komentarnya menyatakan:
"Mereka yang mencari pembenaran dalam hukum, seperti orang Galatia ini, telah menjauh dari Kristus dan jatuh dari kasih karunia."
Dengan kata lain, menjadikan hukum sebagai jalan keselamatan berarti menginjak-injak darah Kristus.
VI. Aplikasi Pastoral
Waspada terhadap ajaran palsu: Banyak ajaran modern — baik dalam bentuk legalisme maupun antinomianisme — dapat menggantikan Injil sejati. Gereja harus terus kembali kepada firman Allah dan doktrin yang sehat.
Ketekunan dalam iman: Walau keselamatan dijamin oleh anugerah Allah, umat percaya dipanggil untuk hidup dalam ketekunan sebagai bukti dari keselamatan yang sejati.
Pemuridan dan pengajaran: Jemaat yang kuat dalam doktrin akan lebih sulit disesatkan. Pengajaran yang mendalam dan biblika merupakan salah satu bentuk perlindungan dari penyesatan.
Koreksi dengan kasih: Paulus menegur jemaat Galatia bukan dengan kemarahan buta, tetapi dengan kasih seorang gembala yang rindu membawa mereka kembali kepada kebenaran.
VII. Kristus sebagai Kebenaran
Yesus berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup" (Yoh. 14:6). Dalam terang itu, kembali kepada kebenaran berarti kembali kepada Kristus. Dalam teologi Reformed, semua fokus pada Kristus sebagai pusat keselamatan:
Kristus adalah dasar pembenaran.
Kristus adalah teladan ketaatan.
Kristus adalah pemelihara umat-Nya dalam perlombaan iman.
VIII. Galatia 5:7 dan Gereja Masa Kini
Fenomena dekonversi: Banyak orang yang dahulu tampak semangat dalam iman kini meninggalkan gereja. Galatia 5:7 mengingatkan bahwa meninggalkan Injil sejati adalah akibat dari pengaruh luar yang merusak.
Komitmen terhadap Injil yang murni: Gereja harus menolak segala bentuk sinkretisme dan terus mengajarkan Injil yang murni. Ini adalah panggilan untuk reformasi terus-menerus (semper reformanda).
Kembali kepada fondasi iman: Dalam dunia yang semakin relativistik, kita harus kembali kepada sola scriptura — hanya Firman Allah sebagai otoritas tertinggi.
Kesimpulan
Galatia 5:7 adalah panggilan mendesak kepada orang percaya untuk tetap teguh dalam Injil. Ayat ini menegaskan bahwa penyesatan adalah realitas yang serius, dan bahwa hanya mereka yang tetap dalam kebenaran Injil yang akan menyelesaikan perlombaan dengan baik.
Dalam terang teologi Reformed, ayat ini berbicara mengenai:
Bahaya pengaruh luar terhadap iman sejati.
Pentingnya ketekunan sebagai bukti keselamatan.
Sentralitas Kristus dan anugerah dalam kehidupan orang percaya.
Seperti pelari yang sejati, orang percaya harus fokus pada tujuan akhir — Kristus sendiri. Hanya dengan tetap tinggal dalam anugerah dan kebenaran Injil, kita dapat menyelesaikan perlombaan iman dengan baik dan menerima mahkota kehidupan dari Sang Hakim yang adil.
Soli Deo Gloria.