Pahlawan Iman: Belajar dari Orang-Orang Percaya yang Hidup oleh Iman

Pahlawan Iman: Belajar dari Orang-Orang Percaya yang Hidup oleh Iman

Heroes of Faith

“Dan karena iman mereka memperoleh kesaksian yang baik dari Allah.” – Ibrani 11:2 (TB)

Pendahuluan

Di tengah dunia yang kacau, tidak menentu, dan semakin menjauh dari kebenaran, orang Kristen seringkali merasa kecil dan tidak berarti. Namun, Alkitab menunjukkan bahwa kekuatan sejati tidak datang dari dunia atau status sosial, tetapi dari iman. Ibrani 11—sering disebut sebagai “Hall of Faith”—memperkenalkan kepada kita sederet tokoh yang disebut sebagai pahlawan iman. Bukan karena mereka sempurna, tetapi karena mereka hidup oleh iman kepada Allah yang sempurna.

Teologi Reformed menekankan bahwa iman bukanlah kekuatan dalam diri sendiri, melainkan kepercayaan yang lahir dari anugerah Allah. Dalam artikel ini, kita akan menggali:

  • Definisi iman menurut pandangan Reformed

  • Siapa para pahlawan iman itu dan mengapa mereka layak diteladani

  • Apa arti iman yang sejati dalam kehidupan kita sehari-hari

  • Bagaimana kita juga dipanggil menjadi pahlawan iman di zaman sekarang

Kita juga akan melihat bagaimana teolog-teolog Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, Jonathan Edwards, dan Sinclair Ferguson menjelaskan tentang iman dan keteladanan tokoh-tokoh Alkitab ini.

I. Iman: Dasar dari Hidup Kristen

1. Iman Bukan Sekadar Percaya Buta

Menurut teologi Reformed, iman bukanlah emosi positif tanpa dasar. Iman yang sejati adalah tindakan bersandar pada janji-janji Allah seperti yang dinyatakan dalam Firman-Nya.

R.C. Sproul menjelaskan bahwa iman Kristen memiliki tiga elemen:

  • Notitia (pengetahuan tentang kebenaran Injil)

  • Assensus (persetujuan terhadap kebenaran itu)

  • Fiducia (kepercayaan pribadi dan penyerahan diri)

Tanpa ketiganya, iman bukanlah iman sejati.

2. Iman Diperoleh oleh Anugerah

Teologi Reformed sangat menekankan bahwa iman bukan hasil usaha manusia, melainkan anugerah Allah (Efesus 2:8-9). John Calvin dalam Institutes menyatakan: “Iman adalah pekerjaan Roh Kudus dalam hati manusia, yang membuat kita percaya kepada Injil dan berpegang pada Kristus.”

II. Para Pahlawan Iman dalam Ibrani 11

Ibrani 11 memperlihatkan kepada kita bahwa iman tidak terbatas pada satu jenis orang. Mereka datang dari berbagai latar belakang, dengan berbagai kelemahan dan kegagalan. Namun satu hal yang menyatukan mereka: mereka percaya kepada Allah.

1. Nuh: Iman di Tengah Penolakan Dunia

Ibrani 11:7 – “Karena iman, maka Nuh—dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan—dengan taat mempersiapkan bahtera...”

Jonathan Edwards melihat Nuh sebagai contoh bahwa iman sejati tetap berdiri di tengah dunia yang mengejek. Nuh tidak melihat hujan, tapi percaya pada peringatan Allah. Iman Nuh aktif, taat, dan penuh pengorbanan.

2. Abraham: Iman yang Meninggalkan dan Menanti

Ibrani 11:8-10 – “Karena iman Abraham taat... dan ia pergi dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui...”

John Calvin memuji iman Abraham sebagai contoh penyerahan diri total kepada kehendak Allah. Abraham percaya meskipun tidak ada jaminan manusiawi. Iman sejati rela meninggalkan kenyamanan demi ketaatan kepada panggilan ilahi.

3. Sara: Iman yang Percaya kepada Kemustahilan

Ibrani 11:11 – “Karena iman, ia menerima kekuatan untuk mengandung, walaupun usianya telah lewat...”

Sinclair Ferguson menekankan bahwa iman bukan berarti tidak pernah ragu, tetapi terus kembali kepada janji Allah meskipun logika manusia berkata mustahil.

4. Musa: Iman yang Menolak Dunia

Ibrani 11:24-26 – “Karena iman, maka Musa setelah dewasa menolak disebut anak putri Firaun...”

R.C. Sproul menjelaskan bahwa Musa menilai bahwa “cela Kristus lebih besar daripada semua harta Mesir.” Ini adalah iman yang menghargai hal-hal kekal lebih dari kenyamanan duniawi.

