Iman dan Karakter di dalam Kristus: Fondasi Hidup Kristen Sejati
Pendahuluan: Iman dan Karakter sebagai Identitas Orang Percaya
Dalam kehidupan Kristen, dua hal yang tak terpisahkan dan sangat esensial adalah iman dan karakter. Iman adalah sarana melalui mana manusia dipersatukan dengan Kristus dan menerima anugerah keselamatan. Sementara itu, karakter adalah buah dari iman sejati, bukti nyata bahwa Kristus hidup di dalam seseorang. Dalam perspektif teologi Reformed, iman yang sejati selalu menghasilkan transformasi hidup – yakni pembentukan karakter yang sesuai dengan gambar Kristus.
Sebagaimana Rasul Paulus menegaskan dalam Galatia 2:20, “...namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” Iman bukan hanya kepercayaan intelektual, tetapi penyatuan hidup dengan Kristus, yang menghasilkan perubahan moral, spiritual, dan etis.
1. Pengertian Iman Menurut Teologi Reformed
Dalam teologi Reformed, iman dipahami sebagai karunia Allah (Efesus 2:8-9), bukan hasil usaha manusia. Iman adalah respons yang lahir dari karya Roh Kudus di dalam hati manusia yang telah dilahirkan kembali. Reformator seperti John Calvin menyebut iman sebagai “pengetahuan yang pasti dan teguh akan kasih Allah di dalam Kristus.”
Ciri-Ciri Iman Sejati:
-
Bersandar sepenuhnya pada Kristus (Yohanes 14:6)
-
Menolak segala bentuk kepercayaan pada diri sendiri
-
Berbuah dalam kasih dan ketaatan (Yakobus 2:17)
-
Bersifat dinamis dan bertumbuh
Iman yang Menyelamatkan
Iman bukan sekadar percaya bahwa Allah ada, melainkan mempercayakan diri sepenuhnya kepada Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat. Louis Berkhof, teolog Reformed ternama, menekankan bahwa iman menyelamatkan bukan karena kekuatannya sendiri, tetapi karena objeknya – yaitu Yesus Kristus.
2. Karakter dalam Kristus: Buah dari Iman
Iman yang sejati tidak pernah tinggal sendiri. Iman selalu menghasilkan buah yang tampak dalam karakter yang diperbaharui (Galatia 5:22-23). Karakter adalah refleksi dari kehidupan rohani seseorang – dan dalam iman Kristen, itu berarti karakter Kristus dimeteraikan dalam hati dan tindakan orang percaya.
Karakter Kristen: Citra Kristus dalam Diri Kita
Karakter yang dibentuk oleh Roh Kudus mencakup:
-
Kasih (Love)
-
Sukacita (Joy)
-
Damai sejahtera (Peace)
-
Kesabaran (Patience)
-
Kemurahan dan kebaikan (Kindness & Goodness)
-
Kesetiaan (Faithfulness)
-
Kelemahlembutan (Gentleness)
-
Penguasaan diri (Self-Control)
Reformator seperti Jonathan Edwards meyakini bahwa “kemuliaan terbesar seorang Kristen bukan terletak pada pengalaman spiritualnya, tetapi pada karakter kudus yang tampak dalam kehidupannya.”
3. Hubungan Iman dan Karakter: Dua Sisi dari Koin yang Sama
Dalam surat Yakobus 2:18 dikatakan, “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatanku.” Ini menekankan bahwa iman sejati akan terlihat melalui hidup yang penuh karakter Kristus.
Iman yang Berbuah
Menurut R.C. Sproul, iman dan perbuatan bukanlah musuh, melainkan kawan. Iman adalah akar, dan karakter adalah buahnya. Gereja Reformed secara historis menolak antinomianisme (pandangan bahwa hukum moral tidak lagi berlaku bagi orang percaya), dan menekankan pentingnya kesalehan dan pertobatan sebagai bukti iman.
4. Pembentukan Karakter: Karya Roh Kudus dalam Pengudusan
Iman yang sejati tidak hanya membawa kepada justifikasi (pembenaran), tetapi juga kepada sanctification (pengudusan). Karakter Kristen bukan dibentuk oleh kekuatan manusiawi, melainkan oleh karya Roh Kudus yang terus-menerus mengubah kita.
Peran Roh Kudus dalam Pembentukan Karakter
-
Membawa kita kepada Firman
-
Menyadarkan kita akan dosa
-
Memberi kuasa untuk melawan dosa
-
Membentuk kita seturut karakter Kristus
John Owen, salah satu tokoh Puritan dan teolog Reformed besar, menulis: “Roh Kudus adalah Agen utama dalam proses pengudusan, tanpa-Nya tidak ada kekudusan sejati.”
