Pluralisme Agama: Tinjauan Kritis Menurut Teologi Reformed

Pluralisme Agama: Tinjauan Kritis Menurut Teologi Reformed

Pendahuluan: Tantangan Pluralisme dalam Dunia Modern

Kita hidup di era globalisasi yang ditandai dengan keragaman agama, keyakinan, dan spiritualitas. Masyarakat multikultural mendorong toleransi dan koeksistensi damai antarumat beragama. Namun, perkembangan ini juga menimbulkan pertanyaan teologis yang mendalam: Apakah semua agama sama benarnya? Apakah keselamatan dapat ditemukan di luar Kristus?

Jawaban umum dari dunia modern adalah pluralisme agama, suatu pandangan bahwa semua agama pada dasarnya mengarah kepada Tuhan yang sama, hanya melalui jalan yang berbeda.

Dalam artikel ini, kita akan meninjau pluralisme agama dari perspektif teologi Reformed, merujuk kepada pemikiran teolog besar seperti John Calvin, Herman Bavinck, R.C. Sproul, Cornelius Van Til, dan John Piper. Teologi Reformed dengan tegas menolak pluralisme agama dalam arti teologis, tetapi tetap mendorong dialog yang bijaksana, kasih kepada sesama, dan kesaksian yang penuh kuasa.

1. Apa Itu Pluralisme Agama?

Pluralisme agama berbeda dari pluralitas agama. Pluralitas adalah fakta bahwa ada banyak agama. Sementara pluralisme adalah pandangan teologis bahwa:

  • Semua agama sejajar dalam kebenaran

  • Tidak ada satu agama pun yang dapat mengklaim kebenaran absolut

  • Semua agama pada dasarnya menuntun kepada Allah atau keselamatan

Pluralisme berbeda dari inklusivisme (yang mengatakan bahwa hanya satu agama yang benar, tetapi keselamatan mungkin ditemukan di luar kesadaran eksplisit akan agama itu) dan eksklusivisme (yang mengklaim hanya satu jalan keselamatan, yaitu melalui Kristus).

Teologi Reformed secara konsisten berada pada posisi eksklusivisme yang injili.

2. Dasar Teologi Reformed: Allah Menyatakan Diri Secara Eksklusif

a. Wahyu Umum dan Khusus

Herman Bavinck membedakan antara:

  • Wahyu umum: Allah menyatakan keberadaan dan kuasa-Nya melalui alam dan hati nurani (Mazmur 19:1–4; Roma 1:19–20)

  • Wahyu khusus: Allah menyatakan diri-Nya melalui Firman tertulis (Alkitab) dan Firman yang menjadi manusia (Kristus)

Wahyu umum cukup untuk menjadikan manusia tanpa alasan (Roma 1:20), tetapi tidak cukup untuk menyelamatkan.

“Tidak ada keselamatan tanpa pengenalan akan Allah yang benar dalam Yesus Kristus.” – Herman Bavinck

3. Kristus sebagai Satu-Satunya Jalan Keselamatan

Yohanes 14:6:

“Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

John Calvin dalam Institutes menegaskan:

“Segala upaya untuk mencapai Allah di luar Kristus adalah kesia-siaan. Manusia tidak bisa mengenal Allah sebagai Bapa tanpa mengenal Kristus sebagai Penebus.”

Teologi Reformed berdiri teguh pada doktrin:

  • Solus Christus – hanya Kristus yang menjadi perantara keselamatan

  • Sola Scriptura – hanya Alkitab yang menjadi otoritas dalam pengenalan akan Allah

4. Pandangan Alkitab tentang Agama Lain

Alkitab tidak melihat agama-agama lain sebagai jalan alternatif kepada Allah, melainkan:

  • Benturan dengan kebenaran Allah (Kis. 17:22–31)

  • Karya pemberontakan terhadap wahyu Allah (Roma 1:21–25)

  • Wujud dari ketidaktahuan rohani dan penyembahan berhala (Yeremia 2:11–13)

Cornelius Van Til menjelaskan:

“Agama-agama non-Kristen adalah sistem dunia yang mencoba menjelaskan realitas tanpa berserah kepada Allah. Mereka menyimpang dari kebenaran yang sejati.”

