Kisah Indah Anugerah Allah
I. Pendahuluan: Mengapa “The Story of Grace”?
Kata “grace” (anugerah) bukan sekadar tema, melainkan inti dari Injil. Dalam tradisi Reformed, keselamatan hanya oleh grace alone, bukan karena usaha manusia. Artikel ini membahas bagaimana Kisah Rahmat—The Story of Grace—dinyatakan dalam Alkitab, dimaknai oleh teolog Reformed, dan dihidupi oleh jemaat sebagai fondasi iman.
II. Dasar Alkitabiah: What Is Grace?
Menurut Reformed Theological Seminary:
“Grace is at the heart of the Reformed faith … many Christians fail to grasp what it means.”
Grace bukan sekadar konsep, melainkan realitas teologis: kasih Allah yang menyelamatkan, membentuk, dan memelihara umat-Nya.
Michael Reeves menyampaikan:
“Even those who rejoice in God’s grace may find themselves lean toward relying on good works… he presents a biblical vision of the glorious freedom that God gives to all who come to Him with empty and open hands."
Bagi Reformed, grace (anugerah) dimulai dari foreordination Tuhan (pemilihan), diperantarai dalam penebusan Kristus, dan direalisasikan dalam regenerasi Roh Kudus (monergism)
III. Struktur “The Story of Grace” dalam Kitab Suci
A. Kisah Agung Penciptaan, Kejatuhan, dan Janji
Allah menciptakan manusia tanpa dosa, tetapi Adam jatuh ke dalam dosa, memisahkannya dari Allah. Namun di tengah kejatuhan itu-Nya memberi janji penebusan (Kej. 3:15)—protoevangelium, menggambarkan rahmat sebagai awal dari kisah yang lebih besar.
B. Puncaknya di dalam Kristus: Inkarnasi, Kematian, Kebangkitan
Gereja Perdana mulai memahami bahwa rahmat Allah ditampilkan secara penuh dalam Kristus: Ia datang, mati, dan bangkit sebagai korban keselamatan. Ini menjadi inti dari Story of Grace.
C. Penggenapan dalam Gereja dan Roh Kudus
Roh Kudus menghidupkan iman, mengoreksi, dan memelihara orang-orang pilihan. Gereja menjadi komunitas rahmat—tempat Injil dielu-elukan dan sakramen dirayakan sebagai tanda dan meterai janji Allah.
IV. Pendapat Teolog Reformed tentang Kisah Rahmat
A. Grace sebagai Dasar Keselamatan (Sola Gratia)
Dalam teologi Reformed, seperti yang dijelaskan oleh Westminster Confession of Faith dan Canons of Dort:
-
Grace is unconditional (anugerah tanpa syarat)
-
Election is unconditional
-
Faith is a gift dari Allah, bukan hasil usaha manusia
“We are saved by grace through faith—and it is not of ourselves; it is the gift of God” (Efesus 2:8–9). Grace membentuk iman itu sendiri.
B. Perseverance and Preservation
R.C. Sproul menekankan:
“God’s preserving grace makes our perseverance both possible and actual”
Artinya: pertobatan awal hanya bagian awal. Orang percaya dipelihara hingga akhir oleh rahmat Allah yang tidak pernah gagal.
C. Grace dalam Pelayanan Hidup Sehari-hari
Reformed tidak hanya menekankan pengajaran keselamatan, tetapi juga penerapan rahmat dalam sanctification—hidup benar karena dihargai oleh kasih yang telah membebaskan. Reeves menjelaskan:
“freedom that God gives to all who come to Him with empty and open hands”
V. Eksposisi Alkitabawi: Bagaimana Firman Mengisahkan Rahmat
A. Ayat-Ayat Kunci
-
Roma 3:24 – "dibenarkan sebagai anugerah oleh penebusan dalam Kristus Yesus."
