Yohanes 17:26: Pewahyuan Nama Allah dan Kasih Kristus

Yohanes 17:26: Pewahyuan Nama Allah dan Kasih Kristus

Pendahuluan

Doa Yesus dalam Yohanes 17 sering disebut sebagai Doa Imam Besar—sebuah momen suci ketika Sang Anak berbicara kepada Bapa-Nya menjelang penderitaan salib. Ayat terakhir dari doa tersebut, Yohanes 17:26, adalah klimaks dari seluruh permohonan Yesus: “Dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.”

Ayat ini memuat tema-tema teologis yang dalam: pewahyuan nama Allah, persekutuan kasih Trinitas, dan kehadiran Kristus di dalam umat-Nya. Artikel ini akan mengupas Yohanes 17:26 berdasarkan sudut pandang teologi Reformed, dengan menggunakan eksposisi Alkitabiah, referensi historis teologis, dan aplikasi rohani.

1. Latar Belakang Kontekstual Yohanes 17

Doa Yesus di Yohanes 17 merupakan penutup dari pengajaran-Nya kepada para murid sebelum penyaliban. Dalam doa ini, Yesus menyampaikan permohonan kepada Bapa dalam tiga aspek utama:

  1. Yesus berdoa bagi kemuliaan-Nya sendiri (ayat 1–5),

  2. Yesus berdoa bagi murid-murid-Nya (ayat 6–19),

  3. Yesus berdoa bagi semua orang percaya sepanjang zaman (ayat 20–26).

Yohanes 17:26 berada di bagian akhir dari doa ini. Ayat ini adalah penutup yang menyimpulkan seluruh isi doa Yesus. Menurut John Calvin, ini adalah kesimpulan dari kerinduan Yesus agar umat percaya memiliki persekutuan dengan Allah yang sejati dalam kasih yang sempurna.

2. Eksposisi Teks Yohanes 17:26

Mari kita uraikan bagian-bagian dari ayat ini:

“Dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka”

A. Pewahyuan Nama Allah

Pewahyuan nama Allah adalah tema penting dalam Alkitab. Dalam konteks Yahudi, nama bukan sekadar label, tetapi menggambarkan identitas, karakter, dan esensi dari pribadi itu. Ketika Yesus mengatakan bahwa Ia telah memberitahukan nama Allah kepada para murid, Ia menyatakan bahwa Ia telah menyatakan siapa Allah itu dalam seluruh keberadaan-Nya.

Menurut Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics, “penyataan nama Allah” adalah pernyataan akan keberadaan dan kehendak-Nya. Dalam Kristus, Allah yang tidak kelihatan menjadi dikenal.

Dalam pengajaran Reformed, Kristus adalah wahyu sempurna dari Allah (bdk. Ibrani 1:1-3). Nama Allah bukan hanya diberitahukan melalui kata-kata, tetapi juga diwujudkan dalam pribadi dan karya Yesus sendiri. John Owen menyatakan bahwa Kristus adalah ‘interpreter’ Allah, dan melalui Dia umat mengenal Bapa.

“dan Aku akan memberitahukannya,”

B. Pewahyuan yang Berkelanjutan

Frasa ini mengindikasikan bahwa pewahyuan Allah tidak berhenti pada masa hidup Yesus di dunia. Ia akan terus menyatakan nama Allah kepada umat-Nya, bahkan setelah kenaikan-Nya ke surga. Bagaimana hal ini terjadi?

  1. Melalui Roh Kudus (Yohanes 14:26; 16:13) – Roh Kudus adalah Pengajar yang akan memimpin umat dalam segala kebenaran. Dia melanjutkan karya Kristus dalam menyatakan Allah.

  2. Melalui Firman Tuhan (2 Timotius 3:16) – Kitab Suci menjadi sarana utama pewahyuan nama Allah setelah Kristus naik ke surga.

  3. Melalui Gereja dan pelayanan firman – Dalam tradisi Reformed, pewartaan firman adalah tindakan sentral dalam ibadah karena Allah menyatakan diri-Nya melalui pewartaan yang setia.

Jonathan Edwards menekankan bahwa pengetahuan akan Allah adalah kebahagiaan tertinggi umat manusia, dan melalui Kristus kita dapat bertumbuh dalam pengenalan akan Dia.

“supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka”

C. Kasih Trinitarian yang Dibagikan

Inilah inti dari teologi ayat ini. Yesus tidak hanya ingin agar kita mengetahui Allah secara intelektual, tetapi juga mengalami kasih Allah. Kasih yang dimaksud di sini adalah kasih kekal yang dimiliki Bapa kepada Anak. Kasih ini bersifat kekal, kudus, dan penuh persekutuan.

Menurut teologi Reformed, kasih Allah bukanlah kasih yang sentimental atau berubah-ubah, tetapi adalah ekspresi dari kehendak ilahi yang kekal. Kasih ini dinyatakan kepada umat pilihan melalui Kristus.

Menurut Louis Berkhof, kasih Allah kepada Anak merupakan dasar dari seluruh rencana penebusan. Ketika Yesus berkata bahwa kasih itu harus ada dalam diri kita, Ia menginginkan agar kita dimasukkan ke dalam persekutuan kasih yang kekal itu.

“dan Aku di dalam mereka.”

D. Kristus Diam di Dalam Umat-Nya

Frasa ini adalah puncak dari seluruh ayat. Yesus menyatakan bahwa Ia akan tinggal di dalam mereka. Ini bukan hanya kehadiran simbolik, tetapi kehadiran yang nyata melalui Roh Kudus. Dalam teologi Reformed, ini disebut sebagai unio mystica—kesatuan mistis antara Kristus dan orang percaya.

