Melawan Pikiran Duniawi

I. Pengertian “Earthly-Mindedness” dalam Pandangan Reformed
Jeremiah Burroughs, dalam A Treatise on Earthly-Mindedness, mendefinisikan “berpikiran duniawi” (earthly-mindedness) sebagai keadaan di mana hati dan pikiran seseorang lebih tertarik, terikat, dan tergantung pada perkara dunia ini daripada kepada perkara sorgawi. Burroughs menyatakan bahwa ini bukan hanya dosa eksternal, tetapi disposisi hati yang dalam dan tersembunyi.
“Seseorang bisa tampak saleh di luar, namun bila pikirannya terpaku pada keuntungan dunia, ia adalah seorang duniawi di hadapan Allah.” — Jeremiah Burroughs
Akar Teologisnya
Dalam teologi Reformed, sifat berpikiran duniawi ini mengakar pada natur manusia yang telah jatuh dalam dosa. Teologi ini menggambarkan kondisi manusia sebagai total depraved, yaitu rusak secara menyeluruh akibat dosa. Maka, kecenderungan manusia bukan untuk mencari hal-hal rohani, melainkan yang lahiriah, materialistik, dan sementara.
John Calvin menulis: “Hati manusia adalah pabrik berhala — bukan hanya dalam bentuk patung, tetapi apa pun yang menggantikan tempat Allah dalam pikiran dan hasrat kita.”
Pikiran duniawi adalah bentuk penyembahan berhala di dalam hati: ketika keamanan, kebahagiaan, dan nilai seseorang ditentukan oleh hal-hal dunia ini—uang, status, kekuasaan, kenyamanan, bahkan keluarga—lebih dari Tuhan sendiri.
II. Tanda-Tanda Orang yang Berpikiran Duniawi
Burroughs menjelaskan beberapa tanda utama orang yang memiliki pikiran duniawi. Ini diperkuat oleh analisis dari para teolog Reformed lainnya.
1. Hati yang Dipenuhi Kekhawatiran Dunia
Orang yang berpikiran duniawi akan lebih banyak memikirkan kebutuhan jasmani daripada kerohanian mereka. Yesus memperingatkan dalam Matius 6:31–33 agar kita tidak khawatir tentang apa yang kita makan atau pakai, karena Bapa tahu apa yang kita butuhkan.
Jonathan Edwards menekankan: “Kekhawatiran yang berlebihan tentang dunia ini adalah bentuk tidak percaya kepada pemeliharaan Allah.”
2. Ketergantungan Emosi pada Keberhasilan Duniawi
Burroughs menyatakan bahwa orang duniawi tersenyum saat dunia tersenyum padanya, dan patah hati saat dunia mengecewakannya. Ini menunjukkan bahwa hatinya telah berpaut kepada dunia.
John Owen menyatakan: “Jika hatimu lebih terguncang oleh kerugian finansial daripada oleh dosamu, engkau telah mencintai dunia lebih dari Tuhan.”
3. Minimnya Hasrat untuk Hal-Hal Kekal
Burroughs menyebut ini sebagai “mati rasa rohani” — ketidakpedulian terhadap Firman, doa, kekudusan, dan kekekalan. Teologi Reformed mengajarkan bahwa hasrat rohani adalah buah dari kelahiran baru, dan ketidakhadirannya menunjukkan bahaya besar.
III. Mengapa Earthly-Mindedness Begitu Berbahaya?
Dalam tradisi Reformed, dosa ini dianggap sangat serius bukan karena terlihat mencolok, melainkan karena ia membunuh iman secara perlahan dan diam-diam.
1. Musuh Tak Terlihat
Berbeda dengan dosa besar yang tampak jelas, pikiran duniawi sering bersembunyi di balik rutinitas harian, pekerjaan, dan bahkan pelayanan.
R.C. Sproul mengatakan: “Orang Kristen modern sering mengira bahwa mereka hidup untuk Tuhan, padahal pikiran mereka sibuk dengan dunia dari pagi sampai malam.”
2. Menutup Akses kepada Kedamaian Sejati
Burroughs menyatakan bahwa pikiran yang penuh dengan dunia tidak dapat menikmati damai Kristus, karena hatinya dipenuhi dengan ambisi, ketakutan, dan kekhawatiran.
