Tanah dan Tumbuh-Tumbuhan: Kejadian 1:9-13

Pendahuluan
Hari ketiga dalam narasi penciptaan yang dicatat di Kejadian 1:9-13 mencatat dua tindakan kreatif penting oleh Allah: pemisahan antara daratan dan laut, serta penciptaan dunia tumbuh-tumbuhan. Ini bukan sekadar peristiwa geologis dan biologis, tetapi tindakan ilahi penuh makna spiritual dan teologis. Dalam pandangan teologi Reformed, setiap bagian dari penciptaan mencerminkan hikmat, kuasa, dan kemuliaan Sang Pencipta.
1. Konteks Penciptaan dalam Teologi Reformed
Teologi Reformed menekankan bahwa penciptaan adalah karya ilahi yang disengaja, teratur, dan bermakna. Bukan sekadar fenomena alam atau mitos kuno, tetapi pernyataan tentang Allah yang Mahakuasa, Mahabijaksana, dan penuh kasih.
John Calvin menyatakan bahwa penciptaan adalah “panggung kemuliaan Allah” di mana segala sesuatu menunjukkan sifat-Nya dan kehendak-Nya yang sempurna.
2. Eksposisi Ayat demi Ayat
Kejadian 1:9: “Biarlah air yang ada di bawah langit berkumpul…”
a. Kuasa Firman Allah
Sebagaimana dalam hari-hari sebelumnya, Allah mencipta dengan Firman-Nya. "Allah berfirman" menunjukkan kuasa performatif dari Firman-Nya. Alam semesta tunduk kepada perintah Sang Pencipta.
R.C. Sproul: “Tidak ada bagian dari ciptaan yang netral. Segalanya berada di bawah kuasa mutlak Firman Allah.”
b. Tatanan dan Struktur
Pengumpulan air dan tampaknya daratan menunjukkan bahwa Allah sedang mengatur ciptaan-Nya. Dari kekacauan menjadi keteraturan. Ini bukan hanya tindakan fisik, tetapi deklarasi bahwa Allah mencintai tatanan dan struktur.
Cornelius Van Til mengatakan bahwa “dunia yang tertata adalah refleksi dari pikiran Allah yang tertata.”
Kejadian 1:10: “Allah menyebut tanah kering itu darat…”
a. Penamaan = Otoritas
Tindakan memberi nama mencerminkan otoritas. Allah menyebut darat dan laut, menunjukkan bahwa semua itu milik-Nya dan berada di bawah kedaulatan-Nya.
Herman Bavinck menulis bahwa “penciptaan dan penamaan adalah dua sisi dari satu tindakan ilahi. Allah mencipta, dan Allah mengatur.”
b. “Allah melihat bahwa itu baik”
Pernyataan ini menunjukkan bahwa semua ciptaan Allah secara moral dan fungsional baik. Tidak ada unsur dosa, kerusakan, atau kekacauan. Kebaikan ini adalah standar objektif yang ditetapkan oleh Allah, bukan manusia.
Kejadian 1:11-12: “Biarlah bumi menumbuhkan rerumputan…”
a. Allah Memberi Perintah kepada Bumi
Allah memberikan kuasa produktif kepada bumi untuk menumbuhkan tumbuhan. Ini menunjukkan bahwa bumi bukanlah benda mati, tetapi alat yang dipakai Allah untuk membawa kehidupan.
Jonathan Edwards menggarisbawahi bahwa “setiap buah dan biji adalah kesaksian dari keteraturan ilahi dan hikmat Allah yang menghidupkan.”
b. Tiga Jenis Tumbuhan
-
Rerumputan – tumbuhan kecil dan dasar, menyokong kehidupan hewan
-
Tumbuh-tumbuhan berbiji – sebagai sumber makanan
-
Pohon buah yang berbiji di dalamnya – mencerminkan siklus kehidupan
Kategori ini menunjukkan keanekaragaman dalam keteraturan. Semuanya “menurut jenisnya,” membantah pandangan naturalisme evolusioner yang meniadakan tatanan tetap.
Wayne Grudem mencatat bahwa “penciptaan menurut jenisnya adalah bentuk awal dari stabilitas genetik dan struktur hidup yang mencerminkan kehendak Allah.”
Kejadian 1:13: “Jadilah petang dan jadilah pagi…”
Hari ketiga berakhir dengan pola yang sama: “petang dan pagi.” Ini menegaskan ritme waktu yang diciptakan oleh Allah dan menjadi dasar hari kerja dan hari Sabat dalam Alkitab.