John Calvin menulis bahwa keselamatan sejati hanya terjadi jika Kristus tinggal di dalam kita. Ini bukan hanya percaya pada doktrin, melainkan mengalami persekutuan sejati dengan Kristus.

Kesatuan ini adalah dasar dari pengudusan, penghiburan, dan pengharapan kekal.

3. Pandangan Teologi Reformed: Dimensi Trinitas dan Persekutuan

Teologi Reformed sangat menekankan kesatuan Allah Tritunggal dan persekutuan kasih-Nya dengan umat pilihan. Dalam Yohanes 17:26, kita melihat interaksi antara Bapa, Anak, dan umat. Kasih dari Bapa kepada Anak kini menjadi milik umat, karena Kristus bersatu dengan mereka.

A. Pewahyuan dalam Konteks Pemilihan

Dalam teologi Reformed, keselamatan adalah inisiatif Allah dari kekekalan. Nama Allah diberitahukan bukan kepada semua orang tanpa kecuali, tetapi kepada mereka yang dipilih. Seperti kata Yesus dalam Yohanes 17:9, “Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku.”

B. Peran Kristus sebagai Pengantara

Yesus bertindak sebagai Imam Besar, Pengantara yang menyatakan nama Allah dan membawa umat masuk ke dalam kasih Allah. Hal ini sejalan dengan threefold office (tiga jabatan Kristus): Nabi, Imam, dan Raja.

4. Aplikasi Praktis dalam Kehidupan Orang Percaya

A. Mengenal Allah dengan Lebih Dalam

Karena Kristus telah memberitahukan nama Allah, tugas kita sebagai orang percaya adalah mengenal-Nya lebih dalam. Ini terjadi melalui:

  • Pembacaan Firman yang mendalam.

  • Doa yang berorientasi pada kehendak Allah.

  • Perenungan akan kasih karunia Allah dalam Kristus.

B. Mengalami Kasih Allah secara Eksistensial

Kita bukan hanya tahu bahwa Allah mengasihi kita, tetapi juga mengalami kasih itu di dalam hati. Ini terjadi saat kita:

  • Menyadari nilai salib Kristus.

  • Menikmati persekutuan dengan sesama orang percaya.

  • Menyerahkan diri dalam doa dan penyembahan.

C. Hidup dalam Kesatuan dengan Kristus

Karena Kristus diam di dalam kita, maka kehidupan kita harus mencerminkan realitas itu:

  • Menjalani hidup dalam kekudusan.

  • Hidup dalam ketaatan kepada kehendak-Nya.

  • Menjadi saksi akan kasih dan kebenaran-Nya.

5. Peneguhan dari Para Teolog Reformed

A. John Calvin

Dalam komentarnya tentang Yohanes 17, Calvin berkata:

“Kristus menunjukkan bahwa Ia tidak sekadar mengajar secara eksternal, tetapi Ia mencurahkan kasih karunia agar pengenalan akan Allah dapat tertanam di dalam hati.”

B. Herman Bavinck

Dalam Reformed Dogmatics, Bavinck menekankan bahwa pewahyuan Allah dalam Kristus bukan hanya untuk memberi informasi, tetapi untuk membawa umat ke dalam persekutuan ilahi.

C. Martyn Lloyd-Jones

Dalam khotbahnya tentang doa Yesus, Lloyd-Jones berkata bahwa Yohanes 17:26 adalah “janji tertinggi akan persekutuan kekal antara Kristus dan umat-Nya—yang tidak pernah bisa dipisahkan.”

6. Hubungan dengan Doktrin Keselamatan

Yohanes 17:26 memperlihatkan keterkaitan yang erat antara:

  • Doktrin pewahyuan: Allah dikenal hanya melalui Kristus.

  • Doktrin kasih karunia: Kasih Allah diterima bukan karena jasa kita, tetapi karena Kristus.

  • Doktrin persatuan dengan Kristus: Keselamatan berarti bersatu dengan Kristus, baik dalam kematian maupun kehidupan-Nya.

7. Relevansi Yohanes 17:26 di Tengah Dunia Modern

Dalam dunia yang semakin pluralistik, relativistik, dan menolak kebenaran absolut, ayat ini menjadi peneguhan bahwa:

  • Allah hanya dapat dikenal melalui Kristus.

  • Kasih sejati hanya berasal dari persekutuan dengan Allah Tritunggal.

  • Kehidupan sejati hanya ditemukan dalam kesatuan dengan Kristus.

Ayat ini mendorong Gereja untuk terus memberitakan Injil dan mengarahkan umat untuk mengalami kasih Allah yang sejati.

Kesimpulan

Yohanes 17:26 adalah klimaks dari doa Yesus yang memperlihatkan misi-Nya dalam menyatakan nama Allah kepada umat pilihan. Ayat ini menyimpulkan seluruh rencana keselamatan: Allah dikenal dalam Kristus, kasih Allah diberikan kepada kita, dan Kristus sendiri tinggal di dalam kita.

Dalam terang teologi Reformed, ayat ini memperlihatkan:

  • Pewahyuan Allah sebagai tindakan aktif Kristus.

  • Kasih Trinitas yang dinikmati umat karena persekutuan dengan Kristus.

  • Persatuan mistis yang menghasilkan kehidupan baru dalam kasih dan kekudusan.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk terus mengenal Allah, mengalami kasih-Nya, dan hidup dalam kehadiran Kristus yang nyata. Doa Yesus di Yohanes 17 bukan hanya untuk para murid waktu itu, tetapi juga untuk kita—umat tebusan yang terus disempurnakan dalam kasih dan pengenalan akan Dia.

Next Post Previous Post