Karya Kristus yang Berlanjut: Kisah Para Rasul 1:1
.png)
Pendahuluan: Kisah Para Rasul dan Awal Narasi yang Misiologis
Kitab Kisah Para Rasul dimulai dengan kalimat sederhana namun teologis dalam Kisah Para Rasul 1:1:
“Dalam buku yang aku tulis sebelumnya, Teofilus, tentang semua yang Yesus mulai lakukan dan ajarkan,” (AYT)
Kalimat ini, yang ditulis oleh Lukas, merupakan pengantar terhadap kisah besar yang akan mengisahkan pertumbuhan gereja mula-mula di bawah pimpinan Roh Kudus. Namun lebih dari itu, ayat ini membuka sebuah kebenaran penting: bahwa pekerjaan Yesus belum selesai, dan sekarang berlanjut melalui gereja-Nya.
Dalam kerangka teologi Reformed, ayat ini adalah jembatan penting antara dua karya besar Allah: pekerjaan Kristus dalam tubuh-Nya secara jasmani (Injil Lukas) dan pekerjaan Kristus dalam tubuh-Nya secara rohani, yaitu gereja (Kisah Para Rasul).
I. “Buku yang Aku Tulis Sebelumnya” – Hubungan Antara Lukas dan Kisah Para Rasul
Frasa ini mengacu pada Injil Lukas. Kedua kitab ini ditulis oleh dokter Lukas, seorang rekan seperjalanan Paulus, dan ditujukan kepada seorang bernama Teofilus.
John Stott, seorang komentator Reformed yang dikenal dalam lingkup evangelikal menulis:
“Kisah Para Rasul adalah volume kedua dari satu narasi yang tidak terputus. Karya Yesus tidak selesai pada salib atau bahkan kebangkitan-Nya. Ia terus bekerja dalam dan melalui para rasul dan gereja.”
Bagi teolog Reformed, kesinambungan ini penting karena menyatakan kesatuan karya penyelamatan: apa yang dimulai oleh Yesus di dunia tidak berakhir di salib, tetapi berlanjut melalui gereja oleh Roh Kudus.
II. “Semua yang Yesus Mulai Lakukan dan Ajarkan” – Karya Kristus Tidak Pernah Selesai
A. Penekanan pada “Mulai”
Kata “mulai” dalam bahasa Yunani adalah Ä“rxato, mengindikasikan bahwa apa yang dilakukan dan diajarkan Yesus masih berlanjut. Ini adalah dasar bagi seluruh narasi dalam Kisah Para Rasul.
Martyn Lloyd-Jones, dalam khotbahnya tentang Kisah Para Rasul, menyatakan:
“Yesus tidak hanya memberikan ajaran untuk diingat; Ia memberikan Roh-Nya untuk melanjutkan pekerjaan-Nya melalui murid-murid-Nya.”
B. Kristus sebagai Aktor Utama yang Tak Terlihat
Meskipun secara jasmani Yesus telah naik ke surga (Kis. 1:9), Dia tetap berada di pusat narasi. Ini sesuai dengan pandangan Kristus sebagai Kepala Gereja (Kolose 1:18).
Sinclair Ferguson, seorang teolog Reformed Skotlandia, menyebut Kisah Para Rasul sebagai:
“The Acts of the Ascended Christ through the Spirit.” (Tindakan Kristus yang telah naik ke surga melalui Roh).
III. Teologi Reformed dan Karya Kristus yang Berlanjut
A. Doktrin Kristus sebagai Imam, Nabi, dan Raja
Menurut teologi Reformed klasik (seperti dalam Institutes of the Christian Religion karya John Calvin), Kristus menjalankan tiga jabatan:
-
Nabi – mengajar kebenaran.
-
Imam – mempersembahkan korban dan bersyafaat.
-
Raja – memerintah umat-Nya.
Dalam Kisah Para Rasul, ketiganya nyata:
-
Ia mengajar melalui para rasul.
-
Ia bersyafaat (Kisah Para Rasul 7:56, saat Stefanus melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Allah).
-
Ia memerintah gereja melalui kuasa Roh Kudus.
B. Roh Kudus sebagai Agen Karya Kristus
Reformed theology tidak memisahkan karya Kristus dan Roh Kudus. Kisah Para Rasul menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Roh Kristus (Roma 8:9).
B. B. Warfield, teolog Reformed Princeton, mengatakan:
“Roh Kudus adalah kehadiran efektif Kristus dalam gereja setelah kenaikan-Nya.”
Artinya, ketika gereja memberitakan Injil, menyembuhkan, atau mengutus misionaris, itu adalah Kristus yang bertindak melalui Roh.
