Evangelical Repentance: Esensi Pertobatan Sejati

Evangelical Repentance: Esensi Pertobatan Sejati

Pendahuluan

Istilah "Evangelical Repentance" atau "Pertobatan Injili" mungkin terdengar asing bagi sebagian orang Kristen modern. Banyak yang memahami pertobatan sebatas perubahan perilaku atau rasa bersalah sesaat. Namun, dalam teologi Reformed, pertobatan memiliki makna yang lebih dalam, teologis, dan transformatif. Evangelical repentance bukan sekadar penyesalan emosional, melainkan buah dari kelahiran baru oleh Roh Kudus yang mengarah pada perubahan hati, pikiran, dan arah hidup secara menyeluruh.

Pertobatan Injili adalah respons manusia terhadap karya keselamatan Allah dalam Kristus, yang lahir dari iman dan dimampukan oleh anugerah. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi:

  • Definisi Evangelical Repentance dalam teologi Reformed

  • Eksposisi Alkitabiah dan sistematikanya

  • Pandangan para teolog Reformed klasik dan kontemporer

  • Aplikasi praktis dan pastoralnya dalam kehidupan Kristen

I. Definisi Evangelical Repentance

A. Bahasa dan Teologi

Kata Yunani untuk pertobatan adalah metanoia, yang secara harfiah berarti “perubahan pikiran.” Namun, dalam konteks Injil, maknanya lebih luas: perubahan pikiran, hati, dan kehendak terhadap dosa, Allah, dan kehidupan.

Evangelical Repentance (Pertobatan Injili) berbeda dari:

  • Legal repentance (pertobatan berdasarkan rasa takut akan hukuman),

  • Worldly sorrow (dukacita duniawi) yang hanya berujung pada kematian (2 Korintus 7:10).

John Calvin mendefinisikan pertobatan sejati sebagai:

“Pertobatan adalah perubahan sejati dari hidup, yang berasal dari rasa takut akan Allah, dan terdiri dari mortifikasi daging serta pembaruan manusia dalam gambar Allah.”

II. Dasar Alkitabiah Evangelical Repentance

A. Yesus dan Khotbah Pertama-Nya

“Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” (Markus 1:15)

Perintah ini bukan dua tindakan yang terpisah, tetapi dua sisi dari satu mata uang: iman dan pertobatan berjalan bersamaan sebagai respons terhadap Injil.

B. Kisah Para Rasul 2:37-38

“Ketika mereka mendengar hal itu, hati mereka sangat terharu...”

Roh Kudus menegur hati, menghasilkan penyesalan yang mengarah pada permohonan akan anugerah: “Apa yang harus kami perbuat?”

John Murray dalam bukunya Redemption: Accomplished and Applied menekankan bahwa:

“Pertobatan adalah bagian integral dari pengalaman keselamatan. Tidak ada iman sejati tanpa pertobatan sejati.”

III. Ciri-Ciri Evangelical Repentance Menurut Teologi Reformed

A. Kesadaran akan Dosa sebagai Pelanggaran terhadap Allah

Pertobatan Injili dimulai bukan dari rasa bersalah karena akibat dosa, tetapi karena kita telah berdosa terhadap Allah yang kudus (Mazmur 51:4). Seperti Daud berkata:

“Terhadap Engkaulah, terhadap Engkau saja aku telah berdosa.”

Thomas Watson, seorang Puritan Reformed, menyebut ini sebagai:

“Kesedihan suci yang muncul karena kita telah menghina kasih Allah, bukan sekadar melanggar hukum-Nya.”

B. Rasa Duka Rohani (Godly Sorrow)

2 Korintus 7:10 membedakan antara:

  • Dukacita duniawi, yang penuh penyesalan tetapi tanpa perubahan

  • Dukacita menurut kehendak Allah, yang menghasilkan keselamatan

Jonathan Edwards menjelaskan bahwa:

“Evangelical repentance bersumber dari hati yang telah diperbarui, bukan hanya pikiran yang disadarkan.”

C. Pembalikan Total Arah Hidup (Turning)

Pertobatan bukan sekadar menangis atau mengaku dosa, tapi juga berpaling dari dosa dan berjalan dalam ketaatan (Yesaya 55:7, 1 Tesalonika 1:9).

Pertobatan Injili mencakup:

  • Meninggalkan cara hidup lama

  • Mengasihi kekudusan

  • Berjuang dalam kekuatan Roh Kudus melawan dosa

D. Keberlangsungan (Continual Repentance)

Dalam teologi Reformed, pertobatan bukan satu kali saja, melainkan proses seumur hidup.

