5 Pertanyaan tentang Reformasi

Pendahuluan: Mengapa Reformasi Masih Penting Hari Ini?
Reformasi Protestan bukan sekadar peristiwa sejarah gerejawi abad ke-16. Ia adalah gerakan pemurnian iman Kristen yang berdampak luas pada teologi, gereja, budaya, dan cara kita memahami hubungan antara Allah dan manusia. Dalam dunia yang semakin plural dan sekuler, pemahaman akan akar-akar Reformasi sangat krusial bagi gereja masa kini untuk tetap setia pada Injil sejati.
Pertanyaan 1: Apa Itu Reformasi Protestan dan Mengapa Terjadi?
Akar Sejarah dan Ketegangan Teologis
Reformasi Protestan secara resmi dimulai pada 31 Oktober 1517, ketika Martin Luther memaku 95 dalil di pintu gereja Wittenberg. Namun, gerakan ini muncul dari ketegangan panjang antara praktik Gereja Katolik Roma dan ajaran Kitab Suci. Isu-isu seperti penjualan indulgensi, otoritas Paus, dan keselamatan melalui perbuatan menjadi titik krisis.
John Calvin menulis:
“Tujuan Reformasi bukan memberontak, tetapi memulihkan kebenaran Allah dan menundukkan gereja kepada Firman-Nya.” – Institutes of the Christian Religion
Reformasi sebagai Gerakan Injili
Reformasi bukan sekadar protes, melainkan pemulihan Injil. R.C. Sproul menyebut Reformasi sebagai momen ketika “Injil dibebaskan dari kurungan ritualisme.” Reformasi menekankan bahwa keselamatan hanya oleh anugerah, melalui iman, dan dalam Kristus.
Pertanyaan 2: Apa Itu Lima Solas dan Mengapa Mereka Fundamental?
Salah satu warisan teologi Reformed paling dikenal adalah Lima Solas—lima prinsip dasar yang membedakan Reformasi dari teologi Katolik Roma saat itu.
1. Sola Scriptura (Hanya Kitab Suci)
Kitab Suci adalah satu-satunya otoritas tertinggi dan final bagi iman dan praktik.
“Tanpa Firman, tidak ada terang. Tanpa terang, gereja menjadi gelap.” – Martin Luther
Michael Horton menekankan bahwa gereja Reformed bukan anti-tradisi, tetapi menundukkan tradisi kepada Firman.
2. Sola Fide (Hanya Iman)
Manusia dibenarkan bukan oleh perbuatan, melainkan oleh iman yang hidup kepada Yesus Kristus.
J.I. Packer menyebut doktrin ini sebagai “artikelnya gereja berdiri atau jatuh”.
3. Sola Gratia (Hanya Anugerah)
Keselamatan adalah anugerah Allah yang murni, bukan hasil upaya manusia.
“Iman itu bukan kontribusi manusia, tetapi buah dari kasih karunia Allah.” – John Calvin
4. Solus Christus (Hanya Kristus)
Yesus Kristus adalah satu-satunya pengantara antara Allah dan manusia.
R.C. Sproul menekankan bahwa penghapusan peran imam dan sakramen sebagai jalan keselamatan adalah revolusi dalam Reformasi.
5. Soli Deo Gloria (Bagi Allah Saja Kemuliaan)
Segala sesuatu, termasuk keselamatan, dilakukan untuk kemuliaan Allah, bukan manusia, bukan gereja, bukan sistem.
Pertanyaan 3: Apakah Teologi Reformed Berbeda dari Sekadar “Protestan”?
Dari Protestan ke Reformed
Istilah “Protestan” mencakup banyak denominasi, tetapi Reformed merujuk pada garis teologi yang secara khusus dipengaruhi oleh John Calvin, Ulrich Zwingli, dan Reformator Swiss.
Ciri khas teologi Reformed:
-
Kedaulatan Allah yang mutlak
-
Pengakuan akan dosa manusia secara total
-
Pemilihan ilahi yang bersifat kekal (predestinasi)
-
Pentingnya kovenan (perjanjian) dalam hubungan Allah dan manusia
-
Regulasi ibadah berdasarkan Kitab Suci (Regulative Principle of Worship)
Lima Poin Calvinisme (TULIP)
Merupakan penjabaran dari pengakuan iman Reformed terhadap doktrin anugerah:
-
Total Depravity – Kerusakan total manusia karena dosa
-
Unconditional Election – Pemilihan berdasarkan kehendak Allah, bukan syarat manusia
-
Limited Atonement – Penebusan efektif hanya bagi yang dipilih
-
Irresistible Grace – Anugerah yang memanggil pasti membawa hasil
-
Perseverance of the Saints – Orang pilihan akan bertahan hingga akhir
Pertanyaan 4: Apakah Reformasi Menghapus Gereja Lama atau Memperbaharuinya?
Bukan Revolusi, Tapi Reformasi
Reformasi bukan penghapusan gereja, melainkan pemurnian gereja. Tujuannya adalah mengembalikan gereja kepada Injil yang sejati dan membebaskannya dari korupsi otoritas manusia.
John Calvin percaya bahwa gereja sejati ditandai oleh:
-
Pengajaran Firman yang benar
-
Perayaan sakramen yang benar
-
Disiplin gereja yang sehat
Gereja Reformed Mengakui Satu Gereja Universal
Teologi Reformed tidak mengklaim eksklusivitas sebagai satu-satunya gereja benar, tetapi menyatakan bahwa gereja sejati adalah persekutuan semua orang yang percaya kepada Kristus dan tunduk pada Firman-Nya.
Pertanyaan 5: Apakah Relevansi Reformasi Bagi Gereja Masa Kini?
1. Kembali ke Firman
Dalam dunia yang dibanjiri opini dan filsafat, Reformasi memanggil kita kembali kepada otoritas mutlak Kitab Suci.
2. Menolak Injil Palsu
Reformasi melawan segala bentuk keselamatan oleh usaha manusia, termasuk bentuk modernnya seperti:
-
Teologi kemakmuran
-
Legalisme
-
Sinkretisme budaya
3. Mewartakan Anugerah
Dalam dunia yang lelah bekerja untuk mencari nilai diri, Injil Reformasi berkata:
“Kamu tidak perlu membuktikan dirimu – Yesus sudah membayar semuanya.”
4. Ibadah yang Berpusat pada Allah
Reformasi mengingatkan kita bahwa ibadah bukan tentang pengalaman manusia, tetapi tentang kemuliaan Allah. Liturgi, musik, dan khotbah harus kembali berpusat pada Kristus dan Firman-Nya.
5. Hidup untuk Kemuliaan Allah
Reformasi membentuk pola hidup coram Deo—hidup di hadapan Allah, untuk Allah, dalam semua aspek: pekerjaan, keluarga, dan pelayanan.
Kesimpulan: Reformasi Bukan Masa Lalu, Tapi Kehidupan yang Terus Diperbaharui
Reformasi bukan sekadar momen sejarah, tetapi gerakan rohani yang terus relevan. Selama gereja mudah tergoda oleh kemuliaan manusia, sistem dunia, atau Injil palsu, semangat Reformasi tetap dibutuhkan.
Seperti kata Reformator:
“Ecclesia reformata, semper reformanda secundum verbum Dei” – Gereja yang telah direformasi, selalu perlu direformasi menurut Firman Allah.