3. Makna Teologis Hari Ketiga Penciptaan
a. Pemisahan dan Kehidupan
Hari ketiga mencerminkan dua hal penting:
-
Pemisahan: air dan darat dipisahkan
-
Kehidupan: tumbuhan pertama kali muncul
Meredith Kline, dalam Kingdom Prologue, melihat ini sebagai model dari karya penebusan: Allah memisahkan umat-Nya dari kekacauan dosa dan memberi mereka hidup.
b. Siklus Reproduksi: “Berbiji menurut jenisnya”
Penciptaan tumbuhan yang mampu berkembang biak secara mandiri menunjukkan hikmat dan kelimpahan Allah. Allah mencipta bukan hanya untuk sekali waktu, tetapi mendesain ciptaan untuk mempertahankan kehidupan.
Michael Horton menyebut ini sebagai “ekonomi anugerah Allah yang menciptakan, menopang, dan memberkati.”
4. Pandangan Teolog Reformed
John Calvin
Calvin menyoroti bahwa "jenis-jenis tumbuhan" menunjukkan bahwa Allah menginginkan dunia yang beragam, namun teratur. Ia menolak segala bentuk pantheisme dan menunjukkan bahwa ciptaan bukan Allah, tetapi ciptaan-Nya yang tunduk pada-Nya.
Louis Berkhof
Dalam Systematic Theology, Berkhof menyatakan bahwa kuasa produktif bumi adalah hasil langsung dari perintah Allah. Ini menegaskan hubungan erat antara otoritas Firman dan fungsi alam.
Abraham Kuyper
Kuyper melihat prinsip "menurut jenisnya" sebagai dasar bagi pemahaman tentang mandat budaya. Tumbuhan adalah bagian dari struktur ciptaan yang mendukung hidup manusia dan menunjukkan bahwa dunia ini harus dijelajahi dan dikembangkan dalam terang anugerah Allah.
5. Aplikasi Praktis bagi Iman Kristen
a. Allah adalah Tuhan atas Alam
Kita harus memperlakukan ciptaan dengan hormat, bukan menyembahnya (ekospiritualitas ekstrem), tetapi juga tidak mengeksploitasinya (konsumerisme). Teologi Reformed mengajarkan tanggung jawab pengelolaan (stewardship).
b. Allah adalah Allah Tatanan
Kehidupan Kristen harus mencerminkan keteraturan. Seperti Allah memisahkan dan mengatur ciptaan, demikian juga hidup kita dipanggil untuk teratur, disiplin, dan selaras dengan kehendak Allah.
c. Allah Memberi yang Baik dan Cukup
Setiap buah dan tanaman adalah pemberian Allah. Ini mendidik kita untuk hidup dalam rasa syukur dan ketergantungan kepada Allah, bukan pada sistem dunia.
6. Kontras dengan Pandangan Sekuler
Pandangan Sekuler | Pandangan Reformed |
---|---|
Dunia terjadi secara kebetulan | Dunia diciptakan secara sadar dan teratur |
Alam adalah kekuatan tertinggi | Alam tunduk kepada kuasa Firman Allah |
Evolusi tanpa tujuan | Ciptaan memiliki tujuan dan struktur |
7. Kristus dan Ciptaan
a. Kristus sebagai Firman Pencipta
Kolose 1:16 mengatakan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Maka, peristiwa hari ketiga adalah pekerjaan Kristus sebagai Firman yang hidup.
Geerhardus Vos menyatakan bahwa “Kristus bukan hanya Penebus, tetapi juga Pencipta.”
b. Tumbuhan dan Kebangkitan
Menarik bahwa hari ketiga menjadi hari pertama tumbuhnya kehidupan. Ini paralel dengan kebangkitan Kristus pada hari ketiga, yang juga membawa kehidupan rohani bagi manusia.
8. Warisan dari Penciptaan Tumbuhan
a. Pangan: Allah Menyediakan
Sumber makanan manusia dan binatang pertama berasal dari tumbuhan (Kej 1:29-30). Ini menunjukkan bahwa Allah mempersiapkan segala kebutuhan sebelum menciptakan manusia.
b. Reproduksi: Allah Merancang Siklus Kehidupan
Struktur genetik dan siklus hidup sudah diciptakan sejak awal. Ini menunjukkan kebijaksanaan Allah dalam desain ciptaan.
Kesimpulan
Kejadian 1:9-13 menampilkan kemuliaan Allah sebagai:
-
Pengatur tatanan ciptaan – dengan memisahkan darat dan laut
-
Sumber kehidupan – dengan menumbuhkan tumbuhan
-
Penyedia kebutuhan manusia dan seluruh makhluk
-
Pencipta yang baik dan penuh hikmat
Ayat-ayat ini memperlihatkan bahwa dunia bukan kebetulan, tapi hasil karya Allah yang berdaulat dan murah hati. Ini adalah dasar untuk iman, ibadah, dan etika kita sebagai umat yang hidup di dunia ciptaan Allah.