Martin Luther, dalam tesis pertamanya, berkata:

“Seluruh hidup orang percaya adalah pertobatan.”

R.C. Sproul menambahkan:

“Kekudusan lahir dari kehidupan yang terus-menerus menyesuaikan diri dengan Injil—dan itu mencakup pertobatan harian.”

IV. Evangelical Repentance dan Regenerasi

A. Regenerasi Mendasari Pertobatan

Dalam Ordo Salutis (Urutan Keselamatan Reformed), regenerasi mendahului pertobatan. Artinya, hanya mereka yang telah dilahirkan kembali yang mampu bertobat secara Injili.

John Owen menyebut pertobatan sebagai:

“Respon aktif dari jiwa yang telah dihidupkan oleh Roh terhadap terang Injil dan kasih karunia.”

V. Perbedaan Evangelical Repentance dengan Pertobatan Duniawi

AspekEvangelical RepentanceWorldly Sorrow
MotivasiKasih kepada Allah, kesadaran akan kekudusan-NyaTakut akan hukuman, rasa malu sosial
SumberRoh Kudus dan kelahiran baruHati yang belum diperbarui
HasilKehidupan baru, pertumbuhan kekudusanPenyesalan tanpa perubahan, kematian rohani
DurasiBerkelanjutan, menjadi gaya hidupSesaat, hilang saat tekanan mereda

VI. Pandangan Tokoh-Tokoh Reformed tentang Evangelical Repentance

John Calvin

  • Melihat pertobatan sebagai buah dari iman yang sejati

  • Menghubungkan pertobatan dengan pengudusan secara progresif

  • Menolak pertobatan sebagai dasar pembenaran (justification), tetapi sebagai buah dari keselamatan

Thomas Watson

  • Dalam bukunya The Doctrine of Repentance, ia menyatakan bahwa pertobatan terdiri dari:

    1. Pengakuan dosa

    2. Kesedihan mendalam

    3. Membenci dosa

    4. Meninggalkan dosa

    5. Menghidupi ketaatan

John Murray

  • Menekankan kesatuan antara iman dan pertobatan

  • Tidak melihat pertobatan sebagai syarat keselamatan, tetapi respon tak terelakkan dari hati yang percaya

R.C. Sproul

  • Menjelaskan bahwa pertobatan yang sejati adalah buah dari kasih karunia yang bekerja dalam hati yang keras

  • Tanpa pertobatan, iman hanya menjadi pengakuan mulut belaka

VII. Aplikasi Pastoral dan Penggembalaan

A. Dalam Pemberitaan Injil

Evangelical repentance harus menjadi bagian sentral dalam pemberitaan Injil. Injil tanpa seruan pertobatan akan menjadi Injil palsu yang permisif.

B. Dalam Pemuridan

Gereja harus mendidik jemaat untuk:

  • Mengakui dosa secara terbuka kepada Allah

  • Menyadari kasih karunia yang memampukan untuk berubah

  • Melihat pertobatan bukan sebagai beban, tapi sukacita anak yang dikasihi Bapa

C. Dalam Konseling Kristen

Evangelical repentance membebaskan dari:

  • Guilt trip legalistik

  • Perasaan malu tak berdasar

  • Self-pity yang merusak

Sebaliknya, itu membawa kepada:

  • Pemulihan hubungan dengan Allah

  • Transformasi hidup nyata

  • Keintiman rohani yang lebih dalam

VIII. Kesaksian Pertobatan Injili dalam Kehidupan Sehari-hari

  1. Melawan dosa tersembunyi, bukan menormalkannya

  2. Berkabung atas kecemaran hati, bukan hanya tindakan lahiriah

  3. Memburu kekudusan, bukan kesempurnaan diri

  4. Menerima disiplin Tuhan sebagai bentuk kasih, bukan kutukan

IX. Kesimpulan: Pertobatan Injili sebagai Jalan Hidup Orang Percaya

Evangelical repentance bukan produk emosi atau usaha manusia, tetapi buah dari karya Allah dalam hati manusia. Pertobatan sejati adalah hasil anugerah dan bukti bahwa seseorang telah mengalami Injil.

Sebagaimana Kristus membuka khotbah-Nya dengan, "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil," begitu pula kehidupan Kristen ditandai oleh perjalanan pertobatan yang berkelanjutan, dalam kasih karunia dan kebenaran

Previous Post