Perintah Sang Raja yang Diurapi: Kisah Para Rasul 1:2

Pendahuluan: Momentum Transisi dalam Sejarah Penebusan
Kisah Para Rasul 1:2 berbunyi:
“sampai pada hari ketika Ia diangkat, setelah Ia memberi perintah, melalui Roh Kudus, kepada rasul-rasul yang telah Ia pilih.” (AYT)
Ayat ini berdiri sebagai penghubung antara dua karya besar dalam narasi Injil—karya Kristus secara langsung dalam tubuh jasmani-Nya (selama pelayanan-Nya di dunia), dan kelanjutan karya-Nya melalui rasul-rasul, yang dipimpin oleh Roh Kudus. Dalam kerangka teologi Reformed, ayat ini mencerminkan prinsip penting: Kristus yang naik ke surga tetap memerintah dan mengutus melalui Roh Kudus, dengan otoritas yang ilahi dan berdasarkan pemilihan ilahi.
I. "Sampai pada Hari Ketika Ia Diangkat": Kenaikan Kristus dalam Teologi Reformed
A. Kenaikan sebagai Klimaks Pelayanan Yesus
Dalam doktrin Reformed, kenaikan Kristus bukan sekadar “akhir cerita,” tetapi merupakan penobatan-Nya secara eskatologis sebagai Raja atas segala sesuatu (band. Efesus 1:20-22). John Calvin menegaskan dalam Institutes bahwa:
“Kristus naik bukan untuk berpisah dari gereja, tetapi untuk mengangkat gereja kepada kemuliaan-Nya.”
Martyn Lloyd-Jones juga menyebut kenaikan sebagai:
“Deklarasi ilahi bahwa karya penebusan telah selesai, dan Kristus kini memerintah dari takhta-Nya.”
B. Kenaikan sebagai Dasar Pelayanan Gereja
Dalam Kisah Para Rasul, kenaikan menjadi titik awal bagi pengutusan gereja. Yesus tidak meninggalkan gereja dalam kekosongan, tetapi memberikan otoritas, perintah, dan Roh Kudus.
II. "Setelah Ia Memberi Perintah": Amanat Kristus sebagai Dasar Misiologis
A. Perintah Kristus dan Amanat Agung
Frasa ini merujuk pada semua pengajaran dan instruksi Yesus setelah kebangkitan-Nya, yang berpuncak pada Amanat Agung (Matius 28:19-20). Dalam teologi Reformed, perintah ini merupakan mandat kekal bagi gereja.
John Stott menulis:
“Kristus tidak hanya menyelamatkan, tetapi juga memerintah. Dan pemerintahan-Nya dinyatakan dalam perintah-Nya.”
B. Perintah Melalui Roh Kudus: Pewahyuan yang Ilahi
Perintah Kristus diberikan melalui Roh Kudus. Ini menunjukkan bahwa meskipun Yesus berbicara secara langsung, isi dan kuasa dari ajaran-Nya berasal dari pekerjaan Roh Kudus. Dalam teologi Reformed, ini memperlihatkan:
-
Kesatuan Tritunggal dalam karya penyataan.
-
Kuasa Roh Kudus sebagai sarana pemberian wahyu dan penguatan pelayanan.
B. B. Warfield, seorang teolog Reformed terkemuka dari Princeton, menyatakan:
“Tidak ada kata Yesus yang kosong. Semua penuh dengan Roh, karena semua berasal dari Allah.”
III. "Kepada Rasul-Rasul yang Telah Ia Pilih": Pemilihan dalam Rencana Allah
A. Pemilihan Ilahi sebagai Dasar Pengutusan
Teologi Reformed sangat menekankan doktrin pemilihan, tidak hanya dalam hal keselamatan, tetapi juga dalam panggilan dan pelayanan. Yesus memilih rasul-rasul bukan karena kecakapan mereka, tetapi karena keputusan ilahi yang bebas dan berdaulat.
John Calvin menulis:
“Pemilihan adalah dasar dari segala pelayanan yang sah dalam gereja. Tanpa panggilan ilahi, tidak ada legitimasi dalam pelayanan.”
B. Rasul sebagai Wakil Kristus
Para rasul bukan hanya murid; mereka adalah utusan langsung dari Kristus. Dalam Kisah Para Rasul, mereka:
-
Memberitakan Injil.
-
Mendirikan gereja.
-
Menuliskan bagian Perjanjian Baru.
-
Melayani dengan kuasa Roh Kudus.
