Kisah Para Rasul 2:38: Pintu Gerbang Pertobatan dan Keselamatan

Kisah Para Rasul 2:38: Pintu Gerbang Pertobatan dan Keselamatan

Eksposisi Alkitabiah dan Perspektif Teologi Reformed

“Jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.’”— Kisah Para Rasul 2:38

Pendahuluan

Kisah Para Rasul 2:38 adalah salah satu ayat paling penting dalam Perjanjian Baru tentang pertobatan, baptisan, dan penerimaan Roh Kudus. Dalam konteks khotbah Pentakosta oleh rasul Petrus, ayat ini bukan hanya menjadi tanggapan atas pertanyaan “Apa yang harus kami perbuat?”, tetapi juga membuka jalan menuju teologi keselamatan dalam kekristenan awal.

Artikel ini akan mengupas tuntas ayat tersebut secara gramatikal, teologis, dan praktikal, serta membandingkannya dengan ajaran Reformed yang klasik.

I. Latar Belakang Konteks Kisah Para Rasul 2:38

1. Khotbah Pentakosta

Ayat ini muncul tepat setelah Petrus menyampaikan khotbahnya yang menggugah. Ia menunjukkan bahwa Yesus yang disalibkan telah bangkit dan ditinggikan, dan bahwa para pendengarnya adalah pihak yang bersalah dalam penyaliban itu (Kis. 2:23).

Respon dari pendengar di ayat 37 adalah:

“Apa yang harus kami perbuat, saudara-saudara?”

Inilah momen penting ketika Injil menyentuh hati orang berdosa dan menghasilkan pertobatan sejati.

II. Eksposisi Ayat Kisah Para Rasul 2:38

Mari kita uraikan bagian per bagian:

1. “Bertobatlah…”

Kata dalam bahasa Yunani: μετανοήσατε (metanoēsate)
Maknanya adalah perubahan pikiran yang radikal—melibatkan emosi, kehendak, dan tindakan. Bukan sekadar merasa bersalah, tetapi berbalik dari dosa kepada Allah.

John Calvin menyebut pertobatan sebagai:
“Suatu transformasi hati yang menyeluruh, disertai dengan buah-buah nyata.”

2. “... dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus...”

Dalam teks Yunani, urutan ini memunculkan diskusi teologis: apakah baptisan mendahului pengampunan, ataukah pengampunan diberikan oleh iman dan disimbolkan lewat baptisan?

Pandangan Reformed:

  • Baptisan bukanlah penyebab pengampunan, melainkan tanda dan meterai dari kebenaran iman.

  • Louis Berkhof menjelaskan bahwa sakramen tidak menyelamatkan secara otomatis; keselamatan terjadi oleh iman kepada Kristus, dan baptisan meneguhkan janji itu secara eksternal.

3. “... untuk pengampunan dosamu...”

Ini berbicara tentang buah dari pertobatan dan iman: pengampunan dosa.

Dalam bahasa Yunani: eis aphesin tōn hamartiōn humōn
Artinya, pengampunan dalam kaitan dengan pertobatan dan baptisan, bukan karena baptisan semata.

R.C. Sproul menyatakan:
“Baptisan adalah tindakan ketaatan, tetapi bukan alat yang secara otomatis menghapus dosa. Yang menghapus dosa adalah darah Kristus dan iman kepada-Nya.”

4. “... maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.”

Penerimaan Roh Kudus adalah puncak dari pengalaman keselamatan. Dalam teologi Reformed, Roh Kudus diberikan kepada orang percaya pada saat mereka dilahirkan kembali.

III. Teologi Reformed: Baptisan dan Keselamatan

1. Baptisan Sebagai Tanda, Bukan Alat Keselamatan

Reformator seperti Calvin dan Ursinus (pengarang Katekismus Heidelberg) dengan tegas menyatakan bahwa:

  • Baptisan tidak menyelamatkan secara otomatis.

  • Tetapi menjadi tanda perjanjian anugerah.

  • Keselamatan adalah hasil iman sejati, bukan ritual.

2. Pertobatan dan Iman: Dua Sisi dari Koin yang Sama

Kisah Para Rasul 2:38 menyebut “bertobatlah”, tetapi dalam Kisah Para Rasul 16:31, dikatakan:
“Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan diselamatkan.”