5. Gereja Sebagai Konteks Pertumbuhan Iman dan Karakter
Gereja adalah tubuh Kristus dan juga wadah di mana iman dan karakter orang percaya ditumbuhkan. Di dalam komunitas iman, orang percaya:
-
Diberi pengajaran yang benar
-
Dikuatkan oleh sakramen
-
Diteguhkan oleh persekutuan
-
Ditegur dan dibimbing dalam kasih
Teologi Reformed menekankan pentingnya means of grace (sarana anugerah) seperti pemberitaan firman, sakramen, dan disiplin gereja sebagai cara Allah membentuk umat-Nya. Karakter Kristen tidak berkembang di dalam isolasi, melainkan melalui kehidupan bergereja yang aktif dan alkitabiah.
6. Tantangan Iman dan Karakter di Era Modern
Di tengah arus zaman yang mementingkan penampilan luar, kesuksesan instan, dan budaya hedonisme, iman dan karakter Kristen mengalami tekanan besar. Godaan untuk menyamakan diri dengan dunia sangat kuat. Namun, teologi Reformed mengingatkan kita bahwa:
“Non conformitas dengan dunia adalah tanda hidup dalam Kristus.” — John Calvin
Strategi Bertahan dalam Kristus:
-
Terus-menerus memperbaharui diri dalam Firman (Roma 12:2)
-
Menjaga disiplin rohani (doa, puasa, ibadah)
-
Menghindari kompromi dengan nilai-nilai dunia
-
Menjadi terang dan garam di tengah masyarakat
7. Teladan Kristus: Model Iman dan Karakter Sejati
Yesus Kristus adalah teladan iman dan karakter yang sempurna. Meski Dia adalah Allah sejati, namun dalam kemanusiaan-Nya Ia menunjukkan hidup yang berkenan kepada Allah:
-
Taat sampai mati (Filipi 2:8)
-
Penuh kasih dan pengampunan (Lukas 23:34)
-
Setia dalam penderitaan (Ibrani 5:8)
Iman kepada Kristus bukan hanya membawa keselamatan, tetapi juga panggilan untuk hidup seperti Dia.
“Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” – 1 Yohanes 2:6
8. Esensi Reformasi: Soli Deo Gloria dalam Iman dan Karakter
Iman dan karakter sejati menuntun kita untuk hidup bukan bagi diri kita sendiri, tetapi untuk kemuliaan Allah. Dalam lima solas Reformasi, iman dan karakter berkaitan erat dengan:
-
Sola Fide (hanya oleh iman) – Keselamatan hanya oleh iman, bukan perbuatan.
-
Sola Gratia (hanya oleh anugerah) – Karakter adalah buah anugerah, bukan hasil usaha manusia.
-
Soli Deo Gloria – Segala sesuatu, termasuk iman dan karakter, bertujuan untuk memuliakan Allah.
9. Aplikasi Praktis: Membangun Iman dan Karakter Kristiani
Langkah-Langkah Membangun Iman:
-
Membaca dan merenungkan Alkitab setiap hari
-
Membangun kehidupan doa yang konsisten
-
Menghadiri ibadah dan sakramen secara rutin
-
Bergumul dalam komunitas rohani
Langkah-Langkah Membentuk Karakter:
-
Refleksi dan pertobatan atas dosa pribadi
-
Membentuk kebiasaan saleh
-
Menjaga integritas dalam kehidupan sehari-hari
-
Meneladani kehidupan Kristus
Kesimpulan: Hidup di Dalam Kristus adalah Hidup dalam Iman dan Karakter
Iman sejati yang diberikan oleh anugerah Allah akan selalu menghasilkan karakter yang serupa dengan Kristus. Dalam teologi Reformed, tidak ada dikotomi antara pembenaran dan pengudusan. Keduanya berjalan bersama dalam satu paket keselamatan yang lengkap di dalam Kristus.
Ketika kita hidup dalam iman, kita tidak hanya diselamatkan, tetapi juga dipanggil untuk berubah – menjadi gambar dan rupa Kristus yang nyata di dunia ini. Iman yang hidup selalu dibuktikan oleh karakter yang saleh. Dan karakter yang sejati tidak dapat dihasilkan oleh usaha manusia, tetapi oleh karya Roh Kudus dalam hidup yang berserah penuh kepada Tuhan.