Dalam kerangka Reformed, ini memperkuat otoritas Kitab Suci, karena Kitab Suci berasal dari rasul-rasul yang dipilih dan diutus oleh Kristus sendiri.
IV. Sinergi antara Kristus, Roh Kudus, dan Gereja
Kisah Para Rasul 1:2 memperlihatkan kerjasama ilahi antara Kristus dan Roh Kudus dalam membentuk gereja. Tidak ada satupun bagian dari proses ini yang berdiri sendiri:
-
Kristus memberi perintah → otoritas tertinggi.
-
Melalui Roh Kudus → kuasa dan penyataan ilahi.
-
Kepada rasul-rasul yang dipilih → instrumen manusia yang diutus oleh anugerah.
Sinclair Ferguson menulis:
“Dalam Kisah Para Rasul, kita melihat perwujudan dari persekutuan Allah Tritunggal dalam pekerjaan misi-Nya.”
V. Teologi Praktis dari Kisah Para Rasul 1:2 dalam Kehidupan Gereja
1. Kristus Masih Memimpin Gereja
Kenaikan tidak berarti ketidakhadiran. Kristus, Sang Raja, tetap memimpin gereja-Nya melalui Firman dan Roh.
2. Pelayanan Gereja Berdasarkan Perintah Kristus
Segala pelayanan sejati harus berasal dari perintah dan kehendak Kristus, bukan kreativitas manusia atau budaya populer.
3. Ketergantungan Penuh pada Roh Kudus
Gereja tidak bisa bekerja tanpa kuasa Roh Kudus. Seperti para rasul, gereja masa kini harus:
-
Dipenuhi oleh Roh.
-
Dipimpin oleh Roh.
-
Mengandalkan kuasa Roh dalam pemberitaan Injil.
4. Pelayanan Berdasarkan Pemilihan dan Panggilan Ilahi
Kita tidak memilih pelayanan; pelayanan memilih kita—melalui kehendak Allah. Ini memberikan dasar yang kuat bagi setiap orang percaya dalam panggilan mereka, baik sebagai pendeta, guru, atau pelayan biasa.
VI. Pemikiran Reformed Terkait Kristologi, Pneumatologi, dan Ekklesiologi dari Ayat Ini
A. Kristologi: Kristus yang Naik dan Berdaulat
Kisah Para Rasul dimulai dengan penekanan bahwa Yesus adalah pribadi yang memberi perintah—ini menegaskan bahwa Kristus tetap sebagai pemimpin aktif gereja-Nya, bukan hanya figur sejarah.
B. Pneumatologi: Roh Kudus Sebagai Komunikator Ilahi
Pekerjaan Roh Kudus dalam menyampaikan perintah Kristus menunjukkan bahwa pewahyuan tidak hanya verbal tetapi spiritual—membutuhkan kehadiran dan kuasa Roh Kudus.
C. Ekklesiologi: Gereja yang Tertanam dalam Pemilihan dan Pengutusan
Para rasul adalah fondasi gereja (Efesus 2:20), dan mereka tidak berdiri atas keputusan sendiri, melainkan dipilih oleh Yesus sendiri.
VII. Aplikasi Kontekstual bagi Gereja Masa Kini
1. Panggilan Pemimpin Gereja: Berdasarkan Pemilihan, Bukan Ambisi
Pemimpin sejati bukan dipilih oleh popularitas atau politik gereja, tetapi oleh panggilan Allah yang kudus dan tegas.
2. Pemberitaan Injil: Berdasarkan Otoritas Firman dan Kuasa Roh
Gereja yang sejati memberitakan Kristus bukan atas dasar strategi, tetapi atas dasar perintah ilahi dan kuasa Roh.
3. Kesetiaan kepada Amanat Kristus
Kita dipanggil bukan untuk menciptakan misi baru, tetapi melanjutkan misi Kristus dengan kesetiaan dan ketekunan.
Kesimpulan: Kisah Para Rasul 1:2 dan Identitas Gereja Reformasi
Kisah Para Rasul 1:2 tidak hanya mengisahkan masa lampau, tetapi menyuarakan kebenaran yang terus hidup bagi gereja hari ini:
-
Yesus yang naik tetap memberi perintah.
-
Roh Kudus tetap menguatkan.
-
Pemilihan tetap menjadi dasar pelayanan.
Dalam terang teologi Reformed, ayat ini memperkuat kebenaran bahwa:
-
Allah yang berdaulat tetap memimpin umat-Nya.
-
Firman dan Roh bekerja bersama dalam penyataan dan pelayanan.
-
Gereja adalah instrumen pilihan Allah untuk melanjutkan misi penebusan-Nya.