Karya Kristus dan Kasih Allah: Roma 8:34–39

Karya Kristus dan Kasih Allah: Roma 8:34–39

Pendahuluan

Surat Paulus kepada jemaat di Roma, khususnya pasal 8, dianggap oleh banyak teolog sebagai salah satu puncak gunung es dalam Alkitab. Dalam bagian penutup pasal ini, khususnya Roma 8:34–39, Paulus menyatakan keyakinannya yang mendalam mengenai jaminan keselamatan dan kasih Allah yang tak terpisahkan dalam Kristus. Ayat-ayat ini bukan hanya menyuguhkan kenyamanan rohani, tetapi juga menggambarkan karya Kristus yang aktif dan berkelanjutan dalam hidup orang percaya, yang telah dibebaskan dari belenggu dosa.

Teologi Reformed sangat menekankan aspek ini: keselamatan bukan hanya tentang permulaan iman, tetapi juga tentang keberlangsungan dan penyelesaian keselamatan yang dijamin oleh karya Kristus.

I. Penafsiran Eksegetis Roma 8:34–39

1. Roma 8:34 – Kristus yang Mati, Bangkit, dan Bersyafaat

“Siapakah yang akan menghukum? Yesus Kristuslah yang telah mati, yang telah dibangkitkan, bahkan yang duduk di sebelah kanan Allah yang juga bersyafaat bagi kita.”

Paulus membuka perikop ini dengan pertanyaan retoris. Ini menyambung dengan ayat sebelumnya (Roma 8:33) yang menekankan bahwa tidak ada satu pun dakwaan yang dapat bertahan terhadap umat pilihan Allah. Jawaban Paulus menunjuk pada karya Kristus yang sempurna dan mencakup tiga aspek utama:

  • Kematian-Nya: sebagai pembayaran lunas untuk dosa (substitusi penal).

  • Kebangkitan-Nya: sebagai jaminan bahwa pengorbanan-Nya diterima dan kuasa dosa telah dikalahkan.

  • Kenaikan-Nya dan syafaat-Nya: menunjukkan pekerjaan Kristus yang terus berlanjut di surga sebagai Imam Besar yang mewakili kita.

John Calvin menjelaskan:

“Jika Kristus telah mati bagi kita dan sekarang menjadi Pembela kita di surga, siapa lagi yang berani menghukum kita? Ia adalah Pengantara kita yang hidup, bukan hanya untuk masa lalu, tetapi selamanya.”

Dalam pandangan Reformed, ini menggambarkan doktrin perseverance of the saints—bahwa orang percaya sejati akan bertahan sampai akhir karena Kristus sendiri yang memelihara mereka.

2. Roma 8:35 – Tidak Ada yang Memisahkan dari Kasih Kristus

“Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Apakah penindasan, atau kesulitan, atau penganiayaan, atau kelaparan, atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?”

Ayat ini menunjukkan bahwa hidup orang percaya tidak dijamin bebas dari penderitaan, tetapi dijamin bahwa kasih Kristus tetap teguh di tengah penderitaan.

Martyn Lloyd-Jones menegaskan bahwa penderitaan bukanlah tanda ditinggalkan Allah, melainkan jalan bagi orang percaya untuk bertumbuh dalam keserupaan dengan Kristus. Ia menyebut daftar penderitaan dalam ayat ini sebagai "realitas kehidupan Kristen."

Penderitaan tidak menghapuskan kasih Allah. Sebaliknya, kasih Allah dinyatakan lebih jelas melalui penyertaan Kristus di tengah kesukaran.

3. Roma 8:36 – Kutipan dari Mazmur 44:22

“Seperti ada tertulis, ‘Demi Engkau, kami sedang dibunuh sepanjang hari; kami dianggap sebagai domba-domba untuk disembelih.’”

Paulus mengutip Mazmur 44:22 untuk menunjukkan bahwa penderitaan bukanlah hal baru bagi umat Allah. Ini adalah kenyataan hidup dalam dunia yang menolak Allah.

Bagi para teolog Reformed, ini menekankan bahwa iman sejati diuji melalui penderitaan. Mereka yang telah dibebaskan dari dosa tetap hidup dalam dunia berdosa dan akan menghadapi pertentangan.

R.C. Sproul menulis:

“Orang percaya bukan hanya menerima berkat rohani, tetapi juga memikul salib. Namun salib bukanlah simbol kekalahan, melainkan jalan menuju kemenangan.”

4. Roma 8:37 – Lebih dari Pemenang

“Tidak, dalam semuanya ini, kita lebih daripada para pemenang melalui Dia yang mengasihi kita.”

Ungkapan “lebih dari pemenang” (Yunani: hypernikaō) berarti mengatasi segala sesuatu dengan kemenangan yang mutlak dan penuh.

Kemenangan ini bukan berasal dari kekuatan sendiri, melainkan dari Dia yang mengasihi kita—yakni Kristus.

John Piper menyebut ayat ini sebagai:

“Deklarasi tegas bahwa kasih Kristus bukan hanya cukup, tetapi menang total.”

