Ibrani 11:40 Allah Telah Menyediakan Sesuatu yang Lebih Baik

Pendahuluan
Ibrani 11 adalah pasal terkenal yang sering disebut sebagai “Galeri Pahlawan Iman.” Penulis kitab Ibrani menyoroti tokoh-tokoh Perjanjian Lama yang hidup dengan iman meskipun mereka tidak menerima secara penuh janji yang dijanjikan.
Pasal ini ditutup dengan pernyataan yang mengejutkan dan sangat dalam secara teologis:
“Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.” (Ibrani 11:40, TB)
Ayat ini menyatakan bahwa Allah merancang seluruh sejarah keselamatan dalam dua fase besar: janji dan penggenapan, dan bahwa seluruh umat Allah—dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru—disatukan dalam satu rencana agung menuju kesempurnaan kekal dalam Kristus.
Mari kita eksplorasi ayat ini dari berbagai aspek: eksposisi kata demi kata, konteks sejarah, pemahaman teologis Reformed, serta relevansi bagi kehidupan Kristen masa kini.
I. Konteks Historis dan Naratif
Kitab Ibrani ditulis kepada orang Kristen Yahudi yang sedang menghadapi tekanan dan godaan untuk meninggalkan iman Kristen dan kembali ke Yudaisme. Penulis memberikan dorongan kuat untuk bertahan dalam iman, mengingatkan bahwa iman yang sejati selalu bertahan meski belum melihat penggenapan.
Dalam Ibrani 11:1 dikatakan:
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Lalu ditutup dengan ayat 40—penjelasan bahwa semua tokoh iman itu tidak menerima janji secara penuh, karena Allah menyediakan sesuatu yang lebih baik untuk kita.
II. Eksposisi Kata per Kata (Ibrani 11:40)
1. “Sebab Allah telah menyediakan…”
Kata “menyediakan” berasal dari kata Yunani problepō (προβλέπω), yang berarti melihat ke depan dan mempersiapkan. Ini menunjukkan bahwa Allah bukan bereaksi, tetapi merencanakan keselamatan dari semula.
Herman Bavinck menyebut ini sebagai rencana kekal Allah (decretum aeternum Dei), bahwa Allah merancang keselamatan dengan sengaja, progresif, dan terarah.
John Calvin menegaskan:
“Dalam segala sesuatu, kita harus melihat kepada kehendak Allah yang berdaulat dan kasih karunia-Nya yang menetapkan rencana penebusan sejak semula.”
2. “...sesuatu yang lebih baik bagi kita”
Apa yang dimaksud “lebih baik”? Penulis membandingkan dengan iman para tokoh PL yang hanya melihat janji dari jauh, sementara kita di era Injil melihat penggenapannya dalam Kristus.
Lebih baik di sini merujuk kepada:
-
Kristus sebagai penggenapan janji Mesianik (Ibrani 1:1–3)
-
Perjanjian Baru yang lebih baik (Ibrani 8:6)
-
Penebusan yang sempurna oleh darah Kristus (Ibrani 9:12)
-
Hak masuk ke hadirat Allah (Ibrani 10:19–22)
R.C. Sproul mengatakan:
“Lebih baik bukan berarti para pendahulu kurang berharga, tetapi bahwa kita sekarang hidup dalam zaman penggenapan yang mereka nantikan.”
3. “Tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan”
Inilah bagian paling misterius dan mendalam. Artinya, rencana Allah tidak selesai pada Perjanjian Lama saja. Kesempurnaan hanya datang ketika seluruh umat Allah—dari segala zaman—disatukan di dalam Kristus.
Kesempurnaan (teleiosis) bukan sekadar moralitas atau hidup baik, tetapi menunjuk pada penggenapan total dari maksud Allah, yaitu:
-
Penyatuan umat-Nya dalam satu tubuh (Efesus 2:14–18)
-
Kebangkitan tubuh dan hidup kekal (Roma 8:30; Ibrani 12:23)
-
Kemuliaan kekal dalam kerajaan Allah (Wahyu 21–22)
Martyn Lloyd-Jones menyebut ini sebagai “the completed plan of redemption”—bahwa kesempurnaan umat Allah adalah visi eskatologis yang menanti kedatangan kembali Kristus.
III. Perspektif Teologi Reformed
1. Kesatuan Rencana Allah: Satu Umat, Satu Keselamatan
Teologi Reformed menolak pemisahan tajam antara Israel PL dan gereja PB. Sebaliknya, umat Allah adalah satu dari sejak Abraham sampai gereja saat ini.
Bavinck menyebut ini sebagai organisitas perjanjian: umat Allah berkembang secara progresif, namun tetap satu tubuh rohani.
Ibrani 11:40 mendukung hal ini: mereka tidak disempurnakan tanpa kita—karena kita semua satu keluarga rohani.
2. Kristus adalah Pusat Segalanya
Baik para tokoh PL maupun orang percaya masa kini, semua menerima keselamatan karena Kristus. Perbedaannya adalah mereka melihat ke depan, kita melihat ke belakang.
John Calvin menyebutkan:
“Iman mereka dan iman kita berbeda dalam arah, tetapi sama dalam objek: Kristus, Anak Allah.”
3. Janji Allah Selalu Digenapi dalam Waktu-Nya
Teologi Reformed sangat menekankan bahwa janji Allah tidak pernah gagal. Meskipun Abraham tidak melihat tanah perjanjian secara penuh, ia tetap percaya (Ibrani 11:10).
Kesabaran dalam iman adalah tanda umat sejati. Seperti kata Ibrani 6:12:
“Jangan menjadi lamban, tetapi jadilah penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan.”
IV. Aplikasi Praktis bagi Kehidupan Kristen
1. Hidup dalam Pengharapan Eskatologis
Ibrani 11:40 mengajak kita melihat bahwa hidup ini bukan akhir. Kesempurnaan belum datang, tapi sudah dijamin. Ini memberi:
-
Penghiburan di tengah penderitaan
-
Ketekunan dalam kesetiaan
-
Visi kekal di tengah dunia sementara
2. Kita Adalah Bagian dari Rencana Allah yang Besar
Kita bukan penonton, tetapi peserta dalam narasi besar penebusan. Iman kita menyempurnakan perjalanan iman generasi sebelumnya.
3. Waktu Allah Lebih Baik dari Waktu Kita
Para pahlawan iman tidak mendapatkan semua janji di bumi, tetapi mereka tetap percaya. Kita diajak untuk hidup oleh iman, bukan oleh penglihatan.
4. Kesempurnaan Bukan di Dunia Ini
Kesempurnaan bukan datang melalui sistem politik, ekonomi, atau pencapaian pribadi. Hanya di dalam Kristus, ketika Ia datang kembali, kesempurnaan itu akan tergenapi.
V. Penutup: Warisan Iman yang Menginspirasi
Ibrani 11:40 adalah puncak dari kisah pahlawan iman—bukan karena mereka hebat, tetapi karena mereka percaya pada Allah yang menyediakan sesuatu yang lebih baik.
Hari ini, kita juga dipanggil untuk:
-
Melanjutkan perjalanan iman itu
-
Memperjuangkan kekudusan
-
Mengarahkan hati kepada penggenapan janji dalam Kristus
Kiranya kita menjadi bagian dari kesempurnaan yang Allah siapkan bagi seluruh umat-Nya.