5. Rahab: Iman yang Menyelamatkan Orang Berdosa

Ibrani 11:31 – “Karena iman, maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa...”

Rahab adalah gambaran bahwa anugerah dan iman bukan milik orang baik, tetapi orang berdosa yang percaya kepada Allah. John Owen mengatakan bahwa Rahab adalah contoh bahwa iman membuka pintu keselamatan bahkan untuk mereka yang paling hina di mata manusia.

III. Apa yang Membuat Mereka “Pahlawan”?

1. Mereka Hidup oleh Iman, Bukan Penglihatan

Semua pahlawan iman hidup dalam ketidakpastian secara manusiawi. Mereka tidak menerima janji secara penuh (Ibrani 11:13), tetapi tetap percaya. Itulah inti iman.

2. Mereka Percaya kepada Allah, Bukan Diri Sendiri

Tidak ada dari mereka yang sempurna. Abraham pernah berbohong, Musa pernah marah, Rahab adalah pelacur. Namun mereka percaya kepada Allah dan menjadikan Dia pusat hidup mereka.

John Calvin menyimpulkan bahwa iman bukan bergantung pada kekuatan moral manusia, tetapi pada kebaikan Allah dan janji-Nya yang tidak berubah.

IV. Pahlawan Iman Zaman Sekarang: Kamu Termasuk

1. Iman Bukan Hanya untuk Tokoh Alkitab

Hebatnya, penulis Ibrani tidak hanya memuji pahlawan iman masa lalu, tetapi juga mengundang kita untuk meneladani mereka. Ibrani 12:1-2 berkata bahwa kita dikelilingi oleh saksi-saksi iman dan harus “berlomba dengan tekun.”

Artinya: kita dipanggil menjadi pahlawan iman di zaman kita sendiri.

2. Iman Aktif dalam Hal-Hal Kecil

Tidak semua iman terlihat dramatis seperti membangun bahtera. Dalam dunia modern, iman bisa diwujudkan lewat:

  • Tetap percaya meski doa belum dijawab

  • Setia bekerja dengan integritas meski tidak dihargai

  • Mengampuni ketika dilukai

  • Melayani meski tidak dilihat orang

Sinclair Ferguson berkata: “Tindakan iman terbesar sering kali terjadi di tempat tersembunyi, dalam ketaatan sehari-hari yang tidak spektakuler.”

V. Menjadi Pahlawan Iman di Dunia yang Menolak Iman

1. Berdiri Teguh dalam Kebenaran

Di zaman relativisme dan kompromi, iman sejati memanggil kita untuk berdiri pada Firman Tuhan. Bahkan ketika itu berarti ditolak, kehilangan, atau dikucilkan.

R.C. Sproul berkata bahwa iman yang sejati tidak populer, tapi tetap benar. “Kebenaran Allah tidak tergantung pada mayoritas.”

2. Berani Mengambil Risiko Demi Ketaatan

Iman kadang berarti mengambil langkah tanpa melihat jaminan hasil. Seperti Abraham, kita dipanggil untuk berjalan dalam ketaatan, percaya bahwa Tuhan memegang akhir ceritanya.

Jonathan Edwards menulis: “Iman bukan hanya mempercayai Tuhan ketika jalan jelas, tetapi terutama ketika jalan diselimuti kabut.”

VI. Implikasi Teologis: Mengapa Kita Butuh Teladan Iman?

1. Karena Iman Menular

Melihat iman orang lain menguatkan iman kita. Iman Abraham, Musa, dan Rahab bukan sekadar cerita; itu adalah kesaksian tentang kesetiaan Allah yang sama dalam hidup kita hari ini.

2. Karena Kita Masih dalam Lomba

Ibrani 12:1 menyebut hidup ini sebagai perlombaan. Kita belum sampai akhir. Teladan iman memberi kita dorongan untuk terus berlari, tidak menyerah, dan memandang kepada Yesus, Penggerak dan Penyempurna iman kita.

Kesimpulan: Kamu Juga Bisa Menjadi Pahlawan Iman

Pahlawan iman bukanlah superman rohani. Mereka adalah orang-orang biasa yang mempercayai Allah yang luar biasa. Mereka punya keraguan, kelemahan, bahkan kegagalan. Tapi yang membedakan mereka adalah mereka tidak menyerah—mereka hidup oleh iman.

Dan kamu juga dipanggil untuk hidup seperti itu.

Jangan pikir imanmu kecil. Jangan pikir hidupmu tidak penting. Jika kamu hidup untuk Kristus, taat dalam hal kecil, percaya pada janji-Nya saat segalanya gelap—kamu sedang menulis kisah imanmu sendiri.

“Iman bukan soal besar kecilnya kepercayaanmu, tapi kepada siapa kamu percaya.” – Sinclair Ferguson

Next Post Previous Post