Ini menegaskan bahwa karya Kristus tidak hanya menebus, tetapi juga memampukan dan menopang kita dalam segala hal. Inilah jaminan bagi hidup yang telah dibebaskan dari dosa.

5. Roma 8:38–39 – Kepastian Kekal dalam Kasih Allah

“Sebab, aku yakin bahwa bukan kematian maupun kehidupan, bukan juga malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah, bukan juga hal-hal yang sekarang maupun yang akan datang, ataupun kekuasaan, bukan yang tinggi atau yang dalam, atau apa pun dari semua ciptaan, akan mampu memisahkan kita dari kasih Allah, dalam Yesus Kristus, Tuhan kita.”

Paulus mengakhiri perikop ini dengan pengakuan iman yang sangat kuat: tidak ada entitas, kekuatan, waktu, ruang, bahkan ciptaan mana pun yang bisa memisahkan kita dari kasih Allah dalam Kristus.

Teologi Reformed melihat bagian ini sebagai manifestasi dari kedaulatan Allah yang mutlak. Kasih-Nya bukan hanya suatu emosi, tetapi pernyataan kehendak kekal yang tidak bisa digagalkan.

Louis Berkhof, dalam Systematic Theology, menjelaskan bahwa kasih Allah itu:

“Aktif, kekal, dan tidak tergoyahkan. Ia memelihara umat-Nya bukan karena mereka layak, tetapi karena Ia telah menetapkan mereka untuk diselamatkan sejak semula.”

II. Karya Kristus dalam Hidup Orang Percaya yang Telah Dibebaskan dari Dosa

1. Karya Penebusan yang Final

Kematian Kristus bukan hanya membebaskan dari hukuman dosa, tetapi juga dari kuasa dosa. Hal ini disebut dalam Roma 6–8 secara keseluruhan. Kristus bukan hanya Penebus, tetapi juga Pembebas yang mengubah hati dan kehendak orang percaya.

2. Syafaat Kristus yang Terus-Menerus

Sebagaimana disebut dalam Roma 8:34, Kristus bersyafaat bagi kita. Ini berarti:

  • Doa-doa-Nya di hadapan Bapa menopang kita.

  • Ia adalah Pembela dalam setiap kelemahan kita.

  • Iman kita dijaga oleh Kristus sendiri (bdk. Lukas 22:32).

Herman Bavinck menyebut ini sebagai “pelayanan Kristus yang tidak kelihatan, tetapi sangat nyata dan berkuasa.”

3. Kasih Kristus sebagai Sumber Keteguhan Hidup

Kasih Kristus bukanlah kasih yang bisa berubah karena kondisi atau respon manusia. Ini adalah kasih perjanjian, yang menjadi dasar keselamatan.

Dalam penderitaan, kelesuan rohani, kegagalan, bahkan ketika iman melemah, kasih ini tetap menopang dan memulihkan.

4. Hidup Baru yang Menang atas Dosa

Kemenangan dalam Kristus (ayat 37) adalah bukti bahwa kita tidak lagi dikuasai oleh dosa. Karya Roh Kudus dalam orang percaya adalah perpanjangan dari karya Kristus.

Paulus sebelumnya menulis dalam Roma 8:1:

“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.”

Ini bukan hanya pembebasan legal, tetapi juga pembaruan hidup secara moral dan spiritual.

III. Aplikasi Praktis dan Pastoral

1. Jaminan Keselamatan yang Tak Terbantahkan

Bagian ini membungkam semua keraguan tentang apakah keselamatan bisa hilang. Jawaban Paulus jelas: tidak ada apa pun yang bisa memisahkan orang percaya dari kasih Allah dalam Kristus.

Bagi orang Kristen yang bergumul dengan rasa bersalah atau ketakutan akan kehilangan keselamatan, bagian ini memberikan kekuatan rohani.

2. Penghiburan dalam Penderitaan

Penderitaan adalah bagian dari kehidupan Kristen. Namun, kasih Allah tetap bersama kita. Kemenangan bukan berarti bebas dari masalah, tetapi menang dalam dan melalui semua masalah.

3. Panggilan untuk Hidup dalam Iman dan Kepastian

Kita dipanggil untuk hidup bukan dalam ketakutan, tetapi dalam keyakinan penuh bahwa Allah menyertai, menopang, dan menyelesaikan apa yang telah Ia mulai. (Filipi 1:6)

Kesimpulan

Roma 8:34–39 adalah bagian yang sangat kaya secara teologis dan pastoral. Dalam teologi Reformed, bagian ini mengukuhkan beberapa doktrin inti:

  • Karya Kristus yang lengkap dan berkelanjutan

  • Kepastian keselamatan bagi umat pilihan

  • Kemenangan rohani melalui kasih Kristus

  • Kedaulatan dan kasih Allah yang tidak tergoyahkan

Karya Kristus bukan hanya membebaskan kita dari dosa, tetapi juga menjamin kita terus berada dalam kasih Allah sampai kita dimuliakan bersama-Nya.

Next Post Previous Post