Keistimewaan Israel dan Kemuliaan Kristus: Roma 9:4–5

I. Pendahuluan: Teka-teki Cinta Allah terhadap Israel
Surat Paulus kepada jemaat di Roma mencapai titik emosional yang tinggi pada pasal 9, ketika ia menyuarakan kesedihan mendalam atas kondisi rohani bangsanya sendiri, Israel. Dalam Roma 9:4–5, Paulus tidak hanya mencurahkan isi hatinya, tetapi juga menyampaikan realitas teologis yang luar biasa penting: posisi istimewa Israel dalam sejarah keselamatan, dan inkarnasi Kristus sebagai klimaks dari segala janji Allah.
Roma 9:4-5 (AYT)“Mereka adalah orang Israel. Kepada merekalah diberikan pengangkatan sebagai anak, kemuliaan, perjanjian-perjanjian, pemberian hukum Taurat, ibadah, dan janji-janji. Leluhur-leluhur mereka adalah nenek moyang, dan dari mereka, menurut daging, Kristus datang, yang adalah Allah di atas segala sesuatu, yang harus dipuji selama-lamanya. Amin.”
Ayat ini merupakan jembatan antara penderitaan hati Paulus (ayat 1–3) dan pembahasan mendalam tentang kedaulatan Allah dalam pemilihan, yang merupakan pilar penting teologi Reformed.
II. Latar Belakang: Surat kepada Roma dan Tujuan Teologisnya
Surat Roma adalah mahakarya Paulus dalam memaparkan Injil. Pasal 9–11 membahas relasi Allah dengan Israel dan bangsa-bangsa lain. Di tengah doktrin pembenaran oleh iman, Paulus menjelaskan bagaimana anugerah Allah berlaku dalam pemilihan umat, dan menjawab pertanyaan: Mengapa sebagian besar Israel menolak Mesias?
Roma 9:4–5 adalah pengakuan bahwa Allah memberikan banyak keistimewaan rohani kepada Israel, yang membuat penolakan mereka terhadap Yesus menjadi sangat tragis secara teologis.
III. Eksposisi Ayat demi Ayat: Roma 9:4–5
1. “Mereka adalah orang Israel”
Paulus menekankan identitas nasional dan rohani Israel. Kata “Israel” lebih dari sekadar etnis; ini menunjuk pada status perjanjian mereka sebagai umat Allah.
John Calvin menyatakan:
“Nama 'Israel' bukan hanya menunjuk pada darah dan daging, tetapi pada kehormatan yang berasal dari panggilan Allah sebagai umat pilihan.”
Bagi Calvin dan teolog Reformed lainnya, ini memperjelas bahwa pemilihan Allah tidak otomatis menyelamatkan secara individu, tetapi menunjuk pada kehendak-Nya yang berdaulat dalam sejarah keselamatan.
2. “Pengangkatan sebagai anak”
Ini merujuk pada adopsi kolektif bangsa Israel sebagai anak-anak Allah (Keluaran 4:22). Dalam Perjanjian Lama, Israel disebut sebagai anak Allah, dalam arti relasi perjanjian dan kasih setia Allah terhadap mereka.
Namun, dalam teologi Reformed, adopsi sejati dalam Kristus adalah spiritual dan individu—ini membedakan antara Israel jasmani dan Israel rohani, sebagaimana dibahas Paulus dalam Roma 9:6.
3. “Kemuliaan”
“Doxa” (Yunani) mengacu pada Shekinah, yaitu kemuliaan Allah yang hadir secara nyata dalam Kemah Suci dan Bait Suci. Ini adalah manifestasi dari hadirat Allah dalam ibadah umat-Nya.
R.C. Sproul menekankan:
“Tidak ada bangsa lain yang pernah menyaksikan kemuliaan Allah seperti Israel. Mereka melihat tiang awan dan api. Namun mereka tetap menolak Mesias.”
4. “Perjanjian-perjanjian”
Allah membuat banyak perjanjian dengan Israel: perjanjian dengan Nuh, Abraham, Musa, dan Daud. Dalam teologi Reformed, semua ini dilihat sebagai bagian dari satu Perjanjian Anugerah (Covenant of Grace) yang mencapai puncaknya dalam Yesus Kristus.
Michael Horton menyebut hal ini sebagai:
“Keterkaitan progresif antara janji-janji Allah dalam Perjanjian Lama dan penggenapannya dalam Kristus.”
5. “Pemberian hukum Taurat”
Hukum Taurat (Torah) diberikan hanya kepada Israel. Ini adalah wahyu khusus tentang kehendak Allah yang tidak dimiliki bangsa lain.
Namun, dalam perspektif Reformed, hukum Taurat bukan jalan keselamatan, tetapi cermin yang menunjukkan kebutuhan akan Kristus.
Calvin mengatakan:
“Hukum diberikan bukan untuk menyelamatkan, tetapi untuk membawa kita kepada Kristus.”
6. “Ibadah”
Ibadah di sini merujuk pada sistem korban dan penyembahan dalam Kemah Suci dan Bait Suci. Semua ini menunjuk kepada Yesus sebagai Imam Besar dan Kurban yang sempurna.