5. Argumen Teologi Reformed terhadap Pluralisme

a. Allah Tidak Bisa Bertentangan dengan Diri-Nya Sendiri

Jika semua agama benar, tetapi memiliki klaim yang saling bertentangan secara esensial, maka kebenaran menjadi relatif.

“Kebenaran bukan hasil kompromi antara sistem yang saling bertentangan, tetapi penyingkapan kehendak Allah.” – R.C. Sproul

b. Salib Kristus Menjadi Tidak Perlu

Jika keselamatan bisa dicapai melalui agama lain, salib menjadi tidak relevan dan kejam. Mengapa Allah mengorbankan Putra-Nya jika ada jalan lain?

“Jika kita menganggap ada jalan lain selain Kristus, kita menginjak-injak kasih karunia.” – John Piper

6. Tanggapan terhadap Argumen Pluralisme

a. “Semua agama mengajarkan kasih dan kebaikan.”

Meskipun banyak agama mengajarkan moralitas, keselamatan Kristen bukan tentang etika, melainkan tentang pengampunan dan penebusan.

b. “Tidak adil jika hanya ada satu jalan.”

Menurut Injil, semua manusia berdosa dan pantas binasa. Maka adanya satu jalan keselamatan bukan ketidakadilan, tetapi kasih karunia.

“Sebab jika keadilan diperoleh karena hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.” (Galatia 2:21)

7. Apakah Semua Agama Mengandung Kebenaran?

Ya, teologi Reformed mengakui bahwa dalam banyak agama, terdapat jejak-jejak kebenaran melalui wahyu umum. Tapi, kebenaran itu:

  • Terpotong-potong

  • Dirusak oleh dosa

  • Tidak menyelamatkan

“Kebenaran dalam agama-agama lain adalah cahaya yang telah tercemar, bukan terang Injil yang murni.” – Calvin

8. Bagaimana Orang Kristen Harus Bersikap?

a. Menolak Pluralisme, Tetapi Menghormati Orang Lain

Penolakan terhadap pluralisme bukanlah pembenaran untuk intoleransi. Teologi Reformed mendorong:

  • Kebebasan hati nurani

  • Kasih kepada sesama manusia

  • Dialog yang hormat namun teguh

b. Misi dan Penginjilan dalam Konteks Pluralisme

Karena hanya ada satu jalan keselamatan, maka kita harus:

  • Memberitakan Injil dengan kasih

  • Melayani dengan kerendahan hati

  • Menyatakan Kristus melalui hidup dan perkataan

“Karena itu pergilah, jadikan semua bangsa murid-Ku.” (Matius 28:19)

9. Apakah Teologi Reformed Antipluralisme Sosial?

Tidak. Teologi Reformed membedakan:

  • Pluralisme sosial: hidup berdampingan dengan damai → diterima

  • Pluralisme teologis: semua agama benar → ditolak

Abraham Kuyper menyatakan:

“Kekristenan sejati tidak takut pada dialog, karena kebenaran akan selalu berdiri teguh di tengah pasar gagasan.”

10. Relevansi Praktis dalam Konteks Indonesia

Dalam konteks bangsa yang majemuk seperti Indonesia, teologi Reformed mengajarkan:

  • Menjadi terang dan garam, bukan menekan keyakinan lain

  • Terlibat dalam masyarakat dengan integritas

  • Menyatakan Injil melalui pelayanan sosial, pendidikan, dan budaya

Kesimpulan: Kristus Adalah Satu-Satunya Harapan Dunia

Pluralisme agama menawarkan jalan damai yang palsu. Ia menenangkan hati nurani tanpa menyelesaikan persoalan dosa. Hanya dalam Kristus ada:

  • Pengampunan dosa

  • Kehidupan yang kekal

  • Hubungan yang benar dengan Allah

Tegaskan kebenaran ini:

“Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kisah Para Rasul 4:12)

Rangkuman: Sikap Teologi Reformed terhadap Pluralisme

AspekPandangan Reformed
Wahyu UmumMenyatakan Allah, tapi tidak menyelamatkan
Agama LainMenyimpang dari kebenaran meski mengandung jejak wahyu
KeselamatanHanya dalam Kristus, melalui iman
Dialog AgamaBoleh, dengan kasih dan kebenaran
MisiWajib karena hanya Kristus jalan keselamatan
ToleransiYa secara sosial, tidak secara teologis
Next Post Previous Post