-
Titus 2:11–12 – “Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan telah dinyatakan kepada semua orang. Ia mendidik kita…”
-
1 Yohanes 3:16 – “Inilah kasih: bahwa Dia telah menyerahkan nyawa-Nya bagi kita...”—kasih yang terlihat dalam perbuatan nyata
Kisah Rahmat bukan hanya teologi abstrak, tapi tindakan jelas: pengorbanan Kristus, penebusan dosa, dan pemulihan hubungan manusia dengan Allah.
B. How Story of Grace Dinyatakan
Monergism—di mana Allah bekerja sendiri dalam keselamatan tanpa bantuan manusia—adalah pusat cara Reformed memahami grace. Reeves dan Ligon Duncan menekankan: pengalaman iman sejati terbangun oleh rahmat, bukan oleh usaha moral manusia. Reformed Theological Seminary
VI. “Story of Grace” dalam Kehidupan Gereja
A. Penginjilan dan Misi
Gereja dipanggil untuk mengisahkan Story of Grace kepada dunia: bagaimana manusia berdosa dikeluarkan dari kegelapan dan dibawa ke terang melalui Kristus. Misi bukan sekadar amal, tapi transformasi melalui Injil.
B. Disiplin Rohani: Doa, Firman, Sakramen
Gereja Reformed mendorong disiplin spiritual sebagai respon kepada kasih Allah: pembacaan Alkitab, doa, meditasi, dan sakramen adalah sarana di mana rahmat Allah diraih.
C. Pelayanan dan Etika
Grace tidak berarti kebebasan untuk berdosa, melainkan motivasi untuk hidup kudus. Grace mendorong gereja berdoa bagi bangsa, melayani sesama, dan berpegang pada kebenaran Firman untuk membentuk karakter Kristen yang hidup untuk memuliakan Allah
VII. Kisah Nyata: Testimoni dan Komunitas
Salah satu pengguna Reddit menulis:
“The Reformers were very committed to the idea that we are saved by grace through faith. There’s probably no tradition more committed to that idea than reformed soteriology.”
Dan yang lain menambahkan:
“Doctrine of Grace makes them above grace… they forgot they are merely apprehending the basic of infinite mystery.”
Kedua kutipan ini menegaskan dua aspek penting:
-
Grace benar-benar mendasar bagi iman Reformed
-
Sikap hati yang rendah tetap mutlak diperlukan, sebab grace bukan milik kita
VIII. Aplikasi Praktis: Bagaimana Kita Menghidupi Kisah Rahmat
A. Hidup dalam Keselamatan dan Kerendahan Hati
Menyadari bahwa segala yang kita miliki adalah karena kasih karunia, bukan usaha, mendorong kita hidup rendah hati dan bersyukur—bukan bangga akan diri sendiri.
B. Mengasihi dengan Kasih Karunia
Karena kita telah menerima kasih secara cuma-cuma, kita dipanggil untuk memberi—melalui belas kasihan, pengampunan, dan pelayanan tanpa pamrih.
C. Mengajarkan Kebenaran dengan Kasih
Sebagai gereja, kita harus menegakkan kebenaran Alkitab dengan penuh kasih: bukan doktrin kering, melainkan kebenaran yang membentuk jiwa karena iman yang dihidupkan oleh rahmat Allah.
IX. Kesimpulan: Kisah Rahmat Sebagai Panggilan Hidup
The Story of Grace adalah alur utama narasi Alkitab: dari Allah yang memilih, Kristus yang menebus, Roh Kudus yang memulihkan, hingga kehidupan yang terus bertumbuh oleh kasih karunia.
-
Grace membebaskan dari dosa
-
Grace menghasilkan iman dan hidup baru
-
Grace memelihara hingga parousia Kristus
-
Grace membentuk karakter dan pelayanan yang memuliakan Allah
Dalam teologi Reformed, kita dipanggil untuk terus hidup dalam sorgawi perspective of grace—having received much, we should love much.
Mari kita terus mewartakan kisah ini: bahwa Allah berbuat segala sesuatu bagi kemuliaan-Nya dan keselamatan umat-Nya. Itu adalah Kisah Rahmat—The Story of Grace.