Martyn Lloyd-Jones berkata:
“Seluruh sistem ibadah Israel adalah bayangan yang menunjuk kepada kenyataan, yaitu Kristus.”
7. “Janji-janji”
Israel menerima janji-janji Allah mengenai:
-
Tanah
-
Keturunan
-
Berkat bagi semua bangsa melalui Abraham
-
Mesias yang akan datang
Namun, banyak dari mereka yang menikmati janji ini tanpa iman, sehingga janji itu tidak menjadi kenyataan dalam hidup mereka.
8. “Leluhur-leluhur mereka adalah nenek moyang”
Mereka memiliki warisan iman dari tokoh-tokoh besar seperti Abraham, Ishak, dan Yakub. Ini menunjukkan kehormatan sejarah dan kerohanian yang besar.
Tetapi seperti yang dikatakan Yesus dalam Yohanes 8:39, memiliki Abraham sebagai nenek moyang secara jasmani tidak menjamin keselamatan tanpa iman sejati.
9. “Dari mereka, menurut daging, Kristus datang”
Ini adalah puncak dari semua keistimewaan Israel: Mesias datang dari bangsa ini. Kristus adalah keturunan Daud, lahir sebagai orang Yahudi.
Namun yang paling menggemparkan adalah pernyataan selanjutnya.
10. “Yang adalah Allah di atas segala sesuatu, yang harus dipuji selama-lamanya. Amin.”
Ini adalah salah satu deklarasi paling eksplisit tentang keilahian Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru.
Teologi Reformed dengan tegas mengajarkan bahwa:
-
Yesus adalah Allah sejati dan manusia sejati (kontra ajaran Arianisme dan Unitarianisme)
-
Inkarnasi adalah puncak dari semua janji Allah kepada Israel
B.B. Warfield menegaskan:
“Tak ada yang lebih jelas dari ayat ini dalam menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Allah sejati.”
IV. Teologi Reformed tentang Keistimewaan Israel
A. Pemilihan Kolektif dan Pemilihan Efektif
Teologi Reformed membedakan:
-
Pemilihan kolektif: Israel sebagai bangsa dipilih untuk menerima janji dan wahyu.
-
Pemilihan efektif (efficacious election): Individu yang sungguh-sungguh diselamatkan oleh anugerah Allah, dari Israel maupun bangsa lain.
Roma 9:6 menegaskan bahwa “tidak semua orang Israel adalah Israel”—artinya tidak semua anggota komunitas perjanjian secara jasmani adalah umat Allah secara rohani.
B. Kristus sebagai Penggenapan Segala Janji
Semua hal yang dimiliki Israel hanya berguna jika itu membawa mereka kepada Kristus.
R.C. Sproul menulis:
“Segala keistimewaan tidak berarti tanpa Yesus. Menolak Yesus berarti menolak semua berkat yang dijanjikan.”
C. Anugerah Umum vs. Anugerah Menyelamatkan
Israel menerima anugerah umum berupa wahyu, hukum, dan ibadah. Tapi hanya mereka yang percaya yang menerima anugerah penyelamatan.
V. Aplikasi Praktis bagi Gereja Masa Kini
1. Warisan rohani tidak menjamin keselamatan
Sama seperti Israel, tidak cukup menjadi bagian dari gereja secara institusional. Harus ada pertobatan pribadi dan iman kepada Kristus.
2. Teguran bagi gereja yang merasa “spesial”
Keistimewaan rohani bisa membuat seseorang sombong dan tidak bertobat, jika tidak diikuti iman sejati. Roma 9:4–5 mengingatkan bahwa privilege rohani harus dibarengi tanggung jawab rohani.
3. Kristus adalah pusat seluruh sejarah keselamatan
Segala janji Allah—baik kepada Israel maupun dunia—digenapi dalam Kristus. Gereja harus memusatkan seluruh pengajarannya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Allah.
VI. Kesimpulan: Dari Janji ke Penggenapan, dari Israel ke Semua Bangsa
Roma 9:4–5 adalah deklarasi tentang kemurahan Allah yang luar biasa terhadap Israel, namun juga teguran karena mereka gagal memahami tujuan dari semua keistimewaan itu: Yesus Kristus.
Teologi Reformed memandang ayat ini sebagai:
-
Bukti pemeliharaan Allah dalam sejarah
-
Penegasan keilahian Kristus
-
Penegasan bahwa tanpa Kristus, semua warisan rohani adalah sia-sia
Penutup
Sebagai orang percaya, kita diingatkan bahwa hak istimewa rohani bukan tujuan, tetapi sarana untuk membawa kita kepada Kristus. Baik Israel dahulu maupun gereja sekarang, kita hanya diselamatkan oleh iman kepada Kristus yang adalah Allah di atas segala sesuatu, yang harus dipuji selama-lamanya.
🕊️ “Berdoalah mohon Roh Kudus memberikan pengertian ketika kita melakukan studi Alkitab. AI hanya alat, dan hasilnya harus dibandingkan kembali dengan Alkitab.”