3. Menumpulkan Kepekaan Terhadap Dosa
Orang duniawi cenderung menoleransi dosa karena orientasi hidupnya tidak pada kekudusan, melainkan pada kenyamanan. Ini membuat hati keras terhadap teguran Tuhan.
IV. Solusi dan Pemulihan Menurut Burroughs dan Teologi Reformed
Kunci utama dari pemulihan adalah pengalihan orientasi hati dari dunia kepada Kristus.
1. Renungkan Nilai Kekal Jiwa
Burroughs mengajak pembacanya untuk merenungkan betapa berharganya jiwa dibandingkan seluruh dunia. (Matius 16:26)
“Seluruh dunia tidak cukup untuk menebus satu jiwa, mengapa kamu menjual jiwamu demi dunia?” — Burroughs
2. Pandang Kristus Sebagai Harta Tertinggi
Dalam Filipi 3:7–8, Paulus menyatakan bahwa segala sesuatu adalah sampah dibandingkan pengenalan akan Kristus. Ini adalah inti dari pertobatan sejati: mengganti pusat kehidupan dari dunia kepada Tuhan.
John Owen: “Jiwamu akan mencari kesenangan di suatu tempat; pastikan ia menemukannya di dalam Kristus, bukan di dalam ciptaan.”
3. Hidup dalam Kesadaran Kekekalan
Teologi Reformed menekankan hidup di hadapan Allah (coram Deo) — bahwa setiap aspek hidup dijalani dengan kesadaran bahwa kita akan memberi pertanggungjawaban kepada Tuhan.
Jonathan Edwards: “Capailah kebiasaan berpikir tentang kekekalan, sampai itu menjadi rasa alami dari jiwamu.”
V. Praktik Harian Melawan Earthly-Mindedness
Untuk melawan kecenderungan berpikiran duniawi, teologi Reformed memberikan langkah-langkah praktis:
1. Disiplin Rohani
-
Membaca Alkitab secara teratur
-
Doa pribadi dan refleksi
-
Berpuasa untuk mengekang keinginan dunia
2. Pembaruan Pikiran
-
Merenungkan atribut Allah, bukan hanya kebutuhan hidup
-
Membaca karya klasik teologi untuk menumbuhkan pemikiran rohani
3. Komunitas yang Mengoreksi
-
Bergabung dalam gereja yang menekankan kekudusan
-
Membuka diri untuk ditegur dalam kasih
VI. Duniawi vs. Mandat Budaya: Klarifikasi Reformed
Beberapa orang salah paham, menganggap ajaran ini menolak segala bentuk keterlibatan dunia. Namun tradisi Reformed justru mengajarkan mandat budaya — bahwa orang percaya harus bekerja dan berkarya dalam dunia untuk kemuliaan Tuhan.
Abraham Kuyper: “Tidak ada satu inci pun dalam hidup manusia yang tidak diklaim oleh Kristus.”
Artinya, berpikiran kekal tidak berarti menghindar dari dunia, tapi mengubah cara kita hidup di dunia — dengan nilai, tujuan, dan harapan yang berakar pada kekekalan.
VII. Kesaksian Praktis: Buah dari Pikiran yang Tertuju kepada Allah
Orang yang melepaskan pikiran duniawi akan:
-
Lebih bersyukur, karena tidak merasa kekurangan meski tidak punya banyak
-
Lebih damai, karena tidak tergantung pada hasil dunia
-
Lebih kudus, karena hati lebih peka terhadap dosa
-
Lebih bergairah dalam pelayanan, karena hidupnya dipenuhi tujuan kekal
Kesimpulan: Panggilan Menuju Pikiran yang Kekal
Pikiran duniawi bukan hanya masalah moral, tetapi juga masalah ibadah dan orientasi hidup. Dalam dunia yang sibuk, penuh hiburan, kompetisi, dan dorongan konsumtif, orang percaya harus melawan arus. Karya A Treatise on Earthly-Mindedness adalah panggilan profetik untuk generasi kita.
Dalam terang teologi Reformed, kita diingatkan bahwa dunia ini bukan rumah kita, dan bahwa hanya dengan memandang kepada Kristus, kita akan mengalami pembebasan dari jerat dunia.
“Letakkan hatimu di mana hartamu berada, dan pastikan hartamu adalah Kristus.” — Jeremiah Burroughs