IV. Misi Sebagai Perpanjangan Karya Kristus
A. Dari Yerusalem hingga ke Ujung Dunia
Meskipun ayat 1 hanya menyebut permulaan, seluruh isi kitab menunjukkan ekspansi kerajaan Allah secara geografis dan rohani. Yesus telah memulai, dan gereja dipanggil untuk melanjutkan.
John Piper menyatakan:
“Misi bukanlah proyek gereja, tetapi perpanjangan dari pekerjaan Kristus yang tidak berhenti.”
Dalam Kisah Para Rasul 1:8, misi dijabarkan sebagai panggilan yang mencakup seluruh dunia. Ini selaras dengan panggilan Injili dan penginjilan global dalam tradisi Reformed.
V. Teofilus: Representasi dari Orang Percaya dan Pencari
A. Siapa Teofilus?
Walau tidak banyak yang diketahui tentang Teofilus, namanya berarti “yang dikasihi Allah”. Banyak teolog Reformed percaya bahwa ia bisa melambangkan:
-
Seorang pejabat tinggi Romawi (karena Lukas menyebutnya “Yang Mulia” dalam Lukas 1:3).
-
Seorang pencari kebenaran yang sedang bertumbuh dalam iman.
-
Simbol universal dari semua pembaca percaya.
R.C. Sproul menulis:
“Teofilus adalah kita—para murid Kristus masa kini yang membutuhkan keyakinan bahwa Injil bukan hanya kisah lampau, tetapi kekuatan yang terus bekerja.”
VI. Kaitan Kisah Para Rasul 1:1 dengan Sejarah Penebusan (Redemptive History)
A. Narasi yang Berkelanjutan
Dalam narasi Alkitab secara keseluruhan, Kisah Para Rasul adalah fase transisi antara karya Kristus dan penyebaran Injil kepada bangsa-bangsa.
-
Perjanjian Lama menunjuk ke Mesias.
-
Injil menceritakan kedatangan dan karya-Nya.
-
Kisah Para Rasul menunjukkan penerapan karya itu ke dalam kehidupan umat Allah melalui gereja.
B. Pembentukan Umat Allah Baru
Gereja sebagai “Israel rohani” mulai dibentuk secara publik. Ini adalah bagian penting dalam doktrin covenant theology dalam tradisi Reformed: umat Allah yang dipersatukan dalam Kristus, baik Yahudi maupun bukan.
VII. Aplikasi Teologis dan Pastoral dari Kisah Para Rasul 1:1
1. Kristus Masih Berkarya Saat Ini
Jangan pernah melihat kehidupan gereja sebagai semata aktivitas manusia. Segala sesuatu—penginjilan, pelayanan, ibadah—adalah kelanjutan karya Kristus.
2. Misi adalah Tugas Utama Gereja
Karena Kristus masih berkarya, gereja bukan hanya dipanggil untuk bertahan, tetapi diutus untuk pergi. Setiap gereja lokal adalah bagian dari proyek besar kerajaan Allah.
3. Roh Kudus Adalah Agen yang Aktif
Jangan mengandalkan strategi duniawi atau kekuatan manusia. Tanpa Roh Kudus, pelayanan gereja mati. Kita harus bersandar pada Roh dalam segala pelayanan, sama seperti para rasul dulu.
4. Kitab Kisah Para Rasul Belum Selesai
Banyak penafsir Reformed melihat bahwa kitab ini sengaja diakhiri secara “terbuka” (Kisah 28) untuk menunjukkan bahwa kisah ini terus berlanjut hingga hari ini.
Kita—gereja modern—adalah bagian dari “Pasal 29” yang belum ditulis. Ini mendorong setiap orang percaya untuk hidup dalam visi dan kuasa misi Kristus.
Kesimpulan
Kisah Para Rasul 1:1 mungkin terlihat sederhana, tetapi di dalamnya terdapat kekayaan teologi yang luar biasa. Dalam satu kalimat pembuka ini, Lukas:
-
Menyambungkan narasi Injil dengan karya misiologis gereja.
-
Menyatakan bahwa pekerjaan Kristus tidak berhenti pada kenaikan-Nya.
-
Menunjukkan bahwa gereja adalah alat Allah untuk menyelesaikan misi penebusan-Nya di bumi.
Dalam teologi Reformed, ini memperkuat pengajaran bahwa:
-
Kristus adalah Raja yang berkuasa atas gereja dan sejarah.
-
Roh Kudus adalah kuasa yang menjaga dan menggerakkan umat pilihan.
-
Gereja adalah alat perpanjangan karya Kristus.