Artinya, pertobatan dan iman adalah dua aspek dari satu respons terhadap Injil.

IV. Pandangan Beberapa Pakar Reformed

1. John Calvin

Dalam Institutes, Calvin menekankan bahwa:

  • Pertobatan sejati akan menghasilkan ketaatan.

  • Baptisan adalah tanda dari kebenaran, tetapi bukan syarat keselamatan itu sendiri.

2. Louis Berkhof

Berkhof menyebut Kisah Para Rasul 2:38 sebagai bukti bahwa:

“Ritus sakramental harus dikaitkan dengan janji Injil. Baptisan adalah meterai visual dari Injil, tetapi bukan pengganti iman.”

3. R.C. Sproul

Dalam Essential Truths of the Christian Faith:

“Seseorang bisa saja dibaptis tetapi tetap belum lahir baru, jika tidak disertai iman yang sejati dan pertobatan dari hati.”

V. Isu Teologis: Apakah Baptisan Menyelamatkan?

Beberapa kelompok (seperti gereja Campbellites) menjadikan Kis. 2:38 sebagai teks dasar untuk ajaran bahwa baptisan air diperlukan untuk keselamatan.

Namun dalam teologi Reformed, hal ini dianggap sebagai bentuk kesalahan interpretasi karena:

  1. Seluruh Alkitab dengan jelas mengajarkan keselamatan oleh iman saja (Efesus 2:8–9; Roma 3:28).

  2. Banyak tokoh dalam Kisah Para Rasul diselamatkan sebelum dibaptis (contoh: Kornelius dalam Kisah 10).

  3. Baptisan harus dipahami sebagai konsekuensi iman, bukan prasyarat keselamatan.

VI. Aplikasi Pastoral dari Kisah Para Rasul 2:38

1. Pertobatan yang Sejati

  • Pertobatan bukan hanya emosi, tetapi perubahan hidup.

  • Dalam pelayanan pastoral, kita harus menekankan pentingnya metanoia, bukan hanya penyesalan sesaat.

2. Pentingnya Ketaatan Dalam Baptisan

  • Meskipun bukan syarat keselamatan, baptisan adalah perintah Tuhan.

  • Orang percaya sejati akan menunjukkan buah ketaatan, termasuk dalam dibaptis.

3. Roh Kudus Diberikan Kepada yang Percaya

  • Roh Kudus adalah tanda anak-anak Allah (Roma 8:9).

  • Kehadiran Roh Kudus memberikan kuasa untuk hidup kudus.

VII. Tinjauan Eksistensial dan Misi

Kisah Para Rasul 2:38 bukan hanya menyampaikan doktrin. Ia adalah panggilan untuk pertobatan dan misi.

  • Setelah ayat ini, ribuan orang dibaptis (Kis. 2:41).

  • Gerakan misi dimulai dari hati yang bertobat.

Dalam konteks gereja masa kini:

Gereja perlu kembali kepada semangat Petrus dalam mengabarkan Injil dengan kuasa dan mengundang orang kepada pertobatan sejati.

VIII. Baptisan dalam Nama Yesus?

Mengapa dalam ayat ini dikatakan "dibaptis dalam nama Yesus Kristus", bukan "dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus"?

Penjelasan:

  • Frasa ini bukan formula liturgis, melainkan pernyataan otoritas.

  • Dalam konteks Kis. 2, baptisan dalam nama Yesus berarti mengakui otoritas Yesus sebagai Mesias.

  • Ini tidak bertentangan dengan Matius 28:19, melainkan memperjelas bahwa Yesus adalah pusat iman Kristen.

IX. Kesimpulan: Pintu Gerbang Menuju Hidup Baru

Kisah Para Rasul 2:38 menjadi inti dari Injil:

  • Pertobatan adalah respons terhadap karya Kristus.

  • Baptisan adalah simbol masuk ke dalam tubuh Kristus.

  • Pengampunan dosa dan penerimaan Roh Kudus adalah hasil dari kasih karunia Tuhan.

Dalam terang ajaran Reformed:

  • Kita tidak diselamatkan karena baptisan, tetapi karena iman kepada Yesus Kristus.

  • Baptisan menjadi ekspresi ketaatan dan identitas dalam tubuh Kristus.

  • Roh Kudus hadir untuk membimbing, memeteraikan, dan memampukan orang percaya.